Penyebaran Kristen di Lituania

Kristenisasi Lituania (bahasa Lituania: Lietuvos krikštas) terjadi pada tahun 1387 dan diprakarsai oleh Raja Polandia dan Haryapatih Lituania Władysław II Jagiełło serta sepupunya Vytautas. Peristiwa tersebut menyebarkan agama Kristen di Lituania, negara pagan terakhir di Eropa. Peristiwa ini juga mengakhiri salah satu proses kristenisasi yang paling rumit dan panjang dalam sejarah Eropa.

Lukisan dinding di Katedral Vilnius, berasal dari masa Kristenisasi Lituania.

Sejarah sunting

 
Kuil Romuva di Prusia.

Hubungan awal dengan Kristen Ortodoks sