Sejarah Antarktika

Sejarah Antarktika berawal dari teori dunia barat tentang benua yang membentang luas, yang dikenal sebagai Terra Australis, yang diyakini berada di ujung selatan dunia. Istilah Antarktika, mengacu pada kebalikan dari Lingkar Arktik diciptakan oleh Marinus dari Tirus pada abad ke-2 Masehi.

Melingkar Tanjung Harapan dan Tanjung Horn pada abad ke-15 dan ke-16 membuktikan bahwa Terra Australis Incognita ("Tanah Selatan yang Tidak Diketahui"), jika masih dapat dijumpai adalah sebuah benua dalam dirinya sendiri. Pada tahun 1773 James Cook dan krunya untuk pertama kalinya menyeberangi Lingkar Antarktika meskipun mereka menemukan pulau-pulau terdekat, tetapi mereka tidak dapat melihat Antarktika. Hal ini diyakini James Cook hanya berjarak sejauh 150 mil dari daratan Antarktika.

Pada tahun 1820, beberapa penjelajah mengaku menjadi orang pertama yang telah melihat lapisan es yaitu Ekspedisi Rusia yang dipimpin oleh Fabian Gottlieb von Bellingshausen dan Mikhail Petrovich Lazarev, ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Edward Bransfield dan Nathaniel Brown Palmer. Lebih dari setahun kemudian John Davis mengeklaim telah melakukan pendaratan pertama di benua selatan.

Ekspedisi pada awal abad ke-20 dikenal sebagai 'Abad Heroik Eksplorasi Antarktika' untuk mencapai kutub selatan memiliki risiko cedera bahkan kematian. Seperti Roald Amundsen dari Norwegia mencapai Kutub pada tanggal 14 Desember 1911, tetapi Ia menghilang pada bulan Juni 1928 ketika berpartisipasi dalam sebuah misi penyelamatan di Laut Barents.

Eksplorasi awal sunting

Pencarian Terra Australis Incognita sunting

 
Rute penjelajahan Henrique sang Navigator.

Di Dunia Barat, kepercayaan pada Terra Australis, tanah luas beriklim dingin yang terletak di ujung selatan dunia yang berfungsi sebagai "keseimbangan" telah ada selama berabad-abad. Aristoteles telah mengemukakan tentang simetri bumi, yang berarti ada tanah yang sama dihuni di dunia bagian selatan.[1]

Pada tahun 1418 Henrique sang Navigator melakukan penjelajahan ke zona tropika untuk mencapai India dengan berlayar mengelilingi Afrika, hal ini menjadi landasan awal eksplorasi bangsa-bangsa Eropa di belahan bumi bagian selatan. Pada tahun 1473 navigator Portugis, Lopes Gonçalves membuktikan bahwa khatulistiwa dapat diseberangi. Kartografer dan pelaut mulai menganggap keberadaan belahan dunia lain yang dikenal benua beriklim selatan.

Dua dari ekspedisi Bartolomeu Dias di Tanjung Harapan pada tahun 1487 merupakan ekspedisi yang pertama ke Antarktika dan membuktikan bahwa benua Afrika dan kemungkinan keberadaan benua Antarktika dipisahkan oleh samudra.[2]

Fernando de Magelhaens yang melintasi Selat Magelhaens pada tahun 1520, mengasumsikan bahwa pulau di selatan Tierra del Fuego adalah perpanjangan tanah selatan dan tampak seperti pada peta Abraham Ortelius: ‘’Terra australis recenter Inventa sed nondum plene cognita’’ ("Tanah selatan baru-baru ini telah ditemukan namun belum sepenuhnya diketahui”).[3]

Geografer Eropa menghubungkan pantai Tierra del Fuego dengan pantai Pulau Papua pada globe mereka, dan mengimajinasikan Atlantik selatan, Samudra India Selatan dan Pasifik dalam garis sketsa besar yang disebut Terra Australis Incognita ("Tanah Selatan yang Tidak Diketahui"), benua yang luas membentang di daerah tropis. Pencarian tanah selatan atau Dunia Ketiga adalah motif penjelajahan utama pada abad ke-16 dan awal abad ke-17. Hal ini dikemukakan bahwa Gabriel de Castilla mengeklaim telah melihat "pegunungan yang tertutup salju" di luar 64° LU pada tahun 1603, tetapi klaim ini tidak diakui secara umum.[4]

Pada tahun 1606 Quirós mengambil alih semua tanah yang telah ditemukan raja Spanyol di Australia del Espiritu Santo (Hebrides Baru) dan dia juga “akan mencari Kutub”.[5]

Francis Drake seperti penjelajah Spanyol sebelum dia telah berspekulasi bahwa terdapat selat di sebelah selatan Tierra del Fuego. Hal ini dibuktikan ketika Willem Schouten dan Jacob Le Maire menemukan ujung selatan Tierra del Fuego dan menamakannya Tanjung Horn pada tahun 1615, mereka membuktikan bahwa kepulauan Tierra del Fuego terdapat jarak yang dekat dan tidak terhubung dengan tanah selatan.

Akhirnya, pada tahun 1642 Abel Tasman menunjukkan bahwa New Holland dipisahkan oleh laut dari daratan di benua selatan. Penjelajah yang mengelilingi Tanjung Horn sering berhadapan dengan badai dan berlayar ke selatan sampai ke iklim bersalju dan laut es; tapi sejauh ini karena tidak dapat dipastikan satupun dari penjelajah yang mencapai Lingkar Antarktika sebelum tahun 1770.

Konvergensi Selatan Antarktika sunting

Pendaratan saudagar Inggris di Georgia Selatan oleh Anthony de la Roché pada tahun 1675 adalah penemuan pertama Konvergensi Antarktika.[6][7] Sebagai penghormatan nama dia menjadi nama pulau yaitu Pulau ‘Roché. James Cook juga mengetahui penemuan la Roché ketika menemukan pulau dan penjelajahan Clerke Rocks dan Kepulauan Sandwich Selatan pada tahun 1775.[8]

 
Rencana perjalanan Charles Bouvet

Penelitian tentang kemagnetan Edmond Halley dengan HMS Paramour di Atlantik Selatan mencapai paket es di 52° LU pada bulan Januari 1700, yang mencapai 140 mil dari lepas pantai utara Georgia Selatan adalah penjelajahan terjauh ke selatan.[9] Penjelajahan oleh perwira angkatan laut Prancis Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier untuk menemukan "Tanah Selatan" - dijelaskan dalam kumpulan legenda "sieur de Gonneyville" - menemukan Pulau Bouvet di 54°10′ S, dan laut es di bujur 48 ° hampir di 55 ° LU pada tahun 1730.

Pada tahun 1771, Yves Joseph Kerguelen berlayar dari Prancis dengan perintah dari Raja Louis XV dengan awal penjelajahan dari Mauritius untuk melanjutkan mencari "sebuah benua yang sangat besar." Kerguelen berlayar sampai di 50 ° LU yang disebut Prancis Selatan, dan diyakini massa tengah benua selatan. Ia dikirim lagi untuk menyelesaikan eksplorasi dan menemukan sebuah pulau yang dinamai Isle of Desolation, tapi yang akhirnya dinamai menurut namanya.[10]

Lingkar Antarktika sunting

Dengan menggunakan kapal Resolusi, James Cook bersama rekannya Tobias Furneaux dengan kapal Adventure berangkat dari Plymouth pada tahun 1772 untuk mencari kebenaran hipotesis Terra Australis bersama para peneliti seperti Alexander Dalrymple, hidrografer yang dinominasikan oleh Royal Society untuk ekspedisi pengamatan Transit Venus di Tahiti pada tahun 1769. Penjelajahan berawal dari Pulau Bouvet tapi belum menemukan bukti yang kemudian dilanjutkan ke arah selatan melintasi Lingkar Antarktika pada tanggal 17 Januari 1773 untuk pertama kalinya dalam sejarah tapi perjalanan tersebut terhenti oleh laut es.

