Stasiun Petarukan

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Petarukan (PTA) (Jawa: ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀ꦥꦼꦠꦫꦸꦏꦤ꧀, translit. Setasiyun Petarukan) merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Serang, Petarukan, Pemalang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +10 m ini termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang.

Stasiun Petarukan

Stasiun Petarukan
Lokasi
Koordinat6°53′42″S 109°27′9″E / 6.89500°S 109.45250°E / -6.89500; 109.45250Koordinat: 6°53′42″S 109°27′9″E / 6.89500°S 109.45250°E / -6.89500; 109.45250
Ketinggian+10 m
Operator
Letak
km 113+210 lintas Semarang Poncol-Tegal-Cirebon[1]
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi)
Jumlah jalur3 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe VPI GRS/Alstom dengan interlocking Len[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Awalnya stasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda pada petak stasiun ini hingga Stasiun Pemalang resmi dioperasikan mulai 30 Oktober 2008[4][5] dan kemudian segmen hingga Stasiun Sragi mulai 26 September 2012,[6] jumlah jalurnya bertambah menjadi tiga. Jalur 3 ditambahkan di sisi selatan stasiun sebagai sepur lurus hanya untuk arah Semarang, sedangkan jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Cirebon saja.

Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api. Ke arah timur, sebelum Stasiun Comal, terdapat bekas Halte Ujunggede yang sudah dinonaktifkan karena okupansi yang minim.

Insiden sunting

PLH Petarukan sunting

Pada tanggal 2 Oktober 2010, pukul 02.45 dini hari, kereta api Argo Bromo Anggrek dengan relasi Gambir-Surabaya (KA 4) menyeruduk kereta api Senja Utama Semarang relasi Pasar Senen-Semarang Tawang yang sedang berhenti di jalur 3 untuk mempersilakan KA 4 melaju. Kecelakaan ini diduga disebabkan masinis KA Argo Bromo Anggrek melanggar sinyal masuk stasiun; seharusnya berbelok dan melintas langsung di jalur 2. Sekitar 36 korban tewas dan merupakan kecelakaan kereta api terbesar sejak 2001.

Referensi sunting

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ "Detail Badan Usaha". lpjk.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-11. Diakses tanggal 2018-04-11. 
  5. ^ "Presiden SBY Resmikan Jalur Ganda KA". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-11. 
  6. ^ Ariyanto, Is (2012-09-26). "Uji Coba Rel Ganda". SoloPos.com. Diakses tanggal 2020-04-29. 

Pranala luar sunting

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Pemalang
ke arah Tegal
Tegal–Brumbung Ujunggede
ke arah Brumbung

Koordinat: 6°53′51″S 109°26′59″E / 6.89750°S 109.44972°E / -6.89750; 109.44972{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman