Senapan mesin Bren

(Dialihkan dari SMR Bren)

Senapan Bren atau biasa disebut Bren, adalah seri Senapan Mesin Ringan (SMR) yang diadopsi oleh Britania Raya pada tahun 1930-an dan digunakan dalam berbagai misi pasukan sampai tahun 1991. Senapan ini terkenal karena perannya sebagai kekuatan Senapan Mesin Ringan utama yang digunakan infanteri Britania Raya dan Persemakmuran Inggris dalam Perang Dunia II, dan juga digunakan dalam Perang Korea dan digunakan dalam misi tempur yang terjadi dalam seluruh paruh kedua abad ke-20, termasuk pada Perang Falkland tahun 1982 dan Perang Teluk 1991. Meskipun dilengkapi dengan standar bipod, senapan ini juga bisa dipasang pada standar tripod atau standar atas kendaraan.

SMR Bren

Jenis Senapan Mesin Ringan (SMR)
Negara asal Britania Raya Britania Raya
Cekoslowakia Cekoslowakia
Kanada Kanada
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1938-1958 (sampai 1991 sebagai L4)
Digunakan oleh Lihat Pengguna
Pada perang Perang Dunia II
Revolusi Nasional Indonesia
Perang Saudara Tiongkok
Perang India-Pakistan,
Perang Arab-Israel 1948,
Kedaruratan Malaya
Perang Korea
Pemberontakan Mau Mau
Krisis Suez
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Operasi Anti-Gerilya di Indonesia
Konflik Irlandia Utara,
Perang Tiongkok-India,
Perang Falkland,
Perang Teluk,
Sejarah produksi
Tahun 1935
Produsen Royal Small Arms Factory (Enfield)
John Inglis and Company, Long Branch, Toronto, Ishapore dan Lithgow Small Arms Factory.
Diproduksi 1935-1971
Jumlah produksi 500,000
Varian Mk I, II, III, IV, L4
Spesifikasi
Berat 22,83 lb (10,35 kg)
Panjang 42,9 in (1.156 mm), Mk IV
Panjang laras 25 in (635 mm)
Awak 2 (penembak dan pengganti magazen/laras senjata)

Peluru .303 British
7,92x57mm Mauser (untuk Tiongkok dalam Perang Dunia II)
7,62x51mm NATO
Mekanisme Isi ulang operasi gas, baut miring
Rata² tembakan 500–520 peluru/menit
Kecepatan peluru 2440 kaki/detik (743,7 m/s)
Jarak efektif 600 yd (550 m)
Jarak jangkauan 1850 yd
Amunisi Magazen Box 30 putaran yang dapat dilepas, Magazen Panci 100 putaran yang dapat dilepas

Bren adalah versi modifikasi dari Senapan Mesin Ringan ZB vz. 26 yang dirancang di Cekoslowakia, yang telah diuji oleh tentara Angkatan Darat Inggris selama kompetisi senjata api pada tahun 1930-an. Bren tahap selanjutnya kemudian menggunakan magazen peluru box melengkung yang khas, pelindung pijar kerucut dan laras rubah-cepat. Nama Bren berasal dari Brno, kota di Cekoslowakia dimana Zb vz. 26 awal dirancang, dan Enfield, sebuah daerah di Inggris tempat berdirinya pabrik senjata Royal Small Arms Factory.

Pada 1950-an, Bren di-desain ulang untuk dapat menggunakan peluru 7,62x51mm NATO. Posisinya sebagai SMR utama di Angkatan Darat Inggris digantikan sebagian oleh SMSG (Senapan Mesin Serba Guna) L7, senjata pengguna Sabuk amunisi yang lebih berat. Senjata ini pada tahun 1980-an diganti dengan SMSG L86 yang menembakkan peluru 5.56x45mm NATO, yang menyebabkan Bren hanya digunakan hanya sebagai senjata pada standar beberapa kendaraan.

Sejarah penggunaan sunting

Paska Perang Dunia II sunting

Paska Perang Dunia II SMR Bren digunakan oleh Angkatan Darat Britania, dan tentara berbagai negara Persemakmuran Inggris, dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Perang Korea, Kedaruratan Malaya, dan Pemberontakan Mau Mau, di mana senjata ini lebih disukai ketimbang Senapan Mesin Serba Guna karena beratnya lebih ringan. Selama Perang Falkland pada tahun 1982, formasi Komando 40 Marinir Britania Raya membawa sebuah SMR dan sebuah SMSG per bagian pasukannya.

Ketika tentara Inggris mengadopsi peluru 7,62 mm NATO, Bren dirancang ulang untuk kaliber 7,62 mm, dilengkapi dengan laras senjata dan magazen baru. Bren tipe ini digunakan kembali sebagai SMR L4 (dalam berbagai varian) dan tetap dalam penggunaan Tentara Inggris sampai tahun 1990-an. Pelindung pijar kerucut digantikan oleh jenis celah mirip dengan senapan L1 kontemporer dan SMSG L7. Perubahan dari peluru berpelek ke peluru tanpa pelek dan magazen yang hampir-lurus meningkatkan daya kapasitas isi-ulang, dan mengizinkan penggunaan magazen 20-peluru dari senapan isi ulang otomatis 7,62 mm L1A1. Magazen 30-peluru dari L4 dapat juga dipasang pada senapan L1A1, tapi pegas magazen ini tidak selalu cukup kuat untuk memberikan tekanan ke atas yang cukup untuk mengisi peluru dengan benar.

Penggunaan peluru 5,56 mm NATO menyebabkan Bren/L4 dihapus dari daftar senjata yang disetujui dan kemudian ditarik dari penggunaan. Fakta bahwa SMR Bren tetap digunakan selama bertahun-tahun dalam begitu banyak negara yang berbeda di banyak perang membuktikan banyak tentang kualitas dari desain dasar Bren.

Bren Tahap III masih digunakan secara terbatas dalam Pasukan Cadangan Angkatan Pertahanan Irlandia, meskipun dalam kebanyakan unit telah digantikan oleh FN MAG (SMSG) 7,62 mm. Senjata itu populer di kalangan prajurit yang bertugas menggunakannya (dikenal sebagai Brenners) karena ringan dan tahan lama, dan memiliki reputasi untuk akurasi. Penggunaan yang paling menonjol dari Bren oleh pasukan Irlandia adalah di Kongo selama tahun 1960-an, ketika Bren adalah bagian standar dari senjata otomatis tentara reguler mereka.

Dalam perang di Indonesia sunting

Dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, Bren adalah senapan mesin yang digunakan oleh tentara Inggris yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Senapan mesin ini banyak digunakan oleh tentara AFNEI dalam pertempuran-pertempuran dengan pasukan Indonesia, seperti dalam Peristiwa 10 November tahun 1945 di Surabaya.

Setelah Perang Kemerdekaan 1945-1950 TNI menggunakan SMR Bren dalam pasukan senapan mesinnya. Pasukan operasi khusus Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Indonesia juga masih menggunakan SMR Bren.

Pada November 2007, Bren masih diproduksi oleh Ordnance Factories Organisation di India sebagai "Gun, 7.62mm Machine 1B".[1]

Pengguna sunting

Galeri gambar sunting

Referensi sunting