Sejarah Islandia tertulis dimulai setelah kedatangan bangsa Viking dan budak-budak mereka dari timur, terutama dari Norwegia dan Kepulauan Britania, pada akhir abad ke-9. Sebelumnya Islandia merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Sisa permukiman pertama berasal dari tahun 874, walaupun terdapat pula bukti arkeologis bahwa sebelumnya biarawan-biarawan Papar pernah menetap di Islandia untuk mengasingkan diri.

Islandia kemudian didatangi oleh orang-orang Norwegia yang melarikan diri dari konflik atau mencari lahan baru. Pada tahun 930, para kepala suku telah mendirikan majelis pemerintahan yang disebut Althing, yang merupakan parlemen tertua di dunia. Menjelang akhir abad ke-10, Kekristenan datang ke Islandia akibat pengaruh Raja Norwegia Olaf Tryggvason. Pada masa ini, Islandia masih merdeka dan periode ini disebut Persemakmuran Lama. Pada awal abad ke-13, perselisihan yang disebut Zaman Sturlung melemahkan Islandia. Negara ini akhirnya tunduk kepada Norwegia setelah mereka menyatakan kesetiaannya kepada Raja Norwegia (1262–1264). Sementara itu, Norwegia bersatu dengan Swedia pada tahun 1319 dan Denmark pada tahun 1376. Pada akhirnya semua negara-negara Nordik disatukan oleh Uni Kalmar (1397–1523). Setelah negara ini dibubarkan, Islandia jatuh ke tangan Denmark. Monopoli dagang Denmark-Islandia yang diberlakukan pada abad ke-17 dan ke-18 berdampak buruk terhadap ekonomi Islandia. Kemiskinan di Islandia semakin diperparah oleh bencana alam seperti letusan Lakagígar yang mengakibatkan bencana kelaparan.

Islandia dikuasai oleh Denmark selama berabad-abad, tetapi pada abad ke-19 gerakan kemerdekaan mulai muncul. Althing yang telah dibekukan pada tahun 1799 didirikan kembali pada tahun 1844. Islandia memperoleh kedaulatannya setelah berakhirnya Perang Dunia I pada 1 Desember 1918. Namun, Raja Denmark masih menjadi Raja Islandia hingga masa Perang Dunia II. Walaupun Islandia menyatakan netral selama perang tersebut, Britania Raya mendudukinya secara damai pada tahun 1940 untuk mencegah pendudukan Nazi setelah Denmark diduduki oleh Jerman. Pulau ini merupakan pulau yang strategis selama perang, sehingga Sekutu mendudukinya hingga berakhirnya perang dan Amerika Serikat mengambil alih pendudukan pada tahun 1941. Pada tahun 1944, Islandia memutus hubungan dengan Denmark (yang masih diduduki Nazi) dan menyatakan kemerdekaannya. Seusai Perang Dunia II, Islandia menjadi salah satu pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa dan NATO. Ekonominya lalu tumbuh pesat lewat sektor perikanan, walaupun sektor ini kadang-kadang memicu konflik dengan negara lain.

Daftar pustaka sunting