Senapan sundut

senapan panjang dari abad ke-15

Senapan sundut, bedil sundut, atau senapan sulut, atau juga disebut dengan nama arquebus (kadang dibaca harquebus atau hackbut) adalah senjata api awal yang digunakan pada abad ke-15 sampai abad ke-17. Sebagaimana penerusnya, musket atau senapan lontak, ini adalah senjata api smoothbore (lubang laras halus) yang lebih kecil daripada pendahulunya, membuatnya mudah dibawa. Senapan ini adalah awal dari senapan/bedil dan berbagai senjata laras panjang lainnya.

Contoh senapan sundut

Senapan sundut berat yang dibawa di atas kereta (mirip meriam) disebut arquebus à croc. Jenis ini menggunakan bola seberat setengah ons (14,17 gram).[1] Kata "senapan" sejatinya adalah kata Belanda yang baru datang pada tahun 1596. Ada jenis senjata api nusantara dikenal yang disebut istinggar atau satinggar, sebenarnya juga merupakan senapan sundut.[2]

Etimologi sunting

Senapan sundut berasal dari 2 kata. Senapan berarti senjata api berlaras panjang. Ia merupakan korupsi dari kata Belanda snappan.[2] Kata sundut bersinonim dengan sulut, dalam KBBI diartikan sebagai "memasang (api dan sebagainya)" dan "menyalakan".[3]

Mekanisme sunting

Senapan sundut diisi dari lubang moncong larasnya (muzzle load), hal ini mengakibatkan lamanya waktu pengisian. Untuk menghasilkan ledakan mesiu, senapan sundut menggunakan mekanisme pemantik, berbeda dengan mekanisme penerusnya yang menggunakan tekanan untuk meledakkan mesiu. Terdapat beberapa mekanisme picu senapan sundut, pertama dengan menggunakan pelatuk yang menyatu dengan picu berbentuk ular, disebut serpentine. Serpentine ini berada di luar senapan. Di bagian picu diletakkan tali sumbu untuk meledakkan mesiu. Sedang mekanisme kedua disebut matchlock (kancing sumbu) pelatuk dan picu terdapat di dalam senapan sehingga terlindungi, menggunakan pemantik yang sama dengan serpentine. Senapan sundut yang menggunakan mekanisme kunci-korek memiliki diameter laras lebih panjang daripada pendahulunya

Sejak pertengahan abad 16 mekanisme wheel lock (kancing roda) digunakan menggantikan matchlock. Nama senapan kait diklaim dari bentuk popornya yang melengkung. Mungkin juga dari senapan sundut paling awal yang memiliki kait metal dekat ujung larasnya yang mungkin digunakan untuk mengaitkannya pada benda padat untuk menyerap hentakan. Karena senapan sundut dibuat dengan tangan oleh bermacam tukang, tidak ada spesimen serupa.

Sejak akhir abad 16, senapan lontak mulai menggantikan senapan sundut di Eropa.

Sejarah tempur senapan sundut sunting

 
Senapan sundut Senapan Tanegashima Jepang dari zaman Edo.

Sangat penting dipahami bahwa senjata api kecepatan rendah ini digunakan melawan musuh yang menggunakan baju zirah lempengan baja, entah menutup sebagian maupun seluruh tubuh. Baju zirah lempeng adalah perlengkapan perang umum Eropa pada abad 15 sampai pertengahan abad 17. Era tersebut adalah era ketenaran senapan sundut. Menembak pelindung dada baru dengan pistol atau senapan sundut menjadi perlakuan umum. Bekas kecilnya akan menjadi bukti ketahanannya.

Senapan sundut hadir dalam jumlah besar setelah Pertempuran Pavia tahun 1525. Kekalahan ksatria Prancis oleh tembakan senapan sundut Spanyol menginspirasi bangsa lain untuk menggunakan senjata tersebut. Senapan sundut juga berperan penting dalam pertempuran Cristóvão da Gama (putra Vasco da Gama) melawan pasukan Muslim di Ethiopia. Begitu pula penaklukan Hindia Belanda (julukan untuk Indonesia sebelum kemerdekaan) oleh tentara Eropa, terutama oleh pasukan VOC dari Kerajaan Belanda yang menyebabkan bertahannya penjajahan Belanda atas Hindia Belanda selama tiga setengah abad.

Penggunaan senapan sundut dan senjata api lainnya terhenti di Jepang sampai akhir Shogun Tokugawa oleh dekret Shogun. Pada Pertempuran Nagashino di Jepang tahun 1575, Oda Nobunaga merevolusi taktik senapan lontak dengan memisah juru-isi dan juru-tembak dan memberikan tiga senjata lontak untuk tiap juru tembak. (Catatan populer menyatakan ia menggunakan formasi tiga baris adalah tidak benar menurut bukti dari lokasi). Taktik demikian memberi hujan tembakan yang besar untuk mengimbangi akurasi yang buruk.

Akurasi dan kecepatan tembak senapan sundut sangat lemah jika dibandingkan senjata busur panah. Bagaimanapun, suaranya yang kuat memberi keuntungan intimidasi ke lawan. Selain itu, senapan sundut juga relatif mudah digunakan dan tidak memerlukan latihan seberat senjata busur panah.

Urutan menembak sunting

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^   This article incorporates text from a publication now in the public domainChambers, Ephraim, ed. (1728). "article name needed". Cyclopædia, or an Universal Dictionary of Arts and Sciences (edisi ke-first). James and John Knapton, et al.  [1]
  2. ^ a b Crawfurd, John (1856). A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries. Bradbury and Evans. 
  3. ^ Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.