Sarabit al-Khadim

kuil di Mesir

Sarabit al-Khadim (Arab: سرابيط الخادم pelafalan dalam bahasa Arab: [saraːˈbiːtˤ alˈχaːdɪm]; juga ditulis "Serabit el-Khadim, Serabit al-Khadim, Serabit el-Khadem") adalah suatu tempat pemukiman di bagian barat daya Semenanjung Sinai, Mesir, di mana terdapat tambang pirus (turquoise) yang digali secara besar-besaran pada zaman Antik, terutama oleh orang Mesir Kuno. Ekskavasi arkeologi, pertama-tama oleh Sir Flinders Petrie, menngungkapkan adanya tempat perkemahan para penggali dan suatu kuil Hathor, dewi orang Mesir yang dianggap sebagai pelindung wilayah padang gurun.

Reruntuhan kuil Hathor, Sarabit al-Khadim
Ilustrasi yang dibuat oleh suatu ekspedisi Prusia dari abad ke-19
Denah kuil Hathor di Sarabit al-Khadim

Penemuan arkeologi sunting

 
Spesimen abjad Proto-Sinai. Garis yang membentang dari kiri atas ke kanan bawah dapat dibaca mt l bʿlt "... untuk Sang Nyonya"

Ada 30 graffiti ukiran "abjad Proto-Sinai" yang membuka pandangan mengenai sejarah abjad.[1] Tambang-tambang ini mempekerjakan para tawanan perang dari Asia barat daya yang kemungkinan berbahasa Semit Barat Laut, seperti bahasa Kanaan yang merupakan leluhur bahasa Fenisia dan bahasa Ibrani. Penelitian selama satu abad dan publikasi awal oleh Sir Flinders Petrie membawa kesepakatan para peneliti mengenai penafsiran sebuat frasa tunggal, dipecahkan pada tahun 1916 oleh Alan Gardiner: לבעלת l bʿlt (kepada Nyonya/Lady) [baʿlat (Nyonya/Lady) sebagai gelar bagi dewi Hathor dan bentuk feminin untuk gelar Baʿal (Tuan/Lord) yang diberikan untuk dewa orang Semit], meskipun kata m’hb (dicintai) juga sering dikutip untuk kata kedua. Tulisan ini mempunyai kesamaan grafik dengan tulisan hieratik Mesir, bentuk yang lebih sederhana dari hieroglif. Pada tahun 1950-an dan 1960-an turunan abjad Kanaan biasanya dapat ditunjukkan dari hieratik, menggunakan penafsiran William Albright mengenai Proto-Sinai sebagai kuncinya. Umumnya diterima bahwa bahasa tulisan itu adalah dari rumpun bahasa Semit, bahwa tulisan itu mengandung prototipe hieratik dan merupakan leluhur abjad-abjad Semit, serta bahwa tulisan itu sendiri adalah akrofonik dan alfabetik (lebih khusus lagi, suatu alfabet/abjad konsonantal). Kata baʿlat (Nyonya) mendukung identifikasi bahasa itu dari rumpun Semit. Namun, hal ini masih harus terus diteliti agar identifikasi ini tidak bersifat spekulatif.

Romanus Francois Butin dari Catholic University of America menerbitkan artikel dalam Harvard Theological Review berdasarkan Misi Harvard tahun 1927 ke Serabit dan Ekspedisi Bersama Harvard-Catholic University tahun 1930. Artikelnya "The Serabit Inscriptions: II. The Decipherment and Significance of the Inscriptions" memberikan studi rinci awal mengenai inskripsi dan beberapa dusin foto hitam putih, tulisan tangan dan analisis inskripsi yang diterbitkan sebelumnya, #346, 349, 350-354, dan tiga inskripsi baru, #355-368. Pada waktu itu, #355 masih terdapat di Sarabit tetapi belum difoto oleh Misi Harvard sebelumnya. Pada tahun 1932, ia menulis: "Artikel ini dimulai dengan tujuan terbatas untuk memperkenalkan tulisan baru yang ditemukan oleh Ekspedisi Bersama Harvard-Catholic University di Sarabit pada musim semi 1930. Dalam perjalanan penelitian, saya melihat bahwa sejumlah lambang yang diragukan dalam inskripsi-inskripsi yang diterbitkan sebelumnya dibuat menjadi jelas oleh lempengan-lempengan baru, dan saya memutuskan untuk meninjau seluruh bidang ini lagi."[2] Kedua artikel ini memberikan analisis tulisan Proto-Sinai dari ekspedisi terdahulu di situs ini.

Kaitan dengan Gunung Sinai sunting

Dalam bukunya, A History of Sinai, Lina Eckenstein mengutarakan teori bahwa Sarabit al-Khadim adalah situs sejarah Gunung Sinai, di mana Musa menerima Sepuluh Perintah Allah. Teori ini terutama didasarkan adanya suatu kuil Hathor, dewi yang diyakini oleh Eckenstein dilambangkan oleh berhala anak lembu emas yang dibuat oleh orang Ibrani ketika Musa sedang berada di atas gunung.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ P. Kyle McCarter. "The Early Diffusion of the Alphabet", The Biblical Archaeologist 37.3 (September 1974:54-68) pp 56-58.
  2. ^ Vol. 25:2 (1932) The Serabit Expedition of 1930: IV. The Protosinaitic Inscriptions

Pustaka sunting

  • Albright, W.F. "The Early Alphabetic Inscriptions from Sinai and Their Decipherment". Oakland: Bulletin of the American Schools of Oriental Research. 1948.
  • Butin, R., “The Serabit Inscriptions: II. The Decipherment and Significance of the Inscriptions", Harvard Theological Review, Vol. 21, No. 1 (Jan. 1928), p. 9-67.
  • Butin, R., “The Protosinaitic Inscriptions", Harvard Theological Review, Vol. 25, No. 2 (April 1932), p. 130-203.
  • W.M. Flinders Petrie, Researches in Sinai, London, 1906.
  • R. Giveon, The Stones of Sinai speak, Tokyo, 1978.
  • Eckenstein, Lina, A History of Sinai. London: Society for Promoting Christian Knowledge, 1921.
  • Lake, K. and Blake, R., “The Serabit Inscriptions: I. The Rediscovery of the Inscriptions", Harvard Theological Review, Vol. 21, No. 1 (Jan. 1928), p. 1-8.

Pranala luar sunting

Koordinat: 29°2′12″N 33°27′33″E / 29.03667°N 33.45917°E / 29.03667; 33.45917