Riduan Isamuddin

teroris Indonesia, mantan pemimpin organisasi Jemaah Islamiyah

Encep Nurjaman (atau dikenal dengan nama samaran Hambali atau Riduan Isamuddin; lahir 4 April 1964) adalah mantan pemimpin militer Jemaah Islamiyah, sebuah organisasi Khawarij di Indonesia yang diduga kuat berhubungan dengan Al-Qaeda.

Encep Nurjaman alias Hambali alias Riduan Isamudin
salah satu dari 16 tahanan bernilai tinggi yang ditahan di Guantánamo. 2012
Lahir4 April 1964 (umur 60)
Indonesia Cipanas
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPemimpin Militer

Kasus sunting

Hambali diduga kuat mempunyai peran penting dalam peristiwa berdarah Bom Bali 2002 yang menghancurkan Sari Club dan Paddy's Bar tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga negara Australia. Tiga penggerak utama peristiwa berdarah tersebut, Amrozi dan Mukhlas bersaudara dan Imam Samudra telah dihukum mati di Nusakambangan pada bulan November 2008.

Penangkapan dan Penahanan sunting

Ia ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003 dan ditahan di Yordania, lalu dipindahkan ke penjara milik Amerika Serikat di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo, Kuba.

Kontroversi Keterlibatan Bom Bali sunting

Bulan Agustus 2009, pejabat senior Amerika Serikat menyatakan bahwa walaupun para ahli, analis intelijen dan pejabat pemerintah mereka mempunyai dugaan kuat bahwa Hambali terlibat dalam peristiwa Bom Bali 2002, keterlibatannya dalam peristiwa tersebut tidak dapat dibuktikan oleh jaksa militer karena kurangnya bukti. Walaupun keterlibatannya tidak dapat dibuktikan, dinyatakan bahwa keterlibatan Hambali lainnya dalam rentetan peristiwa terorisme di kepulauan Indonesia akan hampir memastikan bahwa dia akan tetap ditahan.[1]

Kehidupan pribadi sunting

Hambali menikah dengan wanita Malaysia bernama Noralwizah Lee Abdullah. Setelah penangkapan Hambali, Noralwizah ditahan di Malaysia.

Pranala luar sunting

Catatan kaki sunting