Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4).[1] Titrasi ini melibatkan dua tahapan, yakni titrasi analit dengan larutan kalium permanganat dan kemudian standardisasi kalium permanganat dengan larutan natrium oksalat. Titrasi melibatkan manipulasi volumetrik untuk mempersiapkan larutan analit.[2]

Larutan permanganat, MnO4-
Larutan permanganat, MnO4-
Larutan mangan(II), Mn2+
Larutan mangan(II), Mn2+

Bergantung pada bagaimana titrasi dilakukan, ion permanganat dapat direduksi menjadi Mnx, di mana x adalah +2, +3, +4 and +6. Menggunakan permanganometri dapat mengestimasi secara kuantitatif kehadiran dari Fe+2, Mn+2, Fe+2 dan Mn+2 ketika keduanya hadir sebagai campuran, C2O42−, NO2, H2O2 dan lain sebagainya.

Prinsip dasar sunting

 
Larutan manganat, MnO42-.

Dalam banyak kasus, permanganometri dilakukan dalam larutan yang sangat asam di mana reaksi berikut terjadi:[3]

 

Potensial standar dari reaksi elektrokimia ini adalah:[4]

Eo = +1.51 V

yang menunjukkan bahwa KMnO4 (dalam medium asam) adalah suatu agen pengoksidasi yang sangat kuat.

Dalam larutan asam lemah MnO4 tidak dapat menerima 5 elektron untuk membentuk Mn+2, kali ini hanya menerima 3 elektron dan membentuk MnO2(s) melalui reaksi elektrokimia berikut:

  (Eo = +1.69 V)

Dan jika larutan memiliki konsentrasi c(NaOH)>1 mol dm−3 reaksi berikut terjadi:

  (Eo = +0.56 V).[5]

Reaksi sunting

Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:

  1. ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
  2. ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.

Galat sunting

 
Larutan kalium permanganat.

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada:

  • Larutan pentiter KMnO4 pada buret

Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.

  • Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4

Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan asam oksalat (H2C2O4) yang telah ditambahkan asam sulfat (H2SO4) dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+.

 
  • Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4

Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk hidrogen peroksida yang kemudian terurai menjadi air.

 
 

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.

Lihat pula sunting

Bacaan lebih lanjut sunting

  • (Jerman) J. Strähle, E. Schweda: Jander · Blasius - Einführung in das anorganisch-chemische Praktikum. 14. Auflage. Hirzel, Stuttgart 1995, ISBN 978-3-77-760672-9, S. 375–379.

Referensi sunting

  1. ^ Redox titrations: Permanganometry. Dalam: University Chemistry, Vol. 1. C. Parameshwara Murthy. New Age International, 2008. ISBN 81-224-0742-0. p.632
  2. ^ Louis Rosenfeld. Four Centuries of Clinical Chemistry. CRC Press, 1999, p. 130-175.
  3. ^ https://books.google.com/books?id=XQIIAQAAIAAJ Volumetric analysis, Vol 2. Izaak Maurits Kolthoff, Heinrich Menzel, Nathaniel Howell Furman. J. Wiley & Sons, inc., 1929. page 297
  4. ^ Table of standard reduction potentials. Dalam: Chemistry and chemical reactivity. John C. Kotz, Paul Treichel, John R. Townsend. Cengage Learning, 2008. ISBN 0-495-38703-7. p. 920
  5. ^ Louis Rosenfeld. Four Centuries of Clinical Chemistry. CRC Press, 1999, p. 72-75.

Pranala luar sunting