Revolusi Hungaria 1956

pergerakan revolusi politik di Hongaria
(Dialihkan dari Revolusi Hongaria 1956)

Revolusi Hungaria 1956, atau Pemberontakan Hungaria 1956[5] (bahasa Hongaria: 1956-os forradalom atau 1956-os felkelés), merupakan revolusi untuk menentang pemerintahan Republik Rakyat Hungaria dan intervensi kebijakan negara oleh Uni Soviet. Revolusi ini berlangsung dari tanggal 23 Oktober sampai 10 November 1956. Walau revolusi ini tidak dipimpin oleh seorang tokoh pada awalnya, kejadian ini merupakan ancaman utama pertama bagi pengaruh Uni Soviet di Eropa Timur sejak Uni Soviet mengalahkan pasukan Nazi Jerman di wilayahnya pada akhir Perang Dunia II.

Revolusi Hungaria 1956
Bagian dari Perang Dingin

Lambang Revolusi Hungaria, Bendera Hungaria dengan lambang komunis yang telah dipotong
Tanggal23 Oktober – 10 November 1956
(2 minggu dan 4 hari)
Perlawanan warga berlanjut hingga Januari 1957
LokasiRepublik Rakyat Hungaria
Hasil Kemenangan Uni Soviet
Revolusi berhasil ditumpas
Pihak terlibat

 Uni Soviet

Republik Rakyat Hungaria

Pejuang revolusi dan pasukan pro-pemerintahan Imre Nagy
Tokoh dan pemimpin
Kekuatan
31.550 orang
1.130 tank [1]
Loyalis pemerintah yang tidak diketahui jumlahnya
Tentara, milisi, dan warga sipil bersenjata yang tidak diketahui jumlahnya
Korban
Korban dari pihak Soviet:
722 tewas atau hilang
1.540 terluka[2]
2.500–3.000 tewas (perkiraan)
13.000 terluka (perkiraan)[3]
3.000 warga sipil tewas[4]

Revolusi ini bermula dari unjuk rasa pelajar yang berhasil menarik perhatian ribuan massa sewaktu berbaris melalui pusat kota Budapest ke gedung parlemen, sambil berorasi di jalanan menggunakan van dengan pengeras suara. Seorang perwakilan mahasiswa ditangkap setelah mencoba memasuki gedung radio untuk menyiarkan tuntutan mereka. Ketika para pengunjuk rasa menuntut untuk melepaskan perwakilan pelajar tersebut, mereka justru ditembaki dari dalam gedung tersebut oleh Otoritas Perlindungan Negara (Állam Védelmi Hatóság, ÁVH). Satu pelajar tewas dan jasadnya dibalut dengan bendera dan diangkat ke atas oleh kerumunan massa. Hal ini yang menandai awal dari revolusi. Berita ini menyebar luas dan menyebabkan meletusnya kekacauan serta kekerasan di seluruh wilayah ibu kota.

Pemberontakan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru negara dan berhasil menggulingkan pemerintah. Ribuan orang menjadi milisi, bertempur melawan ÁVH dan pasukan Soviet. Pendukung Soviet dan anggota ÁVH dieksekusi atau dipenjarakan, dan eks-tahanan politik dibebaskan dan dipersenjatai. Dewan pekerja radikal kemudian mengambil alih kekuasaan wilayah dari Partai Rakyat Buruh Hungaria dan menuntut perubahan politik. Pemerintahan yang baru secara resmi membubarkan ÁVH, menyatakan niatannya untuk keluar dari Pakta Warsawa dan berjanji untuk mengadakan pemilu secara bebas dan terbuka. Pada akhir Oktober, pertempuran hampir berakhir dan keadaan kembali seperti normal.

Namun, yang awalnya terdapat kemungkinan untuk negosiasi penarikan pasukan Soviet, Politbiro Partai Komunis Uni Soviet berubah pikiran dan memutuskan untuk menumpas revolusi. Pada 4 November, pasukan Soviet dalam jumlah besar menginvasi Budapest dan wilayah lainnya. Perlawanan dari Hungaria berlanjut hingga 10 November. Lebih dari 2.500 warga Hungaria dan 700 serdadu Soviet tewas dalam konflik ini, dan 200.000 warga Hungaria melarikan diri sebagai pengungsi. Penangkapan massal dan pengecaman berlangsung hingga beberapa bulan setelahnya. Pada Januari 1957, pemerintahan baru yang didukung Soviet telah menekan seluruh gerakan oposisi. Tindakan Soviet tersebut, walau berhasil menguatkan kendali atas Blok Timur, telah membuat kaum Marxis Barat kecewa, mengakibatkan perpecahan dan/atau penurunan jumlah anggota partai komunis di negara kapitalis.

Pembahasan mengenai revolusi ini dilarang di Hungaria selama lebih dari 30 tahun. Setelah berlangsungnya liberalisasi pada tahun 1980-an, kejadian ini menjadi subjek pembelajaran dan perdebatan. Pada awal dari era Republik Ketiga Hungaria pada tahun 1989, tanggal 23 Oktober ditetapkan menjadi hari libur nasional.

Latar Belakang sunting

Selama Perang Dunia II Hungaria merupakan anggota dari Blok Poros, bersekutu dengan Nazi Jerman, Italia Fasis, Rumania, dan Bulgaria. Pada tahun 1941, pasukan militer Hungaria ikut serta dalam pendudukan Yugoslavia dan invasi ke Uni Soviet. Tentara Merah mampu memukul balik pasukan Hungaria dan sekutu dari Blok Poros lainnya, dan pada tahun 1944 pasukan Soviet maju menuju Hungaria.

Khawatir negaranya akan diinvasi, pemerintah Hungaria memulai negosisasi gencatan senjata dengan Blok Sekutu. Negosiasi ini berakhir setelah Nazi Jerman menginvasi dan menduduki Hungaria dan melantik Pemerintahan Persatuan Nasional yang pro-Blok Poros.

Baik pasukan Hungaria dan Jerman yang bertugas di Hungaria, dikalahkan setelah Uni Soviet menginvasi Hungaria di akhir 1944.

Pendudukan pascaperang sunting

Menjelang akhir dari Perang Dunia II, Angkatan Darat Soviet menduduki Hungaria, dengan negara tersebut jatuh ke dalam lingkup pengaruh Uni Soviet. Segera setelah Perang Dunia II, Hungaria menganut sistem demokrasi multipartai, dan pemilu pada tahun 1945 menghasilkan pemerintahan koalisi dengan Perdana Menteri Zoltán Tildy. Namun, Partai Komunis Hungaria yang merupakan partai Marxis–Leninis dengan ideologi yang sama dengan pemerintah Uni Soviet, terus-menerus menggerus pemerintahan dengan taktik salami, yang sedikit demi sedikit menyingkirkan pengaruh pemerintahan yang dipilih secara demokratis, walau Partai Komunis Hungaria hanya mendapat 17% suara.[6][7]

Setelah pemilu tahun 1945, posisi menteri dalam negeri, yang membawahi Otoritas Perlindungan Negara (Államvédelmi Hatóság, ÁVH), diambil alih dari kader Partai Petani Kecil Mandiri ke kader Partai Komunis.[8] ÁVH menggunakan berbagai metode dari intimidasi, tuduhan palsu, pemenjaraan, dan penyiksaan untuk menekan pihak oposisi.[9] Periode demokrasi multi partai harus berakhir dalam waktu yang singkat setelah Partai Komunis bergabung dengan Partai Demokrat Sosial untuk membentuk Partai Rakyat Buruh Hungaria dan tidak ada lawan pada pemilu 1949. Republik Rakyat Hungaria kemudian dideklarasikan.[7]

Partai Rakyat Buruh Hungaria memutuskan untuk mengubah sistem perekonomian negara menjadi berlandaskan sosialisme dengan melakukan nasionalisasi secara radikal sesuai dengan model Soviet. Penulis dan jurnalis merupakan golongan pertama yang menyatakan kritik terhadap pemerintah dan kebijakannya, dengan menerbitkan artikel yang mengkritik pemerintah pada tahun 1955.[10] Pada tanggal 22 Oktober 1956, mahasiswa Universitas Teknologi dan Ekonomi Budapest mendirikan kembali Perhimpunan Federasi Mahasiswa dan Pelajar Hungaria yang dilarang oleh pemerintah,[11] dan melakukan demonstrasi pada tanggal 23 Oktober. Kejadian ini yang nantinya akan mengawali sebuah revolusi.

Penindasan politik dan penurunan kondisi perekonomian sunting

Hungaria menjadi negara komunis dibawah kepemimpinan otoriter Mátyás Rákosi.[12] Di bawah rezim Rákosi, polisi rahasia (ÁVH) memulai serangkaian pembersihan, awalnya dalam internal partai kemudian menyebar ke seluruh oposisi pada rezim Rákosi. Para korban dicap sebagai "Titois," "agen barat," atau "Trotskyis" karena tindakan sepele seperti menghabiskan waktu di negara barat untuk ikut serta dalam Perang Saudara Spanyol. Keseluruhan, sekitar setengah dari pejabat partai tingkat menengah dan bawah—paling sedikit 7.000 orang—telah dibantai.[13][14][15]

 
Mátyás Rákosi berpidato di Budapest, 1948

Pada tahun 1950 hingga 1952, ÁVH secara paksa merelokasi ribuan orang untuk memperoleh properti dan rumah untuk anggota Partai Rakyat Buruh, dan untuk menyingkirkan ancaman dari kaum intelektual dan kelas borjuis. Ribuan orang ditangkap, disiksa, diadili, dan dipenjarakan di kamp konsentrasi, dideportasi ke timur, atau dieksekusi mati, termasuk pendiri ÁVH László Rajk.[14][16] Dalam waktu satu tahun, lebih dari 26.000 orang dipindahkan secara paksa dari Budapest. Akibatnya, pekerjaan dan rumah sangat sulit didapatkan. Para korban pengusiran mengalami kesulitan dalam hidup dan banyak dari mereka yang ditahan dijadikan buruh paksa pada lahan kolektif. Banyak yang meninggal karena kondisi kehidupan yang buruk dan malnutrisi.[15]

Pemerintahan Rákosi dengan saksama mempolitisasi sistem pendidikan Hungaria untuk menggantikan kaum berpendidikan dengan intelektual kiri.[17] Pelajaran bahasa Rusia dan politik komunis menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah dan universitas di seluruh Hungaria. Sekolah agama diambil alih oleh negara dan para pemimpin gereja diganti dengan mereka yang loyal dengan pemerintah.[18] Pada tahun 1949, pemimpin dari Gereja Katolik Hungaria, Kardinal József Mindszenty, ditangkap dan dihukum penjara seumur hidup dengan dakwaan pengkhianatan tingkat tinggi terhadap negara.[19] Di bawah Rákosi, pemerintahan Hungaria merupakan salah satu pemerintahan paling represif di Eropa.[7][16]

Perekonomian Hungaria pascaperang mengalami berbagai kesulitan. Hungaria setuju untuk membayar pampasan perang sekitar US$300 juta kepada Uni Soviet, Cekoslowakia, dan Yugoslavia dan membantu garnisun tentara Soviet.[20] Pada tahun 1946, Bank Nasional Hungaria memperkirakan biaya pampasan perang sebesar "19 sampai 22 persen dari pendapatan negara tahunan."[21] Pada tahun yang sama, mata uang Hungaria mengalami depresiasi, mengakibatkan hiperinflasi terbesar sepanjang sejarah.[22] Keikutsertaan Hungaria dalam Comecon (Dewan Bantuan Ekonomi Bersama/Council Of Mutual Economic Assistance) yang didukung Uni Soviet membuat Hungaria tidak dapat melakukan perdagangan dengan negara barat atau menerima bantuan Rencana Marshall .[23]

Selain itu, Rákosi memulai Rencana Lima Tahun pertama pada tahun 1950. Rencana ini berlandaskan pada program yang telah diterapkan lebih dulu oleh Joseph Stalin yang bertujuan untuk meningkatkan hasil industri hingga 380 persen.[13] Sama seperti di Uni Soviet, Rencana Lima Tahun tersebut tidak mencapai target yang tinggi karena ekspor bahan mentah dan teknologi yang berlebihan ke Uni Soviet dan pembersihan yang dilakukan oleh Rákosi terhadap kelas profesional. Rencana Lima Tahun ini justru melemahkan perindustrian yang ada dan menyebabkan upah buruh riil menurun hingga 18 persen antara 1949 hingga 1952.[13]

Walau pendapatan negara per kapita meningkat pada tiga tahun pertama tahun 1950-an, standar hidup mengalami penurunan. Pemotongan pendapatan untuk investasi industri membuat pendapatan siap pakai menurun; mismanajemen membuat kelangkaan bahan pangan yang parah, sehingga pemerintah harus memberlakukan penjatahan terhadap roti, gula, tepung, dan daging.[24] Kewajiban untuk membeli obligasi negara juga mengurangi pendapatan pribadi. Hasilnya pendapatan siap pakai dari buruh dan pekerja pada tahun 1952 hanya dua per tiga dari pendapatan siap pakai pada tahun 1938.[25] Kebijakan tersebut memicu ketidakpuasan dari warga, dengan membengkaknya utang luar negeri dan kelangkaan barang.[26]

Peristiwa internasional sunting

 
Imre Nagy (tengah), Oktober 1956

Pada tanggal 5 Maret 1953, Joseph Stalin meninggal, menandai awal dari periode liberalisasi, ketika sebagian besar partai komunis di Eropa melakukan reformasi. Di Hungaria, Imre Nagy yang merupakan seorang reformis menggantikan Rákosi yang merupakan "Murid Terbaik Stalin di Hungaria", sebagai Perdana Menteri.[27] Namun, Rákosi tetap menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Buruh Hungaria, dan dapat menghalangi sebagian besar reformasi yang dilakukan oleh Nagy. Pada bulan April 1955, Rákosi mendiskreditkan Nagy dan menyingkirkannya dari jabatan Perdana Menteri.[28] Setelah "pidato rahasia" Nikita Khrushchev disampaikan pada Februari 1956, yang mengutuk Stalin dan pengikutnya,[29] Rákosi disingkirkan dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal Partai dan diganti oleh Ernő Gerő pada tanggal 18 Juli 1956.[30] Radio Free Europe (RFE) menyiarkan "pidato rahasia" ke Eropa Timur atas saran dari Ray S. Cline, yang memandangnya sebagai jalan untuk "menuduh keseluruhan sistem Soviet." [31]

Pada tanggal 14 Mei 1955, Uni Soviet mendirikan Pakta Warsawa, mengikat Hungaria ke Uni Soviet dan negara satelit lainnya di Eropa Tengan dan Timur. Salah satu prinsip dari Pakta Warsawa adalah "menghormati kemerdekaan dan kedaulatan setiap negara" dan "tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri setiap negara".[32]

Pada tahun 1955, Perjanjian Negara Austria ditandatangani dan membuat Austria menjadi negara netral dan bebas dari militer asing.[33] Hal ini membuat warga Hungaria memiliki harapan bahwa negaranya akan menjadi negara netral dan membuat Nagy mempertimbangkan mengenai "... kemungkinan Hungaria memberlakukan status netral serupa dengan Austria".[34]

Pada bulan Juni 1956, pemberontakan berdarah oleh buruh Polandia di Poznań ditumpas oleh pemerintah, dengan banyak pengunjuk rasa tewas dan terluka. Menanggapi tuntutan masyarakat, pada Oktober 1956, pemerintah menunjuk tokoh reformis yang baru saja direhabilitasi, Władysław Gomułka sebagai Sekretaris Pertama Partai Persatuan Pekerja Polandia, dengan tanggung jawab untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan dan pengurangan jumlah pasukan Uni Soviet yang ditempatkan di Polandia. Setelah negosiasi yang alot selama beberapa hari, pada 19 Oktober Uni Soviet menerima tuntutan reformasi dari Gomułka.[35] Berita mengenai kesepakatan yang dimenangkan oleh Polandia, yang dikenal sebagai Oktober Polandia, membuat banyak warga Hungaria semakin berharap untuk membuat kesepakatan yang serupa untuk Hungaria, dan harapan tersebut mengubah iklim politik di Hungaria di pertengahan kedua Oktober 1956.[36]

Dalam konteks Perang Dingin waktu itu, pada tahun 1956 terdapat ketegangan dalam kebijakan AS terhadap Hungaria dan Blok Timur secara umum. Amerika Serikat berharap untuk mendorong negara-negara di Eropa untuk memutuskan hubungan dengan Blok Timur, sedangkan pada saat yang bersamaan berusaha untuk menghindari konfrontasi militer AS-Soviet, karena dengan adanya eskalasi keadaan mungkin akan menyebabkan perang nuklir. Karena alasan tersebut, pembuat kebijakan AS mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi pengaruh Soviet di Eropa Timur, atau dengan bahasa sederhananya perlu untuk membuat kebijakan dorong balik. Hal ini mengarah pada pengembangkan kebijakan pembendungan seperti perang ekonomi dan psikologis, operasi rahasia, dan kemudian, negosiasi dengan Uni Soviet mengenai status dari negara-negara di Eropa Timur.[37] Wakil Presiden Richard Nixon juga menyampaikan pendapatnya kepada Dewan Keamanan Nasional bahwa kepentingan AS akan terpenuhi apabila Uni Soviet mencoba memberangus pemberontakan seperti di Polandia, karena hal tersebut dapat menjadi bahan bagi AS untuk terus menyebarkan propaganda antikomunis.[38] Namun, ketika Direktur CIA Allen Dulles mengklaim bahwa ia membuat jaringan yang luas di Hungaria, pada waktu itu CIA tidak memiliki pos di Hungaria, hampir tidak ada agen yang dapat berbahasa Hungaria, dan aset lokal yang korup dan tidak dapat diandalkan. Sejarah rahasia dari CIA mengakui "kami tidak pernah memiliki sesuatu yang dapat atau yang seharusnya dikira sebagai operasi intelijen".[39]

Pada musim panas, hubungan antara Hungaria dan AS mulai membaik. Pada waktu itu, AS merespons sangan positif terhadap tawaran Hungaria mengenai kemungkinan hubungan dagang antarnegara. Keingingan Hungaria untuk hubungan yang lebih baik sebagian disebabkan karena situasi ekonomi negara yang sangat kacau. Sebelum mencapai hasil yang diinginkan, usaha negosisasi mulai dihambat oleh Kementerian Dalam Negeri Hungaria, yang khawatir bahwa hubungan yang baik dengan Barat mungkin dapat melemahkan kekuasaan Partai Komunis di Hungaria.[37]

Kerusuhan semakin menjadi sunting

Pengunduran diri Rákosi pada Juli 1956 membuat pelajar, penulis, dan jurnalis semakin berani untuk terlibat aktif dan semakin kritis dalam perpolitikan negara. Pelajar dan jurnalis mulai membuka forum intelektual membahas masalah yang dihadapi Hungaria. Forum tersebut yang bernama lingkaran Petőfi menjadi sangat terkenal dan mengundang ribuan orang untuk ikut serta.[40] Pada tangggal 6 Oktober 1956, László Rajk, yang dieksekusi oleh pemerintahan Rákosi, dimakamkan ulang dengan upacara yang menguatkan pihak oposisi.[41]

Pada tanggal 16 Oktober 1956, mahasiswa di Szeged menentang organisasi pelajar komunis resmi, DISZ, dengan mendirikan ulang MEFESZ (Perhimpunan Federasi Mahasiswa dan Pelajar Hungaria), sebuah organsasi pelajar yang pro-demokrasi, yang sebelumnya dilarang oleh pemerintahan Rákosi.[11] Dalam waktu beberapa hari, pelajar di Pécs, Miskolc, dan Sopron mengikuti langkah yang serupa. Pada 22 Oktober, mahasiswa dari Universitas Teknik membuat enam belas poin tuntutan yang berisi tuntutan terhadap kebijakan negara.[42] Setelah pelajar mengetahui Persatuan Penulis Hungaria merencanakan pada keeseokan harinya akan menggelar aksi solidaritas dengan gerakan pro-reformasi di Polandia dengan meletakkan karangan bunga pada patung pahlawan Polandia Jenderal Józef Zachariasz Bem, yang juga merupakan pahlawan Revolusi Hungaria 1848 (1848–49), para pelajar memutuskan untuk menggelar demonstrasi secara bersamaan untuk menunjukkan simpati dan rasa persatuan.[36][43]

Revolusi sunting

Tembakan pertama sunting

Siang hari tanggal 23 Oktober 1956, sekitar 20.400 pengunjuk rasa berkumpul di dekat patung József Bem—pahlawan nasional Polandia dan Hungaria.[44] Péter Veres, Presiden Persatuan Penulis Hungaria, membacakan manifesto di hadapan massa, salah satunya: Keingingan Hungaria untuk menjadi negara yang merdeka dari segala kekuatan asing; sebuah sistem politik yang berlandaskan sosialisme demokratis (reforma agraria dan kepemilikan negara dari perusahaan); Hungaria bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa; dan warga Hongarua harus mendapat seluruh hak manusia yang bebas.[45] Setelah pelajar membacakan proklamasi, massa meneriakkan puisi patriotik "Nemzeti dal" yang sebelumnya disensor, dengan refrain: "Kami bersumpah, kami bersumpah, bahwa kami tak akan lagi menjadi budak!" Seseorang dalam kerumunan massa memotong lambang komunis pada bendera Hungaria, meninggalkan lubang di bendera, dan lainnya mengikuti langkah yang sama.[46] Setelahnya, sebagian besar massa menyeberangi Sungai Donau untuk bergaubung dengan pengunjuk rasa di luar Gedung Parlemen. Pada pukul 18.00, jumlah pengunjuk rasa bertambah hingga mencapai lebih dari 200.000 orang;[47] unjuk rasa berlangsung dengan penuh semangat, tetapi tetap damai.[48]

 
Bendera Hungaria diletakkan di puing-puing patung Stalin yang telah diruntuhkan

Pada pukul 20.00, Sekretaris Pertama Ernő Gerő berpidato yang disiarkan oleh media, pidato tersebut berisi penolakan terhadap tuntutan penulis dan pelajar.[48] Marah dengan penolakan oleh Gerő, beberapa pengunjuk rasa memutuskan untuk melakukan salah satu dari tuntutannya, menumbangkan patung perunggu Stalin yang didirikan pada tahun 1951 pada tempat yang dulunya merupakan gereja yang dihancurkan untuk membuat patung tersebut.[49] Pada pukul 21.30, patung berhasil ditumbahkan dan massa merayakannya dengan menaruh Bendera Hungaria di sepatu bot Stalin, yang merupakan bagian patung yang tersisa.[48]

Sekitar pada waktu yang sama, kerumunan massa yang ramai berkumpul di gedung Radio Budapest, yang dijaga secara ketat oleh ÁVH. Unjuk rasa mencapai puncaknya setelah seorang perwakilan berusaha untuk menyiarkan tuntutan mereka telah ditangkap dan jumlah massa semakin bertambah setelah adanya desas-desus yang menyebar bahwa pengunjuk rasa telah ditembaki. Gas air mata dilemparkan dari jendela atas dan ÁVH mulai menembaki kerumunan massa, menewaskan banyak orang.[50] ÁVH berusaha untuk mengisi ulang pasokan peluru dan persenjataan mereka dengan menyembunykan senjata dalam ambulans, tetapi massa mengetahui hal tersebut dan mencegat ambulans. Tentara Hungaria yang dikirimkan untuk membantu ÁVH justru ragu-ragu, dan akhirnya menyobek bintang merah dari topinya, dan berpihak dengan demonstran.[46][50] Setelah diprovokasi oleh serangan dari ÁVH, pengunjuk rasa bertindak ganas. Mobil polisi dibakar, senjata direbut dari depot militer dan didistribusikan ke massa dan simbol rezim komunis divandal.[51]

Pertempuran meluas, pemerintahan jatuh sunting

Ketika malam 23 Oktober, Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Buruh Hungaria Ernő Gerő meminta intervensi militer Soviet "untuk menumpas demonstrasi yang telah mencapai skala sangat besear dan tidak terbayangkan."[35] Pejabat Uni Soviet telah merancang rencana darurat untuk intervensi di Hungaria beberapa bulan sebelumnya.[52] Pada pukul 02.00 tanggal 24 Oktober, sesuai perintah Menteri Pertahanan Uni Soviet Georgy Zhukov, tank-tank Soviet memasuki Budapest.[53]

Pada siang hari tanggal 24 Oktober, pasukan tank Soviet ditempatkan di luar gedung parlemen, dan serdadu Soviet menjaga jembatan dan jalanan yang penting. Pejuang revolusi bersenjata dengan cepat membuat barikade untuk mempertahankan Budapest, dan telah dilaporkan bahwa mereka telah menangkap beberapa tank Soviet di pertengahan hari.[46] Pada hari itu, Imre Nagy menggantikan András Hegedüs sebagai Perdana Menteri.[54] Dalam siaran radio, Nagy menyerukan untuk menghentikan tindakan kekerasan dan berjanji untuk memulai reformasi politik yang telah berhenti 3 tahun sebelumnya. Massa tetap mempersenjatai diri mereka karena kekerasan sporadis terus berlanjut.[55]

 
Demonstran pada tanggal 25 Oktober

Demonstran bersenjata mengambil alih gedung radio. Di kantor koran Partai Komunis Szabad Nép demonstran tidak bersenjata ditembaki oleh ÁVH. Demonstran bersenjata segera datang dan berhasil mengusir mereka.[55] Pada titik ini, kemarahan demonstran berfokus ke ÁVH;[56] Unit militer Soviet tidak sepenuhnya melakukan pengejaran terhadap demonstran, dan terdapat laporan bahwa sebagian dari serdadu Soviet menunjukkan rasa simpati terhadap demonstran.[57]

Pada tanggal 25 Oktober, para pengunjuk rasa berkumpul di depan gedung parlemen. Personel ÁVH mulai menembak ke kerumunan massa dari atas gedung sebelahnya.[58][59] Beberapa pasukan Soviet membalas tembakan ke ÁVH, mengira bahwa mereka merupakan target penembakan.[46][60] Berbekal dari senjata yang direbut dari ÁVH atau senjata yang diberikan oleh tentara Hungaria yang bergabung dengan pemberontakan, beberapa demonstran mulai menembak balik.[46][58]

Selama waktu tersebut, Tentara Hungaria terbelah karena struktur komando pusat terdisintegrasi dengan meningkatnya tekanan dari pengunjuk rasa terhadap pemerintah. Mayoritas unit militer Hungaria di Budapest dan wilayah pinggiran tetap tidak terlibat, karena komandan setempat pada umumnya menghindari menggunakan kekuatan melawan pengunjuk rasa dan pejuang revolusi.[61] Namun, dari tanggal 24 sampai 29 Oktober terdapat 71 kasus bentrokan bersenjata antara tentara dan warga di 50 wilayah, bentrokan tersebut dapat berupa sikap bertahan dari serangan warga dan pasukan militer yang berusaha untuk bertempur melawan pejuang revolusi tergantung dari komandan militer setempat.[61]

Salah saru contoh adalah di kota Kecskemét pada 26 Oktober, ketika unjuk rasa di depan kantor ÁVH dan penjara setempat berujung pada tindakan militer oelh Korps Ketiga di bawah perintah Mayor Jenderal Lajos Gyurkó, yang setidaknya tujuh pengunjuk rasa ditembak dan beberapa dalang dalang unjuk rasa ditangkap. Contoh lainnya sebuah jet tempur membombardir demonstran di kota Tiszakécske, menewaskan 17 orang dan melukai 117 orang.[61]

Serangan ke Gedung Parlemen menyebabkan pemerintahan jatuh.[62] Sekretaris Jenderal Ernő Gerő dan mantan Perdana Menteri András Hegedüs melarikan diri ke Uni Soviet; Imre Nagy menjadi Perdana Menteri dan János Kádár menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis.[63] Pejuang revolusi mulai menyerang secara agresif ke pasukan Soviet dan sisa-sisa dari ÁVH.

 
Jasad dari anggota partai komunis yang dieksekusi mati di gedung Komite Sentral Partai Komunis

Unit yang dipimpin Béla Király menyerang gedung Komite Sentral Partai Komunis pada 30 Oktober. Setelah penyerangan tersebut, mereka mengeksekusi sejumlah orang yang dianggap anggota partai, anggota ÁVH, dan personel militer. Dari foto menunjukkan korban dengan tanda-tanda bahwa mereka disiksa terlebih dulu.[64] Politikus komunis Hungaria János Berecz, dalam "buku putih" mengenai revolusi yang didukung oleh pemerintah, mengklaim bahwa pemberontak menahan ribuan orang, dan ribuan orang lainnya tercatat namanya dalam daftar untuk dibunuh. Menurut buki tersebut, di kota Kaposvár 64 orang termasuk 13 perwira militer ditahan pada 31 Oktober.[65]

Menurut Berecz dan sumber dari era Kádár lainnya, komite komunis Hungaria mengorganisasi pertahanan di Budapest dan wilayah lainnya. Pada distrik Csepel di Budapest, sejumlah 250 orang Komunis mempertahankan Pabrik Besi dan Baja Csepel. Pada 27 Oktober, unit militer dikerahkan untuk mengamankan Csepel dan mengembalikan ketertiban. Mereka akhirnya mundur pada tanggal 29 Oktober, setelah pemberontak merebut kendali wilayah tersebut. Pendukung Komunis di wilayah Angyalföld di Budapest memimpin lebih dari 350 buruh bersenjata dan 380 pegawai dari Pabrik Láng. Veteran anti-fasis dari Perang Dunia II ikut serta dalam penyerangan yang membuat gedung koran Szabad Nép berhasil direbut kembali. Di wilayah pinggiran, tindakan pertahanan dilakukan oleh pasukan pro-komunis. Di Békés, wilayah dalam dan sekeliling kota Szarvas, paramiliter dari Partai Komunis berhasil mempertahankan kekuasaan.[66]

Sementara gerakan perlawanan Hungaria bertempur melawan tank Soviet dengan menggunakan bom molotov di gang-gang Budapest, dewan revolusioner terbentuk secara meluas di seluruh negara, mengambil alih kekuasaan dari pemerintah lokal, dan menyerukan mogok kerja. Lambang komunis seperti bintang merah dan monumen perang Soviet dihancurkan, dan buku-buku komunis dibakar. Jumlah milisi revolusioner terus meningkat, seperti kelompok beranggotakan 400-an orang yang dipimpin oleh József Dudás, yang menyerang atau membunuh simpatisan Soviet dan anggota ÁVH.[67] Unit militer Soviet bertempur terutama di Budapest; sementara di wilayah lain relatif tenang. Salah satu divisi lapis baja yang ditempatkan di Budapest, yang dipimpin oleh Pál Maléter, memilih untuk bergabung dengan pemberontak. Komandan militer Soviet terkadang menegosiasikan gencatan senjata dengan pemberontak.[68]

Di beberapa wilayah, pasukan Soviet dapat menumpas gerakan revolusi. Di Budapest, pasukan Soviet pada akhirnya berhenti bertempur dan pertempuran perlahan mulai berhenti. Jenderal Hungaria Béla Király, dibebaskan dari hukuman penjara seumur hidup atas dakwaan pelanggaran politik dan bertindak dengan dukungan dari pemerintahan Nagy untuk mengembalikan ketertiban dengan menyatukan berbagai elemen dari polisi, angkatan darat, dan pemberontak ke dalam Garda Nasional.[69] Perjanjian gencatan senjata dibuat pada tanggal 28 Oktober, dan pada tanggal 30 Oktober sebagian besar pasukan Soviet mundur dari Budapest ke garnisun di pinggir wilayah.[70]

Gencatan senjata sunting

Gencatan senjata berlangsung antara 28 Oktober hingga 4 November, dengan banyak rakyat Hungaria yakin bahwa pasukan militer Soviet telah mundur dari Hungaria.[71] Menurut sebuah sumber dari pihak komunis, terdapat sekitar 213 anggota Partai Rakyat Buruh Hungaria yang dihukum atau dieksekusi pada periode ini.[72]

Pemerintahan baru sunting

 
Selebaran yang berisi pengumuman Imre Nagy sebagai kepala pemerintahan yang baru beserta jajaran menterinya – 27 Oktober 1956

Pemberontakan yang semakin meluas di jalan-jalan Budapest dan tergulingnya pemerintahan Gerő-Hegedüs membuat pemerintahan yang baru cukup sulit untuk mengonsolidasikan kekuatan pada awalnya. Nagy, sosok reformis yang loyal di dalam partai yang sering disebut hanya memiliki "kemampuan politik yang biasa saja",[73] pada awalnya menghimbau kepada warga untuk tenang dan tertib. Nagy, sebagai satu-satunya pemimpin Hungaria dengan kepercayaan penuh dari rakyat dan Soviet, "menyimpulkan bahwa tetah terjadi pemberontakan rakyat dan bukan kontra-revolusi".[74] Pada tanggal 28 Oktober pukul 13.20, Nagy mengumumkan gencatan senjata menyeluruh dan segera melalui radio dan sebagai perwakilan dan pemerintahan yang baru menyatakan:

  • bahwa pemerintah akan menilai pemberontakan bukanlah kontra-revolusi, melainkan sebagai "peristiwa nasional yang agung dan demokratis"
  • gencatan senjata tanpa syarat dan amnesti bagi bagi mereka yang ikut serta dalam pemberontakan; negosiasi dengan pemberontak
  • pembubaran ÁVH
  • pembentukan garda nasional
  • meminta pasukan Soviet untuk mundur dari Budapest dan negosiasi untuk seluruh pasukan Soviet pergi dari Hungaria

Pada 1 November, dalam pidato kepada rakyat Hungaria yang disiarkan melalui radio, Nagy secara resmi mengumumkan mundurnya Hungaria dari Pakta Warsawa dan sikap Hungaria yang netral.[61][75][76] Kareena hanya berkuasa selama sepuluh hari, pemerintahan yang baru tidak sempat untuk memperjelas kebijakannya secara rinci. Namun, editorial koran pada waktu itu menekankan bahwa Hungaria haruslah bersikap netral, dan menjadi negara demokrasi sosial multipartai.[77] Banyak tahanan politik yang dibebaskan, salah satunya adalah Kardinal József Mindszenty.[78] Partai politik yang sebelumnya dilarang seperti Partai Petani Kecil Mandiri, Buruh Agraria, dan Masyarakat Sipil dan Partai Petani Nasional (dengan nama "Partai Petőfi"),[79] didirikan kembali dan bergabung dengan koalisi.[80]

 
Massa yang menyambut serdadu Hungaria di Budapest

Selama waktu tersebut, di 1.170 wilayah seluruh Hungaria terdapat 348 kasus dewan revolusioner dan pengunjuk rasa menyingkirkan pegawai dari dewan administratif lokal, terdapat 312 kasus mereka memecat kepala administrasi lokal, dan 215 kasus pembakaran berkas dan catatan administrasi lokal. Selain itu, di 681 wilayah terjadi perusakan simbol dari kekuasaan Soviet seperti bintang merah dan patung Lenin atau Stalin; sebanyak 393 kasus perusakan monumen peringatan perang Soviet, dan 122 kasus pembakaran buku.[13][61]

Dewan revolusioner lokal terbentuk di berbagai wilayah di Hungaria,[81][82][83][84] yang umumnya tidak melibatkan pemerintahan yang baru di Budapest. Dewan revolusioner mengambil alih tanggung jawab pemerintahan lokal dari partai komunis.[85] Pada tanggal 30 Oktober, dewan ini secara resmi diakui oleh Partai Rakyat Buruh Hungaria, dan pemerintahan Nagy meminta dukungan mereka sebagai "pemerintahan lokal yang otonom dan demokratis yang terbentuk selama Revolusi".[85] Selain itu, dewan buruh juga didirikan di pabrik-pabrik dan pertambangan. Dewan buruh menghapuskan kebijakan yang tidak populer seperti peraturan-peraturan selama proses produksi. Dewan buruh juga berusaha untuk mengatur perusahaan sembari melindungi kepentingan buruh, sehingga terbentuk sebuah sistem perekonomian sosialis yang terbebas dari kendali partai yang ketat.[86] Pengambilalihan kekuasaan oleh dewan buruh tidak selalu berjalan dengan lancar; di Debrecen, Győr, Sopron, Mosonmagyaróvár dan kota lainnya, para demonstran ditembaki oleh ÁVH, dengan banyak korban berjatuhan. ÁVH kemudian dilucuti senjatanya, terkadang dengan kekerasan, dan dalam banyak kasus dibantu oleh polisi lokal.[85]

Keseluruhan terdapat sekitar 2.100 dewan revolusioner lokal dan dewan buruh dengan lebih dari 28.000 anggota. Dewan ini mengadakan konferensi di Budapest, memutuskan untuk menghentikan mogok kerja nasional dan kembali bekerja pada 5 November, dengan dewan lokal yang berpengaruh mengirimkan perwakilan ke parlemen untuk memastikan dukungannya ke pemerintahan Nagy.[61]

Sudut pandang Uni Soviet sunting

Pada tanggal 24 Oktober, Politbiro Partai Komunis Uni Soviet membahas gejolak politik di Polandia dan Hungaria. Faksi garis keras yang dipimpin Vyacheslav Molotov mendesak untuk melakukan intervensi, tetapi Khrushchev dan Marsekal Zhukov awalnya menolak. Perwakilan di Budapest melaporkan bahwa situasi tidak seburuk apa yang digambarkan. Khrushchev menyatakan bahwa ia meyakini bahwa permintaan dari Sekretaris Jenderal Ernő Gerő untuk melakukan intervensi pada 23 Oktober menunjukkan bahwa Partai Rakyat Buruh Hungaria masih mendapat kepercayaan dari warga Hungaria. Selain itu, ia memandang bahwa unjuk rasa yang terjadi bukanlah pertentangan ideologi, melainkan ketidakpuasan masyarakat karena masalah ekonomi mendasar dan masalah sosial yang tidak kunjung teratasi.[35] Kejadian Krisis Suez yang terjadi bersamaan menjadi alasan lain untuk tidak melakukan intervensi; sebagaimana yang Khrushchev katakan pada 28 Oktober, akan menjadi kesalahan jika meniru "kekacauan nyata" yang diperbuat Prancis dan Britania.[87]

Setelah berbagai perdebatan,[88][89] pada tanggal 30 Oktober Politbiro memutuskan untuk tidak menggulingkan pemerintahan Hungaria yang baru. Bahkan Marsekal Georgy Zhukov berkata: "Kita harus menarik mundur pasukan dari Budapest, dan jika diperlukan mundur dari Hungaria sepenuhnya. Ini adalah pelajaran bagi kita dalam lingkup militer-politik." Uni Soviet membuat Deklarasi Pemerintah Uni Soviet Perihal Prinsip Pembangunan dan Peningkatan Persaudaaraan dan Kerja Sama Lebih Lanjut antara Uni Soviet dan Negara Sosialis Lainnya, yang diterbitkan keesokan harinya. Dokumen ini menyatakan: "Pemerintah Soviet bersedia untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Republik Rakyat Hungaria dan negara anggota Pakta Warsawa lainnya dalam hal adanya pasukan Soviet di wilayah Hungaria."[90] Sehingga dalam waktu sebentar, terlihat adanya solusi damai.

 
Markas partai di Köztársaság tér yang telah rusak

Pada 30 Oktober, demonstran bersenjata menyerang detasemen ÁVH yang ditempatkan untuk menjaga markas Partai Rakyat Buruh Hongaroa di Köztársaság tér (Alun-alun Republik) Budapest. Penyerangan tersebut disebabkan karena adanya desas-desus bahwa para tahanan diamankan di sana dan adanya penembakan demonstran oleh ÁVH sebelumnya di kota Mosonmagyaróvár.[85][91][92] Lebih dari 20 perwira ÁVH tewas, sebagian mereka tewas karena dihajar massa. Tank Angkatan Darat Hungaria yang dikerahkan untuk mengamankan markas partai justru dengan tidak sengaja menembak gedung tersebut.[92] Ketua Komite Partai Wilayah Budapest, Imre Mező, terluka dan kemudian tewas.[93][94] Situasi dari Alun-Alun Republik kemudian ditampilkan di berita Soviet beberapa jam kemudian.[95] Pemimpin revolusi di Hungaria mengutuk insiden tersebut dan meminta warga untuk tenang, dan kemudian kerusuhan massa mulai mereda,[96] tetapi foto dari korban pada akhirnya digunakan sebagai propaganda oleh berbagai organisasi komunis lainnya.[94]

Pada 31 Oktober, para pejabat Uni Soviet memutuskan untuk mengubah keputusan yang mereka buat kemarin. Terdapat perdebatan di antara sejarawan apakah pernyataan Hungaria untuk keluar dari Pakta Warsawa menyebabkan Uni Soviet melakukan intervensi untuk kali kedua. Risalah dari rapat anggota Politbiro pada tanggal 31 Oktober menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan intervensi secara militer telah diambil sehari sebelum Hungaria menyatakan netralitasnya dan mundur dari Pakta Warsawa.[97] Sejarawan yang menolak gagasan bahwa netralitas Hungaria—atau faktor lain seperti Blok Barat yang hanya diam saja atau ketidakberdayaan Blok Barat karena Krisis Suez—yang menyebabkan intervensi, memiliki pandangan bahwa keputusan Soviet berlandaskan pada kehilangan kendali Partai Komunis di Hungaria dalam waktu yang cepat.[87] Namun, beberapa sejarawan Rusia yang bukan berada di pihak komunis tetap berpendapat bahwa pernyataan netralitas negara Hungaria menyebabkan pemerintah Soviet melakukan intervensi untuk kedua kalinya.[98]

Dua hari sebelumnya, pada 30 Oltober, ketika perwakilan Politbiro Soviet Anastas Mikoyan dan Mikhail Suslov berada di Budapest, Nagy mengisyaratkan bahwa netralitas adalah tujuan jangka panjang untuk Hungaria, dan bahwa dia berharap untuk berbincang mengenai masalah ini dengan pejabat di Kremlin. Informasi ini disampaikan ke Moskwa oleh Mikoyan dan Suslov.[99][100] Pada waktu itu, Khrushchev berada di dacha Stalin, mempertimbangkan pilihannya mengenai Hungaria. Salah satu penulis pidatonya kemudian berkata bahwa pernyataan netralitas merupakan faktor penting dalam keputusannya untuk mendukung intervensi.[101] Selain itu, beberapa pemimpin revolusi di Hungaria dan juga pelajar juga menyerukan untuk Hungaria mundur dari Pakta Warsawa lebih cepat, dan hal ini mempengaruhi pengambilan keputusan dari Soviet.[102]

Beberapa kejadian penting ini juga membuat Politbiro khawatir dan memperkuat keputusan untuk melakukan intervensi:[103][104]

  • Gerakan yang hadir secara bersamaan untuk menuntut demokrasi parlementer multipartai dan dewan buruh nasional yang demokratis, yang dapat "mengakibatkan terbentuknya negara kapitalis." Kedua gerakan ini menentang pengaruh Partai Komunis Uni Soviet di Eropa Timur dan mungkin menentang hegemoni Soviet itu sendiri. Hannah Arendt menganggap bahwa dewan tersebut "merupakan soviet (dewan) satu-satunya yang bebas dan benar-benar bekerja di seluruh dunia".[105][106]
  • Khrushchev menyatakan bahwa banyak anggota partai komunis yang tidak akan paham kegagalan untuk merespons dengan kekerasan di Hungaria. Destalinisasi telah membuat elemen konservatif dalam partai merasa terasingkan, yang khawatir terhadap pengaruh Soviet di Eropa Timur. Pada 17 Juni 1953, buruh di Berlin Timur melakukan pemberontakan, menuntut pejabat Jerman Timur untuk mundur. Pemberontakan ini dengan cepat ditumpas dengan bantuan militer Soviet, dengan 84 orang tewas dan terluka serta 700 orang ditangkap.[107] Pada Juni 1956, di Poznań, Polandia, pemberontakan oleh buruh anti-pemerintah ditumpas oleh pasukan keamanan Polandia dengan antara 57[108] hingga 78[109][110] orang tewas dan menyebabkan terbentuknya pemerintahan yang tidak dikendalikan Soviet. Selain itu, pada akhir Oktober, kerusuhan juga dijumpai di beberapa wilayah di Uni Soviet: walau kerusuhan tersebut hanya kerusuhan kecil, hal tersebut tetap tidak dapat diterima.
  • Netralitas Hungaria dan mundurnya dari Pakta Warsawa akan menjadi celah pada zona penyangga pertahanan Soviet dari negara satelit.[111] Ketakutan akan diinvasi oleh Blok Barat membuat zona penyangga dari negara sekutu di Eropa Timur menjadi tujuan keamanan negara yang penting bagi Soviet.

Referensi sunting

  1. ^ Perkiraan jumlah pasukan Uni Soviet yang terlibat dalam intervensi bervariasi berdasarkan berbagai sumber. Komite khusus yang dibentuk Majelis Umum PBB (Special Committee on the Problem of Hungary) (1957) memperkirakan 75.000–200.000 orang dan 1.600–4.000 tank OSZK.hu (p. 56, para. 183), tetapi dari arsip Uni Soviet yang baru saja dirilis (tersedia di Lib.ru, Maksim Moshkow's Library) menyebut bahwa pasukan Uni Soviet yang terlibat sebanyak 31.550 orang dengan 1.130 tank dan artileri gerak sendiri. Lib.ru Diarsipkan 9 February 2010 di Wayback Machine. (Rusia)
  2. ^ Györkei, Jenõ; Kirov, Alexandr; Horvath, Miklos (1999). Soviet Military Intervention in Hungary, 1956. New York: Central European University Press. hlm. 370 table 111. ISBN 963-9116-35-1. 
  3. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter V footnote 8" (PDF).  (1.47 MB)
  4. ^ "B&J": Jacob Bercovitch and Richard Jackson, International Conflict : A Chronological Encyclopedia of Conflicts and Their Management 1945–1995 (1997)
  5. ^ Dalam bahasa Hungaria, awalnya menggunakan istilah "felkelés" (pemberontakan), kemudian pada tahun 1957–1988 wajib menggunakan istilah "ellenforradalom" (kontra-revolusi) oleh pemerintah, kemudian nama resmi setelah 1990 berubah menjadi "forradalom és szabadságharc" (revolusi dan perjuangan kebebasan) untuk meniru istilah lama dari Revolusi Hungaria 1848. Penjelasan lain mengenai istilah itu adalah "Revolusi" tepat secara bahasa baik dalam bahasa Inggris (lihat latar belakang Kementerian Luar Negeri AS di Hungaria) dan bahasa Hungaria ("forradalom"). Terdapat perbedaan antara "penggulingan kekuasaan yang sepenuhnya" pada revolusi dan pemberontakan yang mungkin berhasil atau gagal (Oxford English Dictionary). Kejadian ini, walau berumur pendek, merupakan revolusi yang sesungguhnya karena berhasil menggulingkan pemerintahan yang berkuasa. Tidak seperti istilah kudeta dan "putsch" yang mengimplikasikan tindakan dari segelintir orang, revolusi 1956 digagas oleh massa.
  6. ^ Kertesz, Stephen D. (1953). "Chapter VIII (Hungary, a Republic)". Diplomacy in a Whirlpool: Hungary between Nazi Germany and Soviet Russia. University of Notre Dame Press, Notre Dame, Indiana. hlm. 139–52. ISBN 0-8371-7540-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2007.  Retrieved 8 October 2006
  7. ^ a b c UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. A (Developments before 22 October 1956), paragraph 47 (p. 18)" (PDF).  (1.47 MB)
  8. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter IX D, para 426 (p. 133)" (PDF).  (1.47 MB)
  9. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.N, para 89(xi) (p. 31)" (PDF).  (1.47 MB)
  10. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. A (Developments before 22 October 1956), paragraphs 49 (p. 18), 379–80 (p. 122) and 382–85 (p. 123)" (PDF).  (1.47 MB)
  11. ^ a b Crampton, R. J. (2003). Eastern Europe in the Twentieth Century–and After, p. 295. Routledge: London. ISBN 0-415-16422-2.
  12. ^ Video: Hungary in Flames CEU.hu Diarsipkan 17 October 2007 di Wayback Machine. producer: CBS (1958) – Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary ID number: HU OSA 306–0–1:40
  13. ^ a b c d Litván, György (1996). The Hungarian Revolution of 1956: Reform, Revolt and Repression. London: Longman. 
  14. ^ a b Tőkés, Rudolf L. (1998). Hungary's Negotiated Revolution: Economic Reform, Social Change and Political Succession, p. 317. Cambridge University Press: Cambridge. ISBN 0-521-57850-7
  15. ^ a b John Lukacs (1994). Budapest 1900: A Historical Portrait of a City and Its Culture. Grove Press. hlm. 222. ISBN 978-0-8021-3250-5. 
  16. ^ a b Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 49. ISBN 0-8047-5606-6.  Gati describes "the most gruesome forms of psychological and physical torture ... The reign of terror (by the Rákosi government) turned out to be harsher and more extensive than it was in any of the other Soviet satellites in Central and Eastern Europe." He further references a report prepared after the collapse of communism, the Fact Finding Commission Törvénytelen szocializmus (Lawless Socialism): "Between 1950 and early 1953, the courts dealt with 650,000 cases (of political crimes), of whom 387,000 or 4 percent of the population were found guilty." (Budapest, Zrínyi Kiadó/Új Magyarország, 1991, 154).
  17. ^ Kardos, József (2003). "Monograph" (PDF). Iskolakultúra (dalam bahasa Hungaria). University of Pécs. 6–7 (June–July 2003): 73–80. Diakses tanggal 9 October 2006. 
  18. ^ Burant, Stephen R., ed. (1990). Hungary: a country study (edisi ke-2nd). Federal Research Division, Library of Congress. hlm. 320. , Chapter 2 (The Society and Its Environment) "Religion and Religious Organizations"
  19. ^ Douglas, J. D. and Philip Comfort (eds.) (1992). Who's Who in Christian History, p. 478. Tyndale House: Carol Stream, Illinois. ISBN 0-8423-1014-2
  20. ^ The Avalon Project at Yale Law School: Armistice Agreement with Hungary; 20 January 1945 Diarsipkan 9 April 2006 di Wayback Machine.. Retrieved 27 August 2006.
  21. ^ Kertesz, Stephen D. (1953). "Memorandum of the Hungarian National Bank on Reparations, Appendix Document 16". Diplomacy in a Whirlpool: Hungary between Nazi Germany and Soviet Russia. University of Notre Dame Press, Notre Dame, Indiana. ISBN 0-8371-7540-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 January 2007. 
  22. ^ Magyar Nemzeti Bank – English Site: History Diarsipkan 30 August 2006 di Wayback Machine. Retrieved 27 August 2006 Inflasi mencapai 4.19 × 1016 persen per bulan (harga meningkat dua kali lipat setiap 15 jam).
  23. ^ Kertesz, Stephen D. (1953). "Chapter IX (Soviet Russia and Hungary's Economy)". Diplomacy in a Whirlpool: Hungary between Nazi Germany and Soviet Russia. University of Notre Dame Press, Notre Dame, Indiana. hlm. 158. ISBN 0-8371-7540-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2007. 
  24. ^ Bognár, Sándor; Iván Pető; Sándor Szakács (1985). A hazai gazdaság négy évtizedének története 1945–1985 (The history of four decades of the national economy, 1945–1985). Budapest: Közdazdasági és Jogi Könyvkiadó. ISBN 963-221-554-0.  pp. 214, 217 (Hungaria)
  25. ^ Transformation of the Hungarian economy The Institute for the History of the 1956 Hungarian Revolution (2003). Retrieved 27 August 2006.
  26. ^ Library of Congress: Country Studies: Hungary, Chapter 3 Economic Policy and Performance, 1945–85. Retrieved 27 August 2006.
  27. ^ János M. Rainer (4 October 1997). "Stalin and Rákosi, Stalin and Hungary, 1949–1953". "European Archival Evidence. Stalin and the Cold War in Europe" workshop, Budapest, 1956 Institute. Diakses tanggal 23 October 2009. 
  28. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 64. ISBN 0-8047-5606-6. 
  29. ^ Nikita Sergeyevich Khrushchev, First Secretary, Communist Party of the Soviet Union (24–25 February 1956). "On the Personality Cult and its Consequences". Special report at the 20th Congress of the Communist Party of the Soviet Union. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2006. Diakses tanggal 27 August 2006. 
  30. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. A (Developments before 22 October 1956), paragraph 48 (p. 18)" (PDF).  (1.47 MB)
  31. ^ Legacy of Ashes: The History of the CIA by Tim Weiner, p. 144 (2008 Penguin Books edition)
  32. ^ Halsall, Paul (Editor) (November 1998). "The Warsaw Pact, 1955; Treaty of Friendship, Cooperation and Mutual Assistance". Internet Modern History Sourcebook. Fordham University. Diakses tanggal 8 October 2006. 
  33. ^ Video (in German): Berichte aus Budapest: Der Ungarn Aufstand 1956 {{CEU.hu Director: Helmut Dotterweich, (1986) – Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary ID number: HU OSA 306-0-1:27}}
  34. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter VIII The Question Of The Presence And The Utilization Of The Soviet Armed Forces In The Light Of Hungary's International Commitments, Section D. The demand for withdrawal of Soviet armed forces, para 339 (p. 105)" (PDF).  (1.47 MB)
  35. ^ a b c "Notes from the Minutes of the CPSU CC Presidium Meeting with Satellite Leaders, 24 October 1956" (PDF). The 1956 Hungarian Revolution, A History in Documents. George Washington University: The National Security Archive. 4 November 2002. Diakses tanggal 2 September 2006. 
  36. ^ a b Machcewicz, Paweł (June 2006). "1956 – A European Date". culture.pl. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 May 2013. Diakses tanggal 6 October 2009. 
  37. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama BorhiContRoll
  38. ^ Legacy of Ashes: The History of the CIA by Tim Weiner, page 145 (2008 Penguin Books edition)
  39. ^ Legacy of Ashes: The History of the CIA by Tim Weiner, p. 149 (2008 Penguin Books edition)
  40. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter IX. B (The background of the uprising), para 384 (p. 123)" (PDF).  (1.47 MB)
  41. ^ Andreas, Gémes (2006). James S. Amelang, Siegfried Beer, ed. International Relations and the 1956 Hungarian Revolution: a Cold War Case Study (PDF). Public Power in Europe. Studies in Historical Transformations. CLIOHRES. hlm. 231. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 July 2007. Diakses tanggal 14 October 2006. 
  42. ^ Internet Modern History Sourcebook: Resolution by students of the Building Industry Technological University: Sixteen Political, Economic, and Ideological Points, Budapest, 22 October 1956. Retrieved 22 October 2006.
  43. ^ United Nations Report of the Special Committee on the Problem of Hungary. p. 145, para 441. Retrieved 11 April 2007.
  44. ^ Video (in Hungarian): The First Hours of the Revolution {{[1] Diarsipkan 2008-02-26 di Wayback Machine. director: György Ordódy, producer: Duna Televízió – Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary ID number: HU OSA 306-0-1:40}}
  45. ^ "SIR, – The whole body of Hungarian intel- lectuals has issued the following Manifesto:". The Spectator Archive. Diakses tanggal 7 October 2013. 
  46. ^ a b c d e Heller, Andor (1957). No More Comrades. Chicago: Henry Regnery Company. hlm. 9–84. ASIN B0007DOQP0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2006. Diakses tanggal 11 October 2006. 
  47. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. A (Meetings and demonstrations), para 54 (p. 19)" (PDF).  (1.47 MB)
  48. ^ a b c UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. C (The First Shots), para 55 (p. 20) & para 464 (p. 149)" (PDF).  (1.47 MB)
  49. ^ "A Hollow Tolerance". Time. 23 July 1965. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-30. Diakses tanggal 23 October 2006. 
  50. ^ a b UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. C (The First Shots), para 56 (p. 20)" (PDF).  (1.47 MB)
  51. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. C (The First Shots), paragraphs 56–57 (p. 20)" (PDF).  (1.47 MB)
  52. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 160. ISBN 0-8047-5606-6.  Gati states: "discovered in declassified documents, the Soviet Ministry of Defense had begun to prepare for large-scale turmoil in Hungary as early as July 1956. Codenamed "Wave", the plan called for restoration of order in less than six hours ... the Soviet Army was ready. More than 30,000 troops were dispatched to—and 6,000 reached—Budapest by the 24th, that is, in less than a day."
  53. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.C, para 58 (p. 20)" (PDF).  (1.47 MB)
  54. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter IV.C, para 225 (p. 71)" (PDF).  (1.47 MB)
  55. ^ a b UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.C, para 57 (p. 20)" (PDF).  (1.47 MB)
  56. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.N, para 89(ix) (p. 31)" (PDF).  (1.47 MB)
  57. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter IV. B (Resistance of the Hungarian people) para 166 (p. 52) and XI. H (Further developments) para 480 (p 152)" (PDF).  (1.47 MB)
  58. ^ a b UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter X.I, para 482 (p. 153)" (PDF).  (1.47 MB)
  59. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 159. ISBN 0-8047-5606-6. 
  60. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.F, para 64 (p. 22)" (PDF).  (1.47 MB)
  61. ^ a b c d e f Lendvai, Paul (2008). One Day That Shook the Communist World: The 1956 Hungarian Uprising and Its Legacy. Princeton, NJ: Princeton UP. 
  62. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II.F, para 65 (p. 22)" (PDF).  (1.47 MB)
  63. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter XII.B, para 565 (p. 174)" (PDF).  (1.47 MB)
  64. ^ Олег Филимонов: Мифы о восстании – ПОЛИТ.РУ. Polit.ru (30 October 2006). Retrieved on 28 October 2016.
  65. ^ János Berecz. 1956 Counter-Revolution in Hungary. Akadémiai Kiadó. 1986. p. 116
  66. ^ Berecz, 117
  67. ^ Cold War International History Project (CWIHP), KGB Chief Serov's report, 29 October 1956, (by permission of the Woodrow Wilson International Center for Scholars) Retrieved 8 October 2006
  68. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter IV.C, para 167 (p. 53)" (PDF).  (1.47 MB)
  69. ^ Gati, Charles (2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest, and the 1956 Hungarian Revolt (Cold War International History Project Series). Stanford University Press. ISBN 0-8047-5606-6.  (pp. 176–77)
  70. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. F (Political Developments) II. G (Mr. Nagy clarifies his position), paragraphs 67–70 (p. 23)" (PDF).  (1.47 MB)
  71. ^ Video:Narrator: Walter Cronkite, producer (1956). Revolt in Hungary. Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary. CBS. HU OSA 306–0–1:40. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2007. 
  72. ^ Ellenforradalmi erők a magyar októberi eseményekben 1–5, Budapest: a Magyar Népköztársaság Minisztertanácsa Tájekoztatási Hivatala, 1956–8; available in translation as The counter-revolutionary forces in the October events in Hungary 1–5 (volumes after 2 variously titled, including 5: The counter-revolutionary conspiracy of Imre Nagy and his accomplices) Budapest: Information Bureau of the Council of Ministers of the Hungarian People's Republic, 1957–1958; names 213 people killed by the rebels.
  73. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 52. ISBN 0-8047-5606-6. 
  74. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 173. ISBN 0-8047-5606-6. 
  75. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. F (Political developments), paragraph 66 (p. 22)" (PDF).  (1.47 MB)
  76. ^ Zinner, Paul E. (1962). Revolution in Hungary. Books for Libraries Press. ISBN 0-8369-6817-4. 
  77. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary(1957) "Chapter XII. D (Reassertion of Political Rights), paragraph 339 (p. 105) and paragraph 583 (p. 179)" (PDF).  (1.47 MB)
  78. ^ Video: Revolt in Hungary "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2007. Diakses tanggal 8 February 2016.  Narrator: Walter Cronkite, producer: CBS (1956) – Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary ID number: HU OSA 306–0–1:40
  79. ^ Vincent E McHale (1983) Political parties of Europe, Greenwood Press, p. 508 ISBN 0-313-23804-9
  80. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary(1957) "Chapter II. F (A Brief History of the Hungarian Uprising), paragraph 66 (p. 22) and footnote 26 (p. 183)" (PDF).  (1.47 MB)
  81. ^ George Mikes, BBC correspondent (1956). "Video: Report on the 1956 Hungarian Revolution". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 October 2007.  Fonds 306, Audiovisual Materials Relating to the 1956 Hungarian Revolution, OSA Archivum, Budapest, Hungary ID number: HU OSA 306–0–1:1
  82. ^ Hungary: workers' councils against Russian tanks in International Socialism (magazine) Issue: 112 (Posted: 12 October 6)
  83. ^ ''Hungary '56: "the proletariat storming heaven" – Mouvement Communiste''. Libcom.org (19 July 2011). Retrieved on 2016-10-28.
  84. ^ Andy Anderson 1956: The Hungarian Revolution15. The Workers' Councils
  85. ^ a b c d UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter XI (Revolutionary and Workers' Councils), paragraph 485–560 (pp. 154–70)" (PDF).  (1.47 MB)
  86. ^ UN General Assembly Special Committee on the Problem of Hungary (1957) "Chapter II. E (Revolutionary and Workers' Councils), paragraph 63 (p. 22)" (PDF).  (1.47 MB)
  87. ^ a b Mastny, Vojtech (March 2002). "NATO in the Beholder's Eye: Soviet Perceptions and Policies, 1949–56" (PDF). Cold War International History Project. Woodrow Wilson International Center for Scholars. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-11-02. Diakses tanggal 6 May 2013. 
  88. ^ "Working Notes from the Session of the CPSU CC Presidium on October 30, 1956" (PDF). Cold War International History Project. Woodrow Wilson International Center for Scholars. 30 October 1956. Diakses tanggal 20 October 2006. 
  89. ^ "When the Soviet Union nearly blinked", BBC News, 23 October 2006
  90. ^ Declaration of the Government of the USSR on the Principles of Development and Further Strengthening of Friendship and Cooperation between the Soviet Union and other Socialist States 30 October 1956, Printed in The Department of State Bulletin, XXXV, No. 907 (12 November 1956), pp. 745–47. Retrieved 19 October 2006.
  91. ^ Mark Kramer, "New Evidence on Soviet Decision-making and the 1956 Polish and Hungarian Crises" (PDF) Diarsipkan 2007-12-03 di Wayback Machine., Cold War International History Project Bulletin, page 368.
  92. ^ a b The Institute for the History of the 1956 Hungarian Revolution: Part 3. Days of Freedom
  93. ^ Gati, Charles (September 2006). Failed Illusions: Moscow, Washington, Budapest and the 1956 Hungarian Revolt. Stanford University Press. hlm. 177. ISBN 0-8047-5606-6. 
  94. ^ a b Parsons, Nicholas T. "Narratives of 1956". The Hungarian Quarterly. XLVIII (Summer 2007). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 June 2008. Diakses tanggal 27 April 2008. 
  95. ^ William Taubman: Khrushchev: The Man and His Era (2005), ISBN 978-0-7432-7564-4, p. 296.
  96. ^ Szakolczai, Attila. Pál, Germuska; Zoltán, Lux, ed. Lesson 3: The Days of Freedom. The History of the Hungarian revolution of 1956. Budapest: The Institute for the History of the 1956 Hungarian Revolution. Diakses tanggal 6 October 2009. 
  97. ^ "Working Notes and Attached Extract from the Minutes of the CPSU CC Presidium Meeting, October 31, 1956" (PDF). The 1956 Hungarian Revolution, A History in Documents. George Washington University: The National Security Archive. 4 November 2002. Diakses tanggal 8 July 2006. 
  98. ^ Sebestyen, Victor, Ungernrevolten 1956: Tolv dagar som skakade världen (2006), p. 286. (Swedish edition of Twelve Days: The Story of the 1956 Hungarian Revolution), ISBN 91-518-4612-8. (Cites Borhi, Hungary in the Cold War (2004), pp. 243–49.)
  99. ^ Mark Kramer, "New Evidence on Soviet Decision-making and the 1956 Polish and Hungarian Crises" (PDF) Diarsipkan 2007-12-03 di Wayback Machine., Cold War International History Project Bulletin, page 369.
  100. ^ Sebestyen, Victor, Ungernrevolten 1956: Tolv dagar som skakade världen (2006), p. 286.
  101. ^ Sebestyen, Victor, Ungernrevolten 1956: Tolv dagar som skakade världen (2006), p. 286. (Cites Burlatsky, Khrushchev and the first Russian Spring (1991), pp. 88–94.)
  102. ^ Johanna Granville, "New Insights on the 1956 Crisis" Diarsipkan 27 June 2007 di Wayback Machine., 2000–01
  103. ^ Rainer, János M. (1 November 1996). "Decision in the Kremlin, 1956 – the Malin Notes". Paper presented at Rutgers University. The Institute for the History of the 1956 Hungarian Revolution. Diakses tanggal 23 October 2009. 
  104. ^ Cold War International History Project: Working Notes from the Session of the CPSU CC Presidium on 1 November 1956 [2] Diarsipkan 2009-01-02 di Wayback Machine.. Retrieved 6 December 2008.
  105. ^ Arendt, Hannah (1958) [1951]. Origins of Totalitarianism. New York: Harcourt. hlm. 480–510. ISBN 0-15-670153-7. 
  106. ^ Auer, Stefan (25 October 2006). "Hannah Arendt, Totalitarianism and the Revolutions in Central Europe: 1956, 1968, 1989". Eurozine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-12. Diakses tanggal 27 October 2006. 
  107. ^ Cold War International History Project (CWIHP), Report from A. Grechko and Tarasov in Berlin to N. A. Bulganin, (by permission of the Woodrow Wilson International Center for Scholars) Retrieved 10 October 2006
  108. ^ Andrzej Paczkowski, Pół wieku dziejów Polski, Wydawnictwo Naukowe PWN, Warszawa 2005, ISBN 83-01-14487-4, p. 203
  109. ^ Ł. Jastrząb, "Rozstrzelano moje serce w Poznaniu. Poznański Czerwiec 1956 r. – straty osobowe i ich analiza", Wydawnictwo Comandor, Warszawa 2006
  110. ^ (Polandia) Wójtowicz, Norbert. Ofiary "Poznańskiego Czerwca", Rok 1956 na Węgrzech i w Polsce. Materiały z węgiersko–polskiego seminarium. Wrocław październik 1996, ed. Łukasz Andrzej Kamiński, Wrocław 1996, pp. 32–41.
  111. ^ Okváth, Imre (1999). "Hungary in the Warsaw Pact: The Initial Phase of Integration, 1957–1971". The Parallel History Project on NATO and the Warsaw Pact. 

Bacaan lebih lanjut sunting

Pranala luar sunting