Persaudaraan adalah perserikatan terorganisasi yang beranggotakan orang yang berkumpul dalam lingkungan yang bersahabat dalam membina anggota secara intelektual, fisik, dan sosial.

Sejarah sunting

Organisasi persaudaraan sudah ada sejak zaman Yunani Kuno dalam Misteri Mitraik Romawi Kuno. Terdapat lembaga yang sama dan berkembang pada Abad Pertengahan bernama Confraternities, yang merupakan organisasi yang berisi kaum awam serta beraliansi dengan Gereja Katolik. Beberapa Confraternities terdiri dari kelompok pria dan wanita yang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan berdoa dan aktivitas Gereja, sementara yang lainnya berupa kelompok pedagang/tukang yang lebih biasa dikenal dengan nama gilda. Confraternities jenis kedua ini berkembang seiring berjalannya zaman menjadi masyarakat persaudaraan yang murni duniawi; sementara yang jenis pertama, yakni yang berurusan dengan agama berlanjut menjadi Ordo Ketiga yang berafiliasi dengan ordo-ordo mendikan.

Perkembangan ordo-ordo persaudaraan modern menjadi dinamis terutama di Amerika Serikat, tempat kebebasan berserikat di luar wewenang pemerintah dengan jelas dilindungi hukum. Terdapat ratusan organisasi persaudaraan di Amerika Serikat, dan pada awal abad ke-20 jumlah anggotanya sama dengan populasi pria dewasa. (Akibat keanggotaan yang rangkap, mungkin sekitar 50% populasi pria dewasa memiliki keanggotaan organisasi.)

Pada tahun 1944, Arthur M. Schlesinger menciptakan istilah “bangsa yang berkeanggotaan” untuk menggambarkan fenomena ini. Alexis de Tocqueville juga merujuk kepada kebergantungan Amerika terhadap organisasi privat pada tahun 1830-an dalam karyanya Democracy in America. Terdapat banyak atribut yang dapat dimiliki atau tidak oleh fraternitas, tergantung pada struktur dan tujuannya.

Persaudaraan memiliki derajat kerahasiaan yang beragam, suatu bentuk inisiasi atau upacara penerimaan, kode sikap yang formal, prosedur disiplin, serta jumlah properti riil dan aset yang sangat berbeda-beda.

Jenis Fraternitas sunting

Satu-satunya perbedaan sejati antara fraternitas dengan bentuk organisasi sosial lainnya adalah implikasinya bahwa para anggota murni berasosiasi sebagai orang yang sederajat demi tujuan yang saling menguntungkan, dan bukan berdasarkan ikatan keagamaan, pemerintahan, komersial, ataupun kekeluargaan, meskipun ada persaudaraan yang bergerak di bidang-bidang tersebut. Di kampus universitas, fraternitas dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok berikut: sosial, layanan, profesional dan honorer.

Gilda Dagang sunting

Perkembangan fraternitas di Inggris dapat ditelisik sampai ke gilda-gilda yang muncul sebagai bakal serikat dagang dan masyarakat yang bersahabat. Gilda-gilda ini didirikan untuk melindungi dan merawat anggotanya karena pada zaman itu belum ada negara berkesejahteraan, serikat dagang ataupun layanan kesehatan universal. Tanda-tanda rahasia yang beragam diciptakan sebagai bukti keanggotaan mereka agar dapat mengunjungi gilda-gilda mereka yang berjarak jauh.

Selama sekitar 300 tahun, ide bahwa orang awam dapat berkumpul untuk memperbaiki nasib mereka menerima pertentangan dari kaum penguasa dengan berbagai tingkat keparahan, tergantung apakah mereka dianggap sebagai sumber pemasukan (pajak) atau sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka.

Ketika Raja Henry III melepaskan diri dari Gereja Katolik Roma, dia menganggap gilda-gilda sebagai pendukung Sri Paus. Oleh karena itu, pada tahun 1545 dia mengambil alih aset-aset mereka. Kemudian, pada zaman kekuasaannya Ratu Elizabeth I, sang ratu mengambil alih pemagangan dari gilda-gilda sehingga pada akhir kekuasaan dia kebanyakan gilda-gilda sudah tertindas.

Penindasan terhadap gilda-gilda dagang ini menyebabkan hilangnya sebuah bentuk dukungan sosial dan keuangan dari para pria dan wanita awam. Di London dan kota-kota besar lainnya, beberapa gilda (seperti Freemasonry dan Odd Fellows) berusaha bertahan dengan mengubah peran mereka menjadi fungsi dukungan sosial. Akhirnya, kelompok-kelompok ini berubah pada awal abad ke-18 menjadi organisasi –organisasi filosofis yang lebih fokus kepada cinta persaudaraan dan kehidupan yang etis. Beberapa gilda yang menjadi makmur adalah Freemasonry, Odd Fellows dan Foresters.

Terdapat berbagai fraternitas yang keanggotaannya terbatas untuk pria, namun tidak semuanya begitu karena terdapat yang keanggotaannya campuran atau terbatas untuk wanita. Contoh fraternitas terbuka ini adalah: Grande Loge Mixte de France (Loji Agung Campuran Prancis), the Honorable Fraternity of Ancient Freemasons (Persaudaraan Terhormat Para Tukang Batu Bebas Kuno), Grande Loge Feminine de France (Loji Agung Kewanitaan Prancis), berbagai Ordo-ordo Odd Fellows, Orange Order (Ordo Oranye), Daughters of Rebekah (Putri-putri Rebekah) dan Order of the Eastern Star (Ordo Bintang Timur).

Lihat pula sunting