Sakti

Personifikasi energi dan kekuatan feminin Tuhan dalam agama Hindu

Shakti (Devanagari: शक्ति, IAST: Śakti; lit. "Energi, skill, usaha, kekuatan, kemampuan" adalah sebuah konsep agama Hindu atau perwujudan dari aspek kewanitaan Tuhan, kadang kala dianggap sebagai 'Ibu surgawi'. Sakti melambangkan keaktifan, asas dinamis dari kekuatan feminim. Dalam Shaktisme, Sakti dipuja sebagai Dewi yang utama, tetapi, dalam tradisi Hindu lainnya, Sakti penjelmaan dari energi aktif atau kekuatan dari seorang Dewa (Purusha), seperti misalnya Wisnu dalam Waisnawa atau Siwa dalam Saiwisme. Saktinya Dewa Wisnu disebut Laksmi, dan Parwati merupakan saktinya Dewa Siwa. Dalam beberapa aliran, Sakti berasal dari Dewi Gayatri.

Sakti
energi surgawi
Shakti
Adi Parashakti Lalita Tripura Sundari duduk di atas Brahma, Wisnu, Rudra, Syiwa and Parasiwa
Nama lainAdi Parashakti, Dewi, Durga, Mahalakshmi, Parwati, Saraswati, Kali, Sati
AfiliasiDewi
SenjataSemua

Sakti sering merujuk pada istri Siwa. Beberapa nama umum untuk Shakti adalah Mulaprakriti, yang berarti substansi akar, dan Mahamaya.

Asal sunting

Salah satu representasi dewi tertua di India adalah dalam bentuk segitiga. Baghor stone, ditemukan dalam konteks Paleolitik di lembah Son River dan berasal dari tahun 9.000–8.000 SM,[1] dianggap sebagai contoh awal dari yantra.[2] Kenoyer, bagian dari tim yang menggali batu tersebut menilai kemungkinan besar batu tersebut berhubungan dengan Sakti.[3] Pemujaan Siwa dan Sakti juga lazim di peradaban lembah Indus.[4]

Didunia ini, ada 3 Sakti Utama yaitu Dewi Parwati, Dewi Saraswati, dan Dewi Laksmi

Mariamman sunting

Dewi Shakti telah disinkronkan dengan Amman [a] dari tradisi India Selatan, terutama di negara bagian Karnataka, Tamil Nadu, Kerala, Telangana, dan Andhra Pradesh. Ada banyak kuil yang didedikasikan untuk berbagai inkarnasi dewi Shakti di sebagian besar desa di India Selatan. Orang-orang pedesaan percaya bahwa Amman adalah pembawa hujan, pelindung desa, penghukum orang jahat, penyembuh penyakit, dan pemberi kesejahteraan desa. Mereka merayakan perayaan Shakti dengan kemegahan setiap tahunnya. Beberapa contoh dewi yang berasimilasi ke dalam Shakti adalah Mahalakshmi, Kamakshi, Parvati, Lalita, Bhuvaneshwari, Durga, Meenakshi, Mariamman, Yellamma, Poleramma, Saraswati dan Perantalamma.

Dewi Parwati sunting

Parwati (Sanskerta: पार्वती; Pārvatī) adalah salah satu dewi dalam agama Hindu. Menurut mitologi Hindu, Parwati merupakan puteri dari raja gunung dari Himalaya bernama Himawan, dan seorang apsari bernama Mena. Parwati dianggap sebagai pasangan kedua dari Siwa, Dewa pelebur dan penghancur dalam agama Hindu. Dalam perjalanan menuju Dewa Siwa, Parvati sering kali mendapat kesulitan. Namun, Parvati selalu tertolong oleh para Dewa. Parvati mempunyai 2 putra, yang menjadi dewa besar di Agama Hindu, yaitu Ganesha dan Agni. Namun beberapa meyakini bahwa Agni bukan anak Parvati, melainkan Kartikeya lah anak dari Parwati. Dewi Parwati sering disamakan dengan istri Siwa yang lain, yaitu Durga, Uma, Adi Shakti, Sati, dan Dewi Kali.

Beberapa aliran meyakini parwati sebagai adik dari Wisnu dan adik dari Gangga banyak pengikut aliran filsafat Shakta meyakininya sebagai dewi yang utama. Dalam susastra Hindu, Parwati juga dihormati sebagai perwujudan dari Sati atau Durga.

Dalam bahasa Sanskerta, kata Pārvatī berarti "mata air pegunungan". Parwati juga dikenal dengan berbagai nama, antara lain: Umā, Gaurī, Iswarī, Durgā, Ambikā, Girijā, dan lain lain.

Dalam beberapa foto, Dewi Parwati sering digambarkan memegang Bunga Teratai dan Koin Emas. Dalam beberapa foto yang lain, Dewi Parwati juga sering digambarkan memegang Kapak kecil dan ditemani 2 gajah dan duduk bersama Siwa dan Ganesha. Parwati juga merupakan perwujudan dari Durga, yang bersenjatakan Trisula, Cakra, dan Sangkakala, serta menaiki wahana Singa atau Macan

Dewi Saraswati sunting

Saraswati (Dewanagari: ; IAST: Sarasvatī) adalah salah satu dari tiga dewi utama dalam agama Hindu, dua yang lainnya adalah Dewi Sri (Laksmi) dan Dewi Uma (Durga). Saraswati adalah sakti (istri) dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta. Saraswati berasal dari akar kata sr yang berarti mengalir. Dalam Regweda V.75.3, Saraswati juga disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna, dan lainnya

Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam agama weda. Nama Saraswati tercantum dalam Regweda dan juga dalam sastra Purana (kumpulan ajaran dan mitologi Hindu). Ia adalah Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni. Saraswati juga dipuja sebagai Dewi Kebijaksanaan.

Dalam aliran Wedanta, Saraswati di gambarkan sebagai kekuatan feminin dan aspek pengetahuan — sakti — dari Brahman. Sebagaimana pada zaman lampau, ia adalah dewi yang menguasai ilmu ppengetahuan dan seni. Para penganut ajaran Wedanta meyakini, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan seni, adalah salah satu jalan untuk mencapai moksa, pembebasan dari kelahiran kembali.

Dewi Laksmi sunting

Dalam agama Hindu, Laksmi (Dewanagari: ; IAST: Lakshmī) adalah dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran, keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan.

Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu dari alam semesta, sakti dari Dewa Wisnu. Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Wisnu. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi ikut serta menjelma sebagai Wedawati, Sita (ketika Wisnu menjelma sebagai Rama), Radha, Rukmini (ketika Wisnu menjelma sebagai Kresna), dan Alamelu (ketika Wisnu menjelma sebagai Wenkateswara).

Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut "Widya", yang berarti pengetahuan, karena Dia juga Dewi pengetahuan keagamaan. Ia juga dihubungkan dengan setiap kebahagiaan yang terjadi di antara keluarga dan sahabat, perkawinan, anak-anak, kekayaan, dan kesehatan yang menjadikannya Dewi yang sangat terkenal di kalangan umatHindu.

Referensi sunting

  1. ^ Insoll, Timothy (2002). Archaeology and World Religion. Routledge. hlm. 36. ISBN 9781134597987. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2022. Diakses tanggal 3 October 2020. 
  2. ^ Harper, Katherine Anne; Brown, Robert L. (2012). The Roots of Tantra. SUNY Press. hlm. 39. ISBN 9780791488904. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2022. Diakses tanggal 3 October 2020. 
  3. ^ Kenoyer, J.M.; Clark, J.D.; Pal, J.N.; Sharma, G.R. (1983). "An upper palaeolithic shrine in India?". Antiquity. 57 (220): 93. doi:10.1017/S0003598X00055253. 
  4. ^ Chaurasia, Radhey Shyam (May 2002). History of Ancient India: Earliest Times to 1000 A.D. (dalam bahasa Inggris). Atlantic Publishers & Dist. hlm. 26. ISBN 978-81-269-0027-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 October 2022. Diakses tanggal 3 October 2020. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan