Revisionisme (Marxisme)

Dalam pergerakan Marxis, kata revisionisme digunakan untuk merujuk kepada berbagai gagasan, prinsip dan teori berdasarkan pada revisi atau perbaikan yang signifikan terhadap dasar pikiran Marxis yang fundamental.[1] Istilah ini paling sering digunakan oleh Marxis yang percaya bahwa perbaikan tersebut tidak mendasar dan mewakili pelemahan atau pengabaian Marxisme. Dengan demikian, revisionisme sering membawa konotasi peyoratif dan istilah ini telah digunakan oleh berbagai pihak. Biasanya ditujukan pada orang lain, dan jarang untuk mendeskripsikan diri sendiri.

Eduard Bernstein, revisionis awal.

Sejarah sunting

Istilah "revisionisme" telah digunakan dalam berbagai konteks untuk merujuk pada berbagai revisi (atau diakui sebagai revisi) terhadap teori Marxis.

Abad ke-19 sunting

Akhir abad ke-19, revisionisme digunakan untuk menjelaskan penulis sosialisme demokratik seperti Eduard Bernstein dan Jean Jaurès, yang berusaha untuk meninjau gagasan Karl Marx mengenai transisi menuju sosialisme dan menyatakan bahwa revolusi melalui paksaan tidak diperlukan untuk mencapai masyarakat sosialis.[2] Pandangan Bernstein dan Jaurès membangkitkan teori reformis yang menegaskan bahwa sosialisme dapat dicapai melalui reformasi damai bertahap di dalam sistem kapitalis.[3]

Tahun 1920-an dan 1930-an sunting

Pada 1920-an dan 1930-an, Oposisi Kiri Internasional yang dipimpin Leon Trotsky, yang telah dikeluarkan dari Komunis Internasional, menuduh kepemimpinan Komintern dan Uni Soviet merevisi prinsip internationalis Marxisme dan Leninism untuk mendukung kepentingan kasta elit birokrasi yang telah berkuasa di Uni Soviet.[4] Trotskyis melihat birokrasi Stalinis yang baru sebagai penghalang jalan proletariat menuju revolusi sosialis dunia, dan pergeseran kebijakan Komintern, mereka mempertetangkan teori Marxist tentang Revolusi Permanen. Sementara itu otoritas Soviet melabeli Trotskyis sebagai "revisionis" dan akhirnya mengekeluarkan mereka dari Partai Komunis Uni Soviet, yang kemudian Trotskyis mendirikan Internasional Keempat.

Tahun 1940-an dan 1950-an sunting

Pada 1940-an dan 1950-an dalam pergerakan komunis internasional, revisionisme digunakan oleh Stalinis untuk menggambarkan komunis yang fokus pada produksi barang konsumsi daripada industri berat; kepada yang menerima perbedaan bangsa bukannya mempromosikan internasionalisme proletariat; dan yang mendorong reformasi liberal dibandingkan untuk setia untuk membangun doktrin. Revisionisme juga menjadi salah satu tuduhan yang ditujukan pada Titois sebagai hukuman atas keinginan mereka menginginkan ideologi komunis yang relatif independen. Di tengah-tengah serangkaian peristiwa pasca-Perang Dunia 2 pembersihan dimulai pada 1949 di Eropa Timur oleh pemerintah Uni Soviet di bawah Stalin. Setelah kematian Stalin, bentuk sosialisme yang lebih demokratis secara singkat diterima di Hungaria selama pemerintahan Imre Nagy's (1953-1955) dan di Polandia selama pemerintahan Władysław Gomułka, yang berisi gagasan, ketika blok Soviet dan Uni Soviet sendiri, dengan berbagai cara menganggap itu revisionis, meskipun Nagy juga Gomułka tidak menggambarkan diri mereka sebagai revisionis, karena hanya mencela diri sendiri.

Setelah Pidato Rahasia tahun 1956 yang mencela Stalin, banyak aktivis komunis, yang heran dan sakit hati dengan apa yang mereka lihat sebagai pengkhianatan prinsip-prinsip Marxis-Leninis oleh orang-orang yang telah mendirikannya, keluar dari partai komunis di Eropa barat sebagai protes. Kalangan yang keluar ini kadang dituduh sebagai revisionis oleh orang-orang komunis yang masih di partai, meski sebagian dari loyalis ini juga tidak lama kemudian keluar dari partai komunis pada 1960-an dan menjadi Kiri Baru "anti-revisionis". Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga kecewa dengan tindakan Uni Soviet pada waktu itu. Kebanyakan dari mereka yang tersisa pada tahun 1960-an mulai menyelaraskan diri dengan Mao Zedong sebagai lawan Uni Soviet. Misalnya New Reasoner E. P. Thompson.

Tahun 1960-an sunting

Awal 1960-an, Mao Zedong dan Partai Komunis China menghidupkan kembali istilah revisionisme untuk menyerang Nikita Khrushchev dan Uni Soviet dalam berbagai isu ideologis dan politik, sebagai bagian dari Perpecahan China-Soviet. China secara rutin menggambarkan Soviet sebagai "revisionis modern" sepanjang 1960-an. Penggunaannya ditiru oleh berbagai kelompok Maois yang memisahkan dirinya dari partai komunis di seluruh dunia. Pada tahun 1978, Perpecahan China-Albania terjadi, menyebabkan Enver Hoxha, Sekretaris Jenderal dari Albania, ikut mengutuk Maoisme sebagai revisionis. Hal ini menyebabkan perpecahan dalam gerakan Maois, dengan sebagian mengikuti kebijakan Partai Buruh Albania, khususnya Partai Komunis Selandia Baru dan Partai Komunis Kanada (Marxis-Leninis).

Abad ke-21 sunting

Sosialisme abad ke-21 adalah gerakan revisionis/populis dimulai oleh presiden Venezuela Hugo Chávez.[5] Kebijakan pemerintahannya dikritik karena kurangnya keberlanjutan, karena sangat bergantung pada dana minyak untuk mensubsidi barang dan pelayanan bagi masyarakat miskin, bukan berfokus terutama pada manajemen mandiri pekerja, sehingga menghasilkan penyelundupan, penimbunan, dan tindakan spekulasi.[baik sumber diperlukan]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ Oxford English Dictionary Revisionism 1. "A policy first put forward in the 1890s by Edward Bernstein (1850–1932) advocating the introduction of socialism through evolution rather than revolution, in opposition to the orthodox view of Marxists; hence a term of abuse used within the communist world for an interpretation of Marxism which is felt to threaten the canonical policy." with the first use in English "1903 Social-Democrat VII. 84 (heading) Revisionism in Germany."
  2. ^ Vgl. Wolfgang Eichhorn: Über Eduard Bernstein. Gegensatz und Berührungspunkte zu Rosa Luxemburg und W. I. Lenin, in:Jahrbuch für Forschungen zur Geschichte der Arbeiterbewegung, No. I/2002
  3. ^ Philip P. Wiener (ed). Dictionary of the History of Ideas, Charles Scribner's Sons, New York, in 1973–74. R. K. Kindersley Marxist revisionism: From Bernstein to modern forms, website of the University of Virginia Library. Accessed 28 April 2008
  4. ^ Leon Trotsky. The Third International After Lenin, The Militant, 1929. Accessed 14 March 2010
  5. ^ After Neoliberalism?.