Simulasi penerbangan

Simulasi penerbangan (bahasa Inggris: flight simulator) merupakan alat simulasi dengan sistem yang menampilkan gambaran lingkungan penerbangan sebuah pesawat terbang yang mendekati kenyataan untuk tujuan pelatihan penerbangan atau lainnya. Perbedaan tipe simulasi penerbangan untuk tujuan pelatihan dengan permainan komputer adalah ukuran dari kokpit dan akurasi dari citra yang diolah oleh perangkat lunak.

Simulasi penerbangan F/A-18 Hornet diatas kapal induk USS Independence

Deskripsi sunting

 
Gambaran Kokpit Pesawat

Simulasi penerbangan sering digunakan dalam industri penerbangan dan militer untuk melatih pilot, simulasi bencana, dan pengembangan sebuah pesawat. Teknik simulasi penerbangan juga digunakan dalam industri antariksa sebagai acuan untuk beberapa pekerjaan seperti:

  1. Pengembangan, pengujian, dan verifikasi sebuah perangkat keras dalam industri ini;
  2. Untuk pengujian dan pengembangan dari perangkat lunak pesawat;
  3. Sebagai pengembangan tampilan baru kokpit untuk meningkatkan kewaspadaan awak pesawat.

Edwun A. Link, Jr. adalah penemu flight simulator dan flight trainer pertama. Pada tanggal 11 Februari 2003, National Inventors Hall of Fame (NIHF) memberikan penghargaan kepada Edwun A. Link, Jr. karena simulasi penerbangannya berhasil menyelamatkan ribuan nyawa penerbang yang baru berlatih. Sayangnya penghargaan ini diberi setelah dia meninggal 22 tahun kemudian. Namanya kemudian ditetapkan sebagai salah satu seorang dari deretan Hall of Fame dalam sejarah penerbangan dunia. Selain itu, penggunaan simulator ini juga telah berhasil menekan biaya latihan sekecil-kecilnya dibandingkan menggunakan pesawat sesungguhnya. Kebutuhan operasional simulator hanyalah suplai arus listrik yang stabil. Sementara itu, pesawat terbang butuh bahan bakar dan biaya lainnya.

Profil Edwin Link sunting

Dia dilahirkan pada tahun 1904 di Huntington, Indiana, Amerika Serikat. Anak bungsu pasangan Edwin Link Sr. dan Katherine Martin. Dia menikah dengan Marion Clayton reporter majalah Binghamtom. Dia memiliki dua anak laki-laki William Martin dan Edwin Clayton.

Selama tahun 1920-an, dia bekerja di perusahaan pembuatan Organ Link Piano dan Organ Company di Binghamton. Kemudian belajar menerbangkan pesawat terbang dan mendapatkan 'pilot license' tahun 1927. Pada Tahun 1928, dia membangun Pilot Trainer yang kini disebut simulator. Dalam waktu singkat dia membuat berbagai macam simulator untuk berbagai tipe pesawat baik sipil maupun militer. Edward Link mengantongi tiga hak paten atas trainer ciptaannya yakni Paten No. 1.825.462 (12 maret 1920), No. 2.244.464 (3 Juni 1941), dan Paten No. 2.358.016 (12 September 1944). Selain membuat simulator, juga membuat alat penyelam untuk eksplorasi laut dalam sekalipun mengorbankan anak bungsunya Edwin Clayton saat mengoperasikan kapal ciptaannya.

Edwind A. Link Jr. tidak pernah lulus sekolah menegah. Namun, karena ciptaannya, dia mendapatkan lima gelar sarjana Honoris Causa dari beberapa perguruan tinggi. Kemudian berbagai penghargaan dari berbagai organisasi seperti Smithsonian Institution, Royal Aeronautical Society of London, dan Philadelphia's Franklin Institute.

Terbang Buta sunting

Flight Trainer yang diciptakan Link merupakan mesin tiruan yang bisa bergerak dalam tiga sumbu seperti pesawat, yakni gerakan pitch correction pitch (atas-bawah/mengangguk), roll (berguling), dan yaw (samping kanan kiri). Gerakan ini dihasilkan secara mekanik dari manipulasi vacuum suction dan bellows seperti yang digunakan pada organ dan piano. Trainer ini mirip kokpit dengan sebuah control column, control wheel, dua footpedal, dan berbagai macam instrumen terbang dan navigasi.

Trainer ditempatkan di atas empat buah pneumatic bellows yang dipasangkan pada suatu kerangka silang. Bila control column didorong ke depan, ia akan memutar sambungan di dalam bagian atas lubang masuk udara. Lubang ini akan mengurangi tekanan udara pada dua bellows di bagian depan dan menyebabkan trainer mengangguk ke depan sebagaimana layaknya pesawat terbang.

Karena flight trainer belum begitu diperlukan dalam dunia penerbangan, menyebabkan perusahaan Link tidak begitu berkembang. Meskipun dia membuat versi untuk dunia hiburan. Namun, dia tidak putus asa bahkan merancang flight trainer dengan instrumen layaknya pesawat sebenarnya yaitu dengan instrumen untuk terbang buta (blind flying) yang dikenal dengan nama terbang instrumen (instrument flying) 'terbang berpedoman pada penunjukkan instrumen pada kokpit.'

Pengguna sunting

Awalnya pemakai flying instrument adalah US Army Air Corps (Korps Udara Angkatan Darat- Sebelum menjadi US Air Force berdiri tahun 1949) setelah kehilangan lima penerbang dalam penerbangan pengantaran pos surat udara di malam hari, serta buruknya cuaca. Kemudian Angkatan Laut Jepang (Japan Maritime Self-Defense Force) dan 35 Negara yang sayangnya tidak terdokumentasikan. Saat ini flying trainer dapat dilihat di beberapa museum dirgantara di dunia.

Saat ini berbagai tipe "simulator" dijumpai dalam dunia penerbangan di dunia baik simulator Sipil maupun Militer. Indonesia sendiri dalam dunia militer menggunakan simulator F-16 Buatan Thomshon-CSF.