Pada tanggal 25 Maret 1773 James Cook tiba di Dusky Sound, Selandia Baru untuk memperbaiki kapal dan beristirahat. Pada bulan November 1773 James Cook berpisah dengan kapal ‘’Resolution’’ dan berlayar sampai di titik 60° LU 177° BT, jauh ke selatan sampai melintasi laut es. Pada tanggal 20 November Cook melintasi Lingkar Antarktika hingga di titik 67° 31′ LU.

Garis Lintang yang membujur sepanjang 47° 50′ LU membuktikan bahwa Selandia Baru dan Tierra del Fuego tidak menjadi satu kepulauan. Untuk ketiga kalinya Cook melintas Lingkar Antarktika di titik 109° 30′ BT, penjelajahan diteruskan selama empat hari yang merupakan ekspedisi terjauh sepanjang sejarah abad ke-18 yaitu di titik 71° 10′ LU 106° 54′ BT pada tanggal 26 Januri 1774 dan melintasi lingkar antartika untuk ketiga kalinya namun empat hari kemudian penjelajahan terhenti oleh laut es. Pada November 1774, Cook menuju ke Tierra del Fuego, melewati Tanjung Horn. Setelah mengunjungi Amerika Selatan Cook dalam perjalan kembali menemukan Pulau Roché yang sekarang dikenal sebagai Pulau Georgia dan Kepulauan Sandwich Selatan pada tanggal 29 Desember 1774. Penemuan paling selatan Cook yang beriklim dingin di paralel ke-60 LU, dan ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa benua selatan itu tidak dapat diakses dan tidak memiliki nilai ekonomi.[10]

Pengelihatan Pertama sunting

Penemuan Tanah selatan di paralel 62 ° LU pertama ditemukan oleh orang Inggris William Smith, yang melihat Pulau Livingston pada tanggal 19 Februari 1819. Beberapa bulan kemudian Smith kembali untuk menjelajahi di Kepulauan Shetlands Selatan dan mendarat di Pulau King George, dan mengeklaim wilayah tersebut untuk Inggris.

Orang pertama yang telah melihat daratan Antarktika tidak dapat dikonfirmasi secara akurat dengan dikaitkan satu orang. Hal ini dipersempit menjadi tiga orang yang melihat pertama daratan Antarktika. Menurut berbagai sumber,[11][12][13] tiga orang tersebut semuanya telah melihat rak es atau benua Antarktika dalam selang beberapa hari atau bulan satu sama lain: Fabian Gottlieb von Bellingshausen, Edward Bransfield, dan Nathaniel Palmer.

Ekspedisi yang dipimpin oleh von Bellingshausen dan Lazarev dengan kapal ‘’Vostok’’ dan ‘’Mirny’’, mencapai titik yang berjarak 32 km (20 mil) dari Pantai Putri Martha dan melihat pemandangan sebuah bongkahan es di 69°21′28″S 2°14′50″W / 69.35778°S 2.24722°W / -69.35778; -2.24722[14] yang dikenal sebagai lapisan es Fimbul. Pada tanggal 30 Januari 1820, Bransfield melihat Tanjung Trinity, titik paling utara dari daratan Antarktika. Sementara Palmer melihat daratan di wilayah selatan dari Tanjung Trinity pada bulan November 1820. Ekspedisi Von Bellingshausen juga menemukan Pulau Peter I dan Pulau Alexander I, pulau pertama yang ditemukan di selatan lingkar Antarktika.

Eksplorasi sunting

Orang pertama yang mengeklaim bahwa telah mendarat di Antarktika yaitu seorang pelaut Amerika John Davis pada tanggal 7 Februari 1821[15] namun klaim tersebut dibantah oleh beberapa sejarawan.[16]

Pada bulan Desember 1821, Nathaniel Palmer, seorang pelaut Amerika untuk mencari tempat berkembang biak anjing laut, yang sekarang dikenal sebagai Semenanjung Antarktika, terletak di sebelah barat laut benua. Pada tahun 1823, James Weddel, pelaut dari Inggris, berlayar menyeberangi laut yang sekarang dikenal sebagai Laut Weddell.

Pada tahun 1840 Charles Wilkes, sebagai komandan ekspedisi Angkatan Laut Amerika Serikat,[17] menemukan Wilkes Land, pada belahan tenggara benua.

Setelah Kutub Utara Magnetik ditemukan pada tahun 1831, penjelajah dan ilmuwan mulai mencari Kutub Selatan Magnetik. Salah satu penjelajah yaitu James Clark Ross, seorang perwira angkatan laut Inggris. Pada tahun 1841 dengan menggunakan kapal ‘Erebus’ dan ‘Teror’ untuk pertama kalinya melintasi es laut yang berukuran lebih dari 100 kaki (30 m) dan melintasi Ross Ice Shelf. Penjelajahannya di Antarktika berlanjut hingga ke timur sepanjang pantai Antarktika selatan menemukan Gunung Erebus, gunung berapi paling aktif di Antarktika, dan Gunung Teror, gunung yang dinamai dari nama kapal Ross.[17]

 
Gunung Erebusdan Gunung Teror

Pendaratan pertama Victoria Land, Antarktika Timur didokumentasikan oleh pelaut Amerika Mercator Cooper pada tanggal 26 Januari 1853.[18]

HR Mill juga berkontribusi dalam ekplorasi Kutub Selatan, meski tak dapat menjelajah jauh ke dalam benua atau lebih tepatnya, hanya membentuk garis putus dari tanah yang ditemukan di sepanjang garis pantai Antarktika. Ekspedisi periode Antarktika disebut 'the age of averted interest' oleh HR Mill.[19] Setelah ekspedisi Selatan oleh kapal Erebus dan Teror di bawah James Clark Ross (Januari 1841), ia menyarankan bahwa tidak ada penemuan ilmiah, atau 'masalah', eksplorasi yang layak di ujung Selatan.[19]

Abad Heroik Eksplorasi Antarktika sunting

Abad Heroik Eksplorasi Antarktika dimulai pada akhir abad ke-19 dan ditutup dengan Ekspedisi Imperial Trans-Antarktika oleh Ernest Shackleton pada tahun 1917.[20]

Selama periode ini benua Antarktika menjadi fokus dari upaya internasional yang mengakibatkan eksplorasi intensif ilmiah dan geografis dan 17 ekspedisi utama Antarktika dari sepuluh negara.[21]

Asal usul sunting

Dorongan awal untuk Abad Heroik Eksplorasi Antarktika adalah ceramah yang diberikan oleh Dr John Murray yang berjudul "Pembaharuan Eksplorasi Antarktika", yang disetujui oleh Royal Geographic Society di London, 27 November 1893.[22] Murray menganjurkan penelitian Antarktika harus terorganisir untuk "menyelesaikan masalah geografi yang masih tersebar di benua selatan".[23] Selain itu, Royal Geographic Society mendirikan Komite Antarktika pada tahun 1887, yang berhasil mendorong pemburuan paus untuk menjelajahi dunia daerah selatan dan sebagai pokok eksplorasi dari ceramah yang diberikan oleh Murray.[24]

Pada bulan Agustus 1895 Kongres Geografis International Keenamdi London mengeluarkan resolusi umum menyerukan masyarakat ilmiah di seluruh dunia untuk "cara apa pun yang tampaknya untuk mereka paling efektif" mempromosikan penyebab eksplorasi Antarktika .[25] Eksplorasi tersebut akan "membawa penambahan ilmu hampir di setiap cabang".[25] Kongres yang disebut oleh Carsten Borchgrevink, yang baru saja kembali dari ekspedisi perburuan paus di mana ia telah menjadi salah satu orang pertama yang menginjakkan kaki di daratan Antarktika. Selama pidatonya, Borchgrevink menguraikan rencana garis besar untuk skala perintis ekspedisi Antarktika, harus berawal dari Tanjung Adare.[26]

Abad Heroik diawali oleh Ekspedisi Antarktika Belgia dari Masyarakat Geografi Belgia pada tahun 1897 dan satu tahun kemudian diikuti Borchgrevink, ekspedisi Inggris yang disponsori oleh swasta.[27] (Beberapa sejarawan menganggap ekspedisi Discovery, yang berangkat pada tahun 1901, sebagai ekspedisi abad heroik pertama.[28])

Ekspedisi Antarktika Belgia dipimpin oleh Adrien de Gerlache. Pada tahun 1898, mereka menjadi orang pertama yang menghabiskan musim dingin di Antarktika, ketika kapal mereka Belgica terperangkap di dalam es. Mereka terjebak pada tanggal 28 Februari 1898, dan berhasil keluar pada 14 Maret 1899.[29]

Ekspedisi awal Inggris sunting

Ekspedisi Melintasi Bagian Selatan dimulai pada tahun 1898 dan berlangsung selama dua tahun. Ekspedisi ini adalah ekspedisi pertama yang menggunakan anjing dan kereta luncur. Selain itu merupakan pendakian pertama di Es Penghalang Besar, (Es Penghalang Besar yang kemudian dikenal Rak Es Ross). Rekor ekspedisi Selatan Terjauh berada di titik 78 ° 30'S. Ekspedisi ini juga mengkalkulasi letak Kutub Magnetic Selatan.[30][31]

Ekspedisi Discovery pada tahun 1901-1904 dipimpin oleh Robert Falcon Scott. Ekspedisi merupakan pendakian pertama Pegunungan Barat di Victoria Land dan menemukan dataran tinggi kutub. Rekor penjelajahan Selatan Terjauh ini berada dititik 82 ° 17'LU. Banyak hal geografis lainnya yang ditemukan, dipetakan dan diberi nama. Ekspedisi ini adalah yang pertama dari beberapa ekspedisi yang berawal dari McMurdo Sound.[32][33][34]

Setahun kemudian, Ekspedisi Antarktika Nasional Skotlandia dipimpin oleh William Speirs Bruce. Mendirkan 'Pangkalan Orcadas' sebagai observatorium meteorologi di Pulau Laurie,Kepulauan Orkneys Selatan dan merupakan pangkalan pertama permanen di Antarktika. Eksplorasi Laut Weddell sampai ke 74° 01'LU, dan menemukan garis pantai Tanah Coats sebagai batas timur dari laut Weddell. [6] [7] [8]

Ernest Shackleton, yang pernah menjadi anggota ekspedisi Scott, memimpin Ekspedisi Nimrod dari tahun 1907-1909. Tujuan utama ekspedisi ini adalah mencapai Kutub Selatan. Dari McMurdo Sound, ekspedisi ini merintis rute Gletser Beardmore ke Kutub Selatan, dan menggunakan beberapa transportasi bermotor. Ekspedisi ini mencapai 88 ° 23'LU, hal ini merupakan rekor Selatan Terjauh yang baru yaitu 97 mil geografis dari Kutub sebelum harus berbalik. Selama ekspedisi, Shackleton adalah yang pertama mencapai dataran tinggi kutub. Ekspedisi yang dipimpin oleh T.W. Edgeworth David juga menjadi orang pertama yang mendaki Gunung Erebus dan mencapai Kutub Magnetic Selatan.[35][36][37]

Ekspedisi dari negara lain sunting

Ekspedisi Antarktika Pertama Jerman melakukan penelitian di Antarktika timur pada tahun 1901, menemukan pantai Tanah Kaiser Wilhelm II dan Gunung Gauss. Namun ekspedisi tidak dapat mengeksplorasi secara luas dikarenkan kapal terjebak oleh es.[38][39][40]

Ekspedisi Antarktika Swedia, melakukan ekspedisi di waktu yang sama di wilayah pantai timur Tanah Graham dan para kru kapal terdampar di Pulau Snow Hill dan Pulau Paulet di Laut Weddell, setelah tenggelamnya kapal ekspedisi tersebut. Para penjelajah diselamatkan oleh angkatan laut Argentina menggunakan kapal ARA Uruguay.[41][42][43]

Ekspedisi Antarktika Prancis pada tahun 1903 di bawah kepemimpinan Jean-Baptiste Charcot merupakan ekspedisi pertama dari negara Prancis. Awalnya ekspedisi dimaksudkan untuk membantu Otto Nordenskjöld yang terdampar. Tujuan utama ekspedisi ini adalah pemetaan, penggrafikan pulau dan penjelajahan pantai barat Tanah Graham. Pantai tersebut dieksplorasi, dan dinamai Pantai Loubet diambil dari nama Presiden Prancis, Émile Loubet.[44][45][46]

Ekspedisi Prancis selanjutnya yang berlangsung pada tahun 1908-1910 mengeksplorasi Laut Bellingshausen dan pulau beserta hal-hal geografis lainnya termasuk Teluk Marguerite, Pulau Charcot, Pulau Renaud, Teluk Mikkelsen, Pulau Rothschild.[47]

Perlombaan Menuju ke Kutub sunting

Dua ekspedisi yang berangkat pada tahun 1910 untuk mencapai kutub selatan yaitu Roald Amundsen dengan kapal ‘Fram’ dan Robert Falcon Scott dengan kapal Terra Nova.

Amundsen berhasil mencapai Kutub pada 14 Desember 1911 dengan menggunakan rute dari Teluk Whales ke dataran tinggi kutub melalui Gletser Axel Heiberg.[48][49][50]

Scott dan empat temannya mencapai Kutub Selatan dengan menggunakan rute Beardmore pada tanggal 17 Januari 1912, 33 hari setelah Amundsen. Kelima meninggal dalam perjalanan pulang dari Kutub yang dikarenakan kelaparan dan hipotermia.[51] Sebagai penghargaan stasiun atau pangkalan di kutub selatan diberi nama Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott.

Perkembangan Ekspedisi sunting

Ekspedisi Antarktika Australasia berlangsung selama 1911-1914 dipimpin oleh Sir Douglas Mawson. Eksplorasi ekpedisi ini berada di bentangan garis pantai Antarktika antara Cape Adare dan Gunung Gauss, dengan tujuan pemetaan dan penelitian pada wilayah pesisir dan pedalaman.

 
Foto Teluk Commonwealth, diambil selama the Ekspedisi Antarktika Australasia pada tahun 1912.

Penemuan ekpedisi termasuk Teluk Commonwealth, Gletser Ninnis, Gletser Mertz, dan Tanah Ratu Mary. Prestasi besar dilakukan dalam geologi, glasiologi dan biologi terestrial.[52]

Pada tahun 1914 Ekspedisi Imperial Trans-Antarktika menggunakan kapal Endurance dimpimpin oleh Ernest Shackleton. Namun sebelum mereka mendarat di Antarktika kapal mereka pecah menabrak es di Laut Weddell. Penjelajahan dilanjutkan dengan menggunakan kereta luncur dalam perjalanan menuju ke Pulau Elephant. Selanjutnya Shackleton dan lima orang lainya menyeberangi Samudra Selatan menggunakan perahu terbuka yang disebut ‘James Caird’, dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melintasi [Georgia Selatan menuju ke stasiun perburuan paus di Grytviken. Mereka dapat bertahan hidup oleh serangkaian ekspedisi, ekspedisi di gumpalan es yg terapung, perjalanan perahu terbuka, dan menjadi kelompok pertama yang melintasi Georgia Selatan.

Anggota lain yang ikut dalam Ekspedisi Imperial Trans-Antarktika adalah Kelompok Laut Ross, yang dipimpin oleh Aeneas Mackintosh. Tujuannya adalah membangun tempat suplai persediaan di Es Penghalang Besar untuk kelompok Shackleton yang melintas dari Laut Weddell . Meskipun tempat bahan suplai telah jadi namun Mackintosh dan kelompoknya meninggal.[52]

Ekspedisi terakhir Shackleton dan salah satu penutup 'Abad Heroik' adalah Ekspedisi Shackleton-Rowett yang berlangsung selama 1921-1922 dengan menggunakan kapal Quest. Meski ekspedisi ini tidak memiliki tujuan pasti tapi menghasilkan pemetaan pantai, pelayaran mengelilingi benua, penyelidikan pulau sub-Antarktika, dan penelitian oseanografi. Penjelahan ini berakhir sebelum kematian Shackleton pada tanggal 5 Januari 1922.[53]

Perkembangan Eksplorasi sunting

Eksplorasi Udara sunting

Setelah ekspedisi terakhir Shackleton, ada kekosongan dalam pengeksplorasian Antarktika sekitar tujuh tahun. 'Abad Mekanik' dari tahun 1929, merupakan periode produktif pesawat dan transportasi mekanik. Hubert Wilkins sebagai Ornitologi pertama kali menjelajah Antarktika pada 1921-1922 merupakan anggota Ekspedisi Shackleton-Rowett. Dari tahun 1927, Wilkins dan pilot Carl Ben Eielson mulai menjelajahi Arktik dengan pesawat.[54]

Hanya berselang satu tahun dari penjelajahan Charles Lindbergh yang terbang melintasi Samudra Atlantik pada tanggal 15 April 1928 Wilkins dan Eielson melakukan rute penerbangan trans-Arktik dari Point Barrow, Alaska ke Spitsbergen dengan jarak tempuh sekitar 20 jam kembali mendarat pada tanggal 16 April di Grant Land di Pulau Ellesmere.[55] Dalam penjelajahan ini Wilkins dianugerahi gelar bangsawan.

Dengan dukungan keuangan dari William Randolph Hearst, Wilkins kembali menjelajah yaitu ke Kutub Selatan dan terbang melintasi Antarktika dari San Francisco. Setelah mensponsori penjelajahan Wilkins tersebut nama Hearst] dijadikan nama Pulau Hearts.

Laksamana Angkatan Laut AS Richard Evelyn Byrd memimpin lima ekspedisi ke Antarktika pada tahun 1930, 1940, dan 1950-an. Dia terbang ke Kutub Selatan dengan pilot Bernt Balchen pada tanggal 28 dan 29 November 1929.

Kapten Finn Ronne, pejabat eksekutif dari sebuah perusahan Westinghouse Electric, kembali ke Antarktika tahun 1947-1948, dengan dukungan Angkatan Laut, tiga pesawat, dan anjing. Gagasan Ronne membantah bahwa benua Antarktika terbagi menjadi dua dan menetapkan bahwa Timur dan Barat Antarktika adalah salah satu benua tunggal, selain itu Laut Weddell dan Laut Ross tidak terhubung.[56] Tujuan ekspedisi ini mengekplorasi dan pemetaan Tanah Palmer dan pantai Laut Weddell, dan mengidentifikasi Rak Es Ronne, sebuah rak es yang dinamai dari nama istrinya Edith Ronne.[57] Ronne melakukan ekspedisi sepanjang 3.600 mil dengan ski dan kereta luncur anjing-merupakan penjelajahan terpanjang dari penjelajah lain dalam sejarah.[58]

Eksplorasi Darat sunting

 
Foto udara Pangkalan Scott, Pulau Ross, Antarktika.

Ekspedisi Trans-Antarktika Commonwealth yang berlangsung selama tahun 1955-1958 merupakan ekspedisi pertama yang berhasil melintasi daratan Antarktika melalui rute Kutub Selatan. Ekspedisi ini didukung oleh pemerintah Inggris dan Commonwealth (Negara-Negara Persemakmuran), sebagian besar dana berasal dari sumbangan perusahaan dan individu.

Ekspedisi ini dipimpin oleh penjelajah dari Inggris, Dr Vivian Fuchs dengan penjelajah dari Selandia Baru, Sir Edmund Hillary. Fuchs berangkat pada bulan November 1957, dengan tim sebanyak dua belas orang menggunakan enam kendaraan yaitu tiga Tucker Sno-Cat, dua Weasel dan satu kendaraan khusus traktor ‘’Muskeg’’. Ekspedisi ini melakukan penelitian ilmiah termasuk seismik soundings dan pembacaan gravimetri.

Secara bersamaan Tim Hillary berangkat dari Pangkalan Scott yang terletak dekat dengan McMurdo Sound, Laut Ross. Menggunakan tiga Traktor Ferguson TE20.[59] dan Weasel namun hanya digunakan separuh jalan. Hillary dan tiga anak buahnya (Ron Balham, Peter Mulgrew dan Murray Ellis), bertanggung jawab untuk rute temuan dan persediaan ekspedisi di Gletser Skelton dan melintasi Dataran Tinggi Kutub untuk menuju Kutub Selatan, persediaan tersebut digunakan untuk Fuchs pada bagian terakhir perjalanannya. Anggota lain dari tim Hillary melakukan survei geologi di sekitar wilayah Laut Ross dan Victoria Land.

Tim Hillary mencapai Kutub Selatan pada tanggal 3 Januari 1958, dan merupakan orang ke ketiga yang melintasi Kutub Selatan sebelum Amundsen pada tahun 1911 dan Scott tahun 1912. Tim Fuchs 'mencapai Kutub dari arah berlawanan pada tanggal 19 Januari 1958, di mana mereka bertemu dengan Hillary. Fuchs mengikuti rute yang dilintasi Hillary dan pada tanggal 2 Maret berhasil mencapai Pangkalan Scott. Hal ini menjadikan orang pertama yang berhasil melintasi benua melalui Kutub Selatan.[17]

Sejarah Politik sunting

Klaim oleh Inggris sunting

Britania Raya mendeklarasikan atas kedaulatan Kepulauan Falkland di ujung Atlantik Selatan pada tahun 1833. Selain itu pada tahun 1908, pemerintah Inggris juga mengeklaim teritorial dengan menyatakan kedaulatan atas "Georgia Selatan, Orkneys Selatan, Shetlands Selatan, Kepulauan Sandwich, dan Tanah Graham, yang terletak di Samudra Atlantik Selatan dan di benua Antarktika berada di titik selatan Meridian barat ke-50, dan terletak di antara Meridian barat ke-20 dan 80".[60] Semua wilayah tersebut dimasukan dalam Dependensi Kepulauan Falkland dengan pusat pemerintahan di Kota Stanley dan dipimpin oleh Gubernur Kepulauan Falkland. Motivasi deklarasi ini terletak pada kebutuhan untuk mengatur dan memajaki industri perburuan paus secara efektif.

Pada tahun 1917, memanjang mencakup semua wilayah di sektor Kutub Selatan (sekarang disebut Teritori Antarktika Inggris). Klaim baru mencakup semua pulau dan wilayah apapun di antara 20 derajat bujur barat dan 50 bujur barat dan yang terletak di sebelah selatan paralel ke-50 Lintang Selatan, dan pulau-pulau beserta wilayah apapun antara 50 derajat bujur barat dan 80 derajat bujur barat yang terletak di sebelah selatan Meridian barat ke-58".[60]

Di bawah ambisi Leopold Amery yaitu pejabat dari Under-Secretary of State for the Colonies mencoba mempersatukan seluruh benua ke dalam bentuk pemerintahan Kekaisaran. Dalam memorandum kepada Gubernur jenderal Australia dan Selandia Baru, ia menulis bahwa 'kecuali Chile dan Argentina, dan beberapa pulau milik Prancis ... bahwa seluruh Antarktika harus dimasukkan ke dalam Kekaisaran Inggris.

Berdasarkan British Settlements Act 1887 pada tanggal 30 Juli 1923 pemerintah Inggris mengeluarkan Order in Council yang mendefinisikan batas-batas baru di Dependensi Ross - "bagian Yang Mulia Dominion di Laut Antarktika, terdiri dari semua pulau dan wilayah antara 160 derajat Bujur Barat dan 150 derajat Bujur Barat yang terletak sebelah selatan Meridian barat ke-60 yang disebut Dependensi Ross. " Hasil dari Order in Council kemudian menunjuk Gubernur Jenderal dan Panglima tertinggi Selandia Baru sebagai Gubernur wilayah itu.[61]

Pada tahun 1930, Inggris menyatakan klaim atas Tanah Enderby. Pada tahun 1933, kerajaan Inggris mengubah wilayah klaim di selatan Meridian barat ke-60 dan di antara 160 dan 45 ke wilayah klaim Australia yang disebut Wilayah Antarktika Australia.[62][63]

Setelah berlalunya Undang-Undang Westminster pada tahun 1931, pemerintah Inggris melepaskan semua kontrol atas pemerintahan Selandia Baru dan Australia. Namun ini tidak ada hubungannya dengan kewajiban Gubernur Jenderal kedua negara yang di dalam kapasitasnya sebagai Gubernur wilayah Antarktika.

Klaim Eropa lainnya sunting

Pada tahun 1924 pemerintah Prancis mengeklaim benua Antarktika dengan dasar klaim atas penemuan garis pantai Tanah Adelie pada tahun 1840 oleh penjelajah Prancis Jules Dumont d'Urville yang diambil dari nama istri penemu yaitu Adèle.[64] Pada tahun 1938 secara definitif Inggris mengakui klaim Prancis yaitu antara Tanah Adelie dan Teritori Antarktika Australia.[65]

Dikarenakan pajak dan batas wilayah perburuan paus yang ditetapkan oleh Inggris maka pihak Norwegia mengirim Lars Christensen dengan Pesawat terbang laut melakukan survei udara ke Antarktika Timur dan membangun stasiun. Ekspedisi pertama dari Norwegia yang dipimpin oleh Nils Larsen beserta Ola Olstad, yang mendarat di Pulau Peter I pada tahun 1929. Pada 6 Maret 1931, proklamasi kerajaan Norwegia mengekliam dan menyatakan pulau itu di bawah kedaulatan Norwegia.[66] Pada 23 Maret 1933 pulau itu diklarasikan sebagai sebuah depedensi.[67]

Ekspedisi tahun 1929 yang dipimpin oleh Hjalmar Riiser-Larsen dan Finn Lützow-Holm ke Tanah Ratu Maud, tanah ini dinamai berdasarkan nama Ratu Norwegia, Maud dari Wales.[68] Wilayah ini dieksplorasi lebih lanjut selama ekspedisi “Norvegia” tahun 1930 -1931.[69] Negosiasi dengan pemerintah Inggris pada tahun 1938 menghasilkan wilayah Norwegia berada di perbatasan bagian barat Queen Maud Land yaitu pada 20° BT .[69]

Klaim Norwegia disengketakan oleh Jerman Nazi,[70] yang pada tahun 1938 dikirim Ekspedisi Antarktika Jerman, yang dipimpin oleh Alfred Ritscher[69] dengan menggunakan Kapal Schwabenland mencapai Antarktika pada tanggal 19 Januari 1939[71] Dengan luas ekspedisi sekitar 350.000 kilometer persegi (140.000 sq mi) melakukan serangkaian penelitian yaitu foto dari udara oleh Ritscher,[72] dengan menandai bertuliskan swastika di setiap 26 kilometer (16 mil). Jerman akhirnya mencoba mengeklaim wilayah yang disurvei oleh Ritscher dengan nama Swabia Baru, tetapi klaim tersebut tidak diakui atau hilang setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia Kedua.[70]

Lima hari sebelum kedatangan Jerman pada 14 Januari 1939 Tanah Ratu Maud dianeksasi oleh Norwegia [68] dengan mengeluarkan dekret kerajaan mengumumkan bahwa tanah yang berbatasan dengan di barat Dependensi Kepulauan Falkland dan di timur Dependensi Australia Antarkika di bawah kedaulatan Norwegia.[69] Dasar utama untuk aneksasi itu adalah untuk mengamankan akses industri penangkapan ikan paus Norwegia di wilayah tersebut.[68][73] Pada tahun 1948, Norwegia dan Inggris sepakat untuk membatasi Queen Maud Land dari 20 ° BT sampai 45 ° BT, dan bahwa Pantai Bruce and Coats Land harus dimasukkan ke dalam wilayah Norwegia.[69]

Keterlibatan Amerika Selatan sunting

Kekacauan perang dunia kedua dimanfaatkan oleh negara Amerika Selatan yaitu Chile dan Argentina untuk ikut dalam klaim wilayah di Antarktika. Presiden Chili, Pedro Aguirre Cerda menyatakan klaim bernama Teritori Antarktika Chili yang sebelumnya sudah diklaim oleh Inggris pada tahun 1940.

Argentina memiliki keterlibatan sejarah yang lebih lama. Tahun 1904 mulai penelitian dengan membeli sebuah stasiun meteorologi di Pulau Laurie didirikan pada tahun 1903 oleh Dr William S. Bruce, dari Ekspedisi Nasional Antartik Skotlandia. Bruce menawar pembelian stasiun beserta peralatan dengan jumlah 5,000 peso, dengan syarat pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan misi ilmiah.[74] Perwira Inggris, William Haggard juga mengirimkan sebuah catatan ke Menteri Luar Negeri Argentina Jose Terry untuk meratifikasi usul ketentuan Bruce.[74]

Pada tahun 1906, Argentina mengumumkan kepada masyarakat internasional bahwa telah mendirikan pangkalan permanen di Kepulauan Orkney Selatan. Namun, Haggard menanggapinya dengan mengingatkan pemerintah Argentina bahwa Kepulauan Orkney Selatan adalah wilayah klaim Inggris. Pihak pemerintah Inggris hanya memberikan izin satu tahun kepada Argentina melalui perundingan pada tahun 1913 atas kemungkinan transfer di pulau tersebut.Walaupun perundingan ini tidak berhasil, Argentina berusaha secara sepihak mendirikan kedaulatan mereka dengan penanda, bendera nasional dan simbol lainnya atas pulau tersebut.[75] Pada tahun 1943 Argentina menyatakan berdiri Argentina Antarktika, dengan kliam wilayah yang saling bertindihan dengan Inggris ( 20 °BT sampai 80 °BT) dan wilayah yang sebelumnya diklaim Chili (53 °BT sampai 90 °BT).

Pada tahun 1943 Inggris melancarkan Operasi Tabarin yang bertujuan untuk menegaskan kembali tuntutan Inggris terhadap wilayah yang sudah diklaim oleh Argentina dan Chili sekaligus sebagai tanda bahwa klaim wilayah tersebut dimiliki oleh Inggris.[76] Operasi tersebut juga didorong kekhawatiran Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran tentang arah kepentingan politik Amerika Serikat pasca perang di wilayah tersebut.

Pulau tersebut juga digunakan Kriegsmarine sebagai tempat pertemuan, tempat penampungan gerombolan perampok, U-perahu dan pasokan kapal. Pada tahun 1941 Jepang mencoba untuk merebut Kepulauan Falkland yang akan digunakan untuk pangkalan atau untuk mereka serahkan ke tangan Argentina, justru meraih keuntungan politik untuk Blok Poros dan menyangkal penggunaan pulau kepada Britain.

Pada tahun 1943, anggota dari HMS Carnarvon Castle[77] mencabut bendera Argentina dari Pulau Deception. Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Letnan James Marr dan meninggalkan Kepualaun Falkland dengan menggunakan dua kapal, HMS William Scoresby dan Fitzroy pada hari Sabtu, 29 Januari 1944.

Pangkalan penagkapan ikan paus Norwegia yang ditinggalkan pada bulan Febuari di Pulau Deception digunakan sebagai klaim Inggris dengan mengibarkan Bendera Britania Raya dan di Port Lockroy, pantai Tanah Graham. Sedangkan pangkalan di Teluk Harapan berdiri meski pembangunan pada tanggal 7 Februari 1944 gagal untuk membongkar muatan.[78] Sebagai salah satu simbol kedaulatan Inggris menerbitkan perangko.

Operasi Tabarin memprovokasi Chili untuk melakukan Ekspedisi Chili Antarktika Pertama pada tahun 1947-48, di mana presiden Chili Gabriel González Videla secara pribadi meresmikan pangkalan tersebut.[79]

Setelah berakhirnya perang pada tahun 1945, pangkalan Inggris Penelitian Dependensi Kepulauan Falkland yang sekarang disebut Penelitian Inggris Antarktika sebagai badan ilmiah pertama yang berdiri Antarktika.

Perkembangan pasca perang sunting

Gesekan antara Inggris dan negara-negara Amerika Latin berlanjut sampai periode pasca perang. Kapal perang Angkatan Laut Britania Raya yang dikirim pada tahun 1948 untuk mencegah serangan angkatan laut dan pada tahun 1952, sebuah pasukan pantai Argentina di Pantai Hope (dahulu Pangkalan Inggris "D", didirikan di sana pada tahun 1945, yang direbut Argentina lalu dibangun Pangkalan Esperanza) menembaki tim John Biscoe dari Survei Antarktika Inggris. Argentina menyampaikan permintaan maaf diplomatik bahwa telah terjadi kesalahpahaman dan komandan militer Argentina di lapangan telah melampaui wewenang.

Sebelum dan selama Perang dunia II, Amerika Serikat tertarik secara politis di benua Antarktika. Ekspedisi Departemen Antarktika Amerika Serikat berlangsung dari tahun 1939-1941 yang disponsori oleh pemerintah dengan dukungan oleh warga, perusahaan dan lembaga. Tujuan ekspedisi tersebut, dijelaskan oleh Presiden Franklin D. roosevelt, adalah untuk membangun dua pangkalan: Pangkalan Timur, di sekitar Pulau Charcot, dan Pangkalan Barat, di sekitar Tanah Raja Edward VII. Setelah berhasil berdiri dan difungsikan selama dua tahun namun pangkalan tersebut dikosongkan atau tidak digunakan dikarenakan situsai ketegangan internasinal yang meningkat.[80]

Segera setelah perang, kepentingan Amerika telah memunculkan kembali motif geopolitik secara eksplisit. Operasi Highjump, dari tahun 1946-1947 diselenggarakan oleh Laksamana Muda Richard E. Byrd Jr. dan termasuk 4.700 orang, 13 kapal, dan beberapa pesawat terbang. Misi utama dari Operasi Highjump adalah untuk mendirikan stasuin penelitian di Little America IV.[81] Selain itu bertujuan untuk pelatihan personel dan pengujian perangkat kondisi dingin dan memperkuat ilmu pengetahuan tentang hidrografi, geografis, geologis, meteorologi dan penyebaran kondisi medan elektromagnetik di wilayah tersebut. Misi ini juga bertujuan untuk konsolidasi dan memperluas Amerika Serikat kedaulatan di kawasan benua Antarktika, tetapi secara umum ditolak sebelum ekspedisi berakhir.

Menuju perjanjian internasional sunting

 
Lambang Sistem Trakat Antarktika.

Pada tahun 1955 Inggris mengajukan permohonan klaim teritorial antara Inggris, Artgentina dan Chile ke Mahkamah Internasional. Namun permohonana ini gagal dikarenakan kedua negera menolak untuk tunduk dalam prosedur arbitrase internasional.[82]

Negosiasi menuju pembentukan sebuah kondominium internasional di benua pertama kali dimulai pada tahun 1948, yang melibatkan 7 penuntut (Inggris, Australia, Selandia Baru, Prancis, Norwegia, Cile dan Argentina) dan AS. Upaya ini bertujuan untuk tidak memasukan Uni Soviet ke dalam kliam Antarktika dan bertujuan pembagian klaim secara cepat ketika Uni Soviet menyatakan deklarasi atas wilayah. Selain itu Uni Soviet menolak untuk mengakui kedaulatan tersebut dan untuk membuat klaim wilayah pada tahun 1950.[82]

Sebuah proyek ilmiah internasional pada tahun 1957-1958 yang disebut Tahun Geofisika Internasional. Hal tersebut menghasilkan Sistem Trakat Antarktika. Lebih dari 70 organisasi ilmiah nasional membentuk komite dan ikut serta dalam kerjasama internasional. Inggris mendirikan Station Penelitian Halley pada tahun 1956 oleh sebuah ekspedisi dari Royal Society. Sir Vivian Fuchs memimpin Ekspedisi Trans-Antarktik Commonwealth, yang menyelesaikan ekspedisi darat pertama Antarktika pada tahun 1958. Di pihak Jepang, Badan Keselamatan Maritim Jepang menawarkan kapal pemecah es Sōya sebagai kapal observasi Kutub Selatan dan Station Showa dibangun sebagai stasiun pengamatan Jepang di Antarktika.

Prancis berkontribusi dengan Stasiun Dumont d'Urville dan Stasiun Commandant Charcot di Tanah Adélie. Kapal ‘’Commandant Charcot’’ dari Angkatan Laut Prancis melakukan ionospheric soundings yang menghabiskan waktu sembilan bulan 1949/50 di pantai Daratan Adélie.[83] Amerika Serikat mendirikan Stasiun Kutub Selatan Amundsen-Scott sebagai stasiun permanen pertama di Kutub Selatan pada bulan Januari 1957.[84]

Akhirnya, untuk mencegah kemungkinan konflik militer di wilayah tersebut, Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet dan 9 negara lain menandatangani Perjanjian Antarktika pada tahun 1959. Perjanjian tersebut diberlakukan pada tahun 1961 berisi tentang kebebasan penyelidikan ilmiah dan pelarangan aktivitas militer. Perjanjian itu adalah perjanjian pengawasan senjata pertama kali didirikan selama Perang Dingin.[85]

Sejarah Terbaru sunting

Seorang bayi bernama Emilio Marcos de Palma, lahir di Fortín Sargento Cabral, Esperanza Base, dekat ujung Semenanjung Antarktika pada tanggal 7 Januari 1978 dan menjadi bayi pertama yang lahir di Antarktika.[86]

Pada tanggal 28 November 1979, sebuah maskapai Air New Zealand [[DC-10 menabrak Gunung Erebus di Ross Island, menewaskan 257 orang.[87]

Borge Ousland penjelajah dari Norwegia menjadi orang pertama yang berhasil melintasi Antarktika pertama tanpa bantuan pada tanggal 18 Januari 1997.[88]

Pada tanggal 23 November 2007, MS Explorer menabrak gunung es dan tenggelam, tapi semua penumpangnya diselamatkan oleh kapal terdekat, termasuk sebuah kapal pesiar Norwegia yangsedang melintas, MS Nordnorge (1996)MS Nordnorge.[89]

Referensi sunting

  1. ^ "Antarctica, Continent of Ice : Ice, Ice Shelves, Tidewater Glaciers, Icebergs, and Sea Ice". Diakses tanggal 31 August 2014. 
  2. ^ "Explorers from the 1400's - the Fifteenth Century". Diakses tanggal 07 September 2014. 
  3. ^ "THE CART OF ORONTIUS FINAEUS (Oronce Fine)". Diakses tanggal 31 August 2014. 
  4. ^ "El Sereno, A Bit Of History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-18. Diakses tanggal 31 August 2014. 
  5. ^ "Pedro Fernández de Quirós, 1606: Salvation, Treasure and Phantasmagoria?". Diakses tanggal 07 September 2014. 
  6. ^ Dalrymple, Alexander. (1771). A Collection of Voyages Made to the Ocean Between Cape Horn and Cape of Good Hope. Two volumes. London.
  7. ^ Headland, Robert K. (1984). The Island of South Georgia, Cambridge University Press. ISBN 0-521-25274-1
  8. ^ Cook, James. (1777). A Voyage Towards the South Pole, and Round the World. Performed in His Majesty's Ships the Resolution and Adventure, In the Years 1772, 1773, 1774, and 1775. In which is included, Captain Furneaux's Narrative of his Proceedings in the Adventure during the Separation of the Ships. Volume II. London: Printed for W. Strahan and T. Cadell. (Relevant fragment)
  9. ^ "Polar Regions". Diakses tanggal 07 September 2014. 
  10. ^ a b   Satu atau lebih kalimat sebelum ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publikChisholm, Hugh, ed. (1911). "Polar Regions". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press. 
  11. ^ U.S. Antarctic Program External Panel. "Antarctica —past and present" (PDF). NSF. Diakses tanggal 2007-11-14. 
  12. ^ Guy G. Guthridge. "Nathaniel Brown Palmer". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-02-02. Diakses tanggal 2007-11-14. 
  13. ^ Palmer Station. ucsd.edu
  14. ^ Erki Tammiksaar (14 December 2013). "Punane Bellingshausen". Postimees. Arvamus. Kultuur (dalam bahasa Estonian). 
  15. ^ Alan Gurney, Below the Convergence: Voyages Toward Antarctica, 1699–1839, Penguin Books, New York, 1998. p. 181
  16. ^ Bourke, Jane (2004). Amazing Antarctica. Ready-Ed Publications. ISBN 1863975845. 
  17. ^ a b c "ANTARCTIC EXPLORATION—CHRONOLOGY". Quark Expeditions. 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-08. Diakses tanggal 2006-10-20. 
  18. ^ Antarctic Circle—Antarctic First. Antarctic-circle.org. Retrieved on 2012-01-29.
  19. ^ a b Fogg, G.E. (2000). The Royal Society and the Antarctic. London, The Royal Society: Notes and Records of the Royal Society London, Vol. 54, No. 1. 
  20. ^ Harrowfield, Richard (2004). Polar Castaways: The Ross Sea Party of Sir Ernest Shackleton, 1914-1917. Montreal: McGill-Queen's University Press. ISBN 978-0-77-357245-4. 
  21. ^ Barczewski, pp. 19–20. (Barczewski mentions a figure of 14 expeditions)
  22. ^ Murray, John (1894). The Renewal of Antarctic Exploration. London: The Geographical Journal, Vol. 3, No. 1. 
  23. ^ Crane, David (2005). Scott of the Antarctic: A Life of Courage, and Tragedy in the Extreme South. London: Harper Collins. hlm. 75. ISBN 978-0-00-715068-7. 
  24. ^ American Association for the Advancement of Science (1887). The Exploration of the Antarctic Regions. New York: Science, Vol. 9, No. 223. 
  25. ^ a b Borchgrevink, Carstens (1901). First on the Antarctic Continent. George Newnes Ltd. ISBN 978-0-90-583841-0. Diakses tanggal 11 August 2008.  pp. 9–10
  26. ^ Borchgrevink, Carstens (1901). First on the Antarctic Continent. George Newnes Ltd. ISBN 978-0-90-583841-0. Diakses tanggal 11 August 2008.  pp. 4–5
  27. ^ Jones, Max (2003). The Last Great Quest. Oxford: Oxford University Press. hlm. 59. ISBN 01-9280-483-9. 
  28. ^ "Mountaineering and Polar Collection – Antarctica". National Library of Scotland. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-23. Diakses tanggal 19 November 2008. 
  29. ^ "Adrien de Gerlache 1866-1934". Diakses tanggal 22 September 2008. 
  30. ^ "The Forgotten Expedition". Antarctic Heritage Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-20. Diakses tanggal 13 August 2008. 
  31. ^ "Borchgrevink, Carsten Egeberg (1864–1934)". Australian Dictionary of Biography Online Edition. Diakses tanggal 10 August 2008. 
  32. ^ Preston, pp. 57–79
  33. ^ Crane, p. 253 (map); pp. 294–95 (maps)
  34. ^ Fiennes, p. 89
  35. ^ "Scotland and the Antarctic, Section 3: Scott, Shackleton and Amundsen". Glasgow Digital Library. Diakses tanggal 24 September 2008. 
  36. ^ Riffenburgh, pp. 309–12 (summary of achievements)
  37. ^ Huntford (Shackleton biography) p. 242 (map)
  38. ^ "Erich von Drygalski 1865–1949". South-pole.com. Diakses tanggal 23 September 2008. 
  39. ^ Mill, pp. 420–24
  40. ^ Crane, p. 307
  41. ^ Goodlad, James A. "Scotland and the Antarctic, Section II: Antarctic Exploration". Royal Scottish Geographical Society. Diakses tanggal 23 September 2008. 
  42. ^ "Otto Nordenskiöld 1869–1928". South-pole.com. Diakses tanggal 23 September 2008. 
  43. ^ Barczewski, p. 90
  44. ^ Mills, William James (11 December 2003). Exploring Polar Frontiers. ABC-CLIO. ISBN 978-1-57-607422-0. Diakses tanggal 23 September 2008.  pp. 135–139
  45. ^ "Jean-Baptiste Charcot". South-pole.com. Diakses tanggal 24 September 2008. (Francais voyage)
  46. ^ Mill, pp. 431–32
  47. ^ "Jean-Baptiste Charcot". South-pole.com. Diakses tanggal 24 September 2008. (Pourquoispas? voyage)
  48. ^ Amundsen, Vol I pp. 184–95; Vol II, pp. 120–134
  49. ^ Huntford (Last Place on Earth), pp. 446–74
  50. ^ "Roald Amundsen". Norwegian Embassy (UK). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-22. Diakses tanggal 25 September 2008. 
  51. ^ "Explorer and leader: Captain Scott". National Maritime Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-02. Diakses tanggal 27 September 2008. 
  52. ^ a b Tyler-Lewis, Kelly (2007). The Lost Men. London: Bloomsbury Publishing. hlm. 193–197. ISBN 978-0-74-757972-4. 
  53. ^ Huntford, Roland (1985). Shackleton. London: Hodder & Stoughton. hlm. 684. ISBN 03-4025-007-0. 
  54. ^ Althoff, William F. Drift Station: Arctic outposts of superpower science. Potomac Books Inc., Dulles, Virginia. 2007. p. 35.
  55. ^ Wilkins, Hubert Wilkins. Flying the Arctic. hlm. 313. 
  56. ^ "Milestones, Jan. 28, 1980". Time. 28 January 1980. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-25. Diakses tanggal 4 May 2010. 
  57. ^ Historic Names — Norwegian-American Scientific Traverse of East Antarctica Diarsipkan 2008-03-21 di Wayback Machine.. Traverse.npolar.no. Retrieved on 2012-01-29.
  58. ^ Navy Military History Diarsipkan 2013-10-02 di Wayback Machine.. History.navy.mil. Retrieved on 2012-01-29.
  59. ^ "Friends of Ferguson Heritage- The Worst Journey in the World]". 
  60. ^ a b International law for Antarctica, p. 652, Francesco Francioni and Tullio Scovazzi, 1996
  61. ^ http://www.legislation.govt.nz/regulation/imperial/1923/0974/latest/DLM1195.html Order in Council Under the British Settlements Act, 1887 (50 & 51 Vict c 54), Providing for the Government of the Ross Dependency.
  62. ^ Antarctica and international law: a collection of inter-state and national documents, Volume 2. pp. 143. Author: W. M. Bush. Editor: Oceana Publications, 1982. ISBN 0-379-20321-9, ISBN 978-0-379-20321-9
  63. ^ C2004C00416 / Australian Antarctic Territory Acceptance Act 1933 ( Cth )
  64. ^ Dunmore, John (2007). From Venus to Antarctica: The Life of Dumont D'Urville. Auckland: Exisle Publ. hlm. 209. ISBN 9780908988716. 
  65. ^ "A Brief History of Mawson". Australian Government - Australian Arctic Division. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-27. Diakses tanggal 2008-07-16. 
  66. ^ Kyvik, Helga, ed. (2008). Norge i Antarktis. Oslo: Schibsted Forlag. hlm. 52. ISBN 82-516-2589-0. 
  67. ^ "Lov om Bouvet-øya, Peter I's øy og Dronning Maud Land m.m. (bilandsloven)" (dalam bahasa Norwegian). Lovdata. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 29 August 2011. 
  68. ^ a b c "Dronning Maud Land" (dalam bahasa Norwegian). Norwegian Polar Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-21. Diakses tanggal 10 May 2011. 
  69. ^ a b c d e Gjeldsvik, Tore. "Dronning Maud Land". Store norske leksikon (dalam bahasa Norwegian). Diakses tanggal 9 May 2011. 
  70. ^ a b Widerøe, Turi (2008). "Annekteringen av Dronning Maud Land". Norsk Polarhistorie (dalam bahasa Norwegian). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 15 July 2011. 
  71. ^ Murphy, 2002, p. 192.
  72. ^ Murphy, 2002, p. 204.
  73. ^ "Forutsetninger for Antarktistraktaten". Norsk Polarhistorie (dalam bahasa Norwegian). Diakses tanggal 15 May 2011. 
  74. ^ a b Escude, Carlos; Cisneros, Andres. "Historia General de las Relaciones Exteriores de la Republica Argentina" (dalam bahasa Spanish). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-10. Diakses tanggal July 6, 2012. 
  75. ^ Kieran Mulvaney (2001). At the Ends of the Earth: A History of the Polar Regions. Island Press. hlm. 124–130. 
  76. ^ British Research Stations and Refuges - History
  77. ^ HMS Carnarvon Castle 1943
  78. ^ http://www.antarctica.ac.uk/about_bas/our_history/stations_and_refuges/hope_bay.php Hope Bay Station D — History
  79. ^ Antarctica and the Arctic: the complete encyclopedia, Volume 1, by David McGonigal, Lynn Woodworth, page 98
  80. ^ Bertrand, Kenneth J. (1971). Americans in Antarctica 1775-1948. New York: American Geographical Society. 
  81. ^ Kearns, David A. (2005). "Operation Highjump: Task Force 68". Where Hell Freezes Over: A Story of Amazing Bravery and Survival. New York: Thomas Dunne Books. hlm. 304. ISBN 0-312-34205-5. Diakses tanggal 2011-05-31. 
  82. ^ a b Klaus Dodds (2012). The Antarctic: A Very Short Introduction. Oxford University Press. 
  83. ^ M. Barré, K. Rawer: "Quelques résultats d’observations ionosphériques effectuées près de la Terre Adélie". Journal of Atmospheric and Terrestrial Physics volume 1, issue 5–6 (1951), pp. 311–314.
  84. ^ "South Pole's first building blown up after 53 years". OurAmazingPlanet.com. 2011-03-31. 
  85. ^ "ATS.aq". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-15. Diakses tanggal 2014-10-12. 
  86. ^ Gravminner i Norge. DIS Norge. Retrieved on 14 June 2012. (Norwegia)
  87. ^ "The Story". Diakses tanggal 24 September 2014. 
  88. ^ "A Changing Arctic with Børge Ousland". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-29. Diakses tanggal 24 September 2014. 
  89. ^ "MS Explorer : Sinking Cruise Ship Sunk Near South Shetland Islands November 23, 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-20. Diakses tanggal 24 September 2014. 

Pranala luar sunting