Sejarah maritim Belanda

Sejarah maritim Belanda bermula pada abad ke-15. Karena perdagangan laut merupakan penopang utama ekonomi Belanda, maka pertahanan angkatan laut sungguh diperlukan untuk melindungi kepentingan ekonomi.

Pada abad ke-17, Republik Tujuh Belanda Bersatu tumbuh dari kekuatan regional menjadi kekuatan besar maritim. Pelayaran yang naik daun, terutama perdagangan di Laut Baltik, berkontribusi pada puncak ekonomi dan politik Republik. Selain pelayaran itu sendiri, ini berdampak pada pembuatan kapal dan kartografi ketika Belanda menjadi pemimpin di dunia. Pada awal abad ke-17, pergeseran dimulai ke Inggris, yang akan mengambil alih peran dominan global. Armada kapal-kapali komersial tetap penting, tetapi peran politik juga penting di samping itu. Pelayaran penyusuran pesisir tetap utuh dan jaringan di luar Eropa juga ada melalui koloni-koloni Belanda. Setelah permulaan yang lambat, mekanisasi pelayaran juga dimulai di Belanda. Koloni-koloni dengan perjanjian perdagangan pilihan mereka, pada awalnya memungkinkan pelayaran kapal tumbuh pada abad k-20, tetapi kaerna meningkatnya persaingan, posisi ini semakin terkikis dan terutama menemukan tempat di celah seperti transportasi berat.

Kemunduran dan dominasi Prancis sunting

Republik Belanda mengalami kemunduran setelah tahun 1713, dan pada akhir abad ke-18 angkatan lautnya tidak lagi sebanding dengan Prancis dan bahkan lebih buruk daripada Angkatan Laut Britania. Program pembuatan kapal yang ambisius pada tahun 1780 tidak dapat mencegah Perang Inggris-Belanda Keempat yang menghancurkan (1780–1784); Belanda harus memberikan akses bebas di seluruh Hindia Timur, secara efektif memungkinkan Angkatan Laut Kerajaan Britania menjadi kekuatan angkatan laut global baru. Antara 1783 dan 1789 skuadron angkatan laut telah dikirim ke Asia untuk mendukung VOC.

Beberapa reformasi besar angkatan laut mengenai pendidikan dan struktur komando terjadi setelah Revolusi Batavia (1795). Federasi komando angkatan laut yanf didesentralisasi sekarang digantikan oleh organisasi pusat di Den Haag, yang mencerminkan struktur negara yang semakin terpusat. Kapal perang tetap berada di dok kering, meskipun sejumlah kapal berhasil mengikuti William V ke Britania Raya; yang lain, seperti kapal yang berlayar di Asia Timur, kemudian bergabung dengan pasukan William V.

Setelah penyerahan skuadron angkatan laut di Teluk Saldanha (1796) dan kekalahan di Pertempuran Camperdown (1797), armada yang menyerah di dekat Vlieter pada tahun 1799 terbukti sebagai kematian Angkatan Laut Batavia. Dalam kurun waktu tiga tahun (dari tahun 1810) Belanda adalah bagian dari Kekaisaran Prancis, dan angkatan lautnya disatukan dengan Angkatan Laut Prancis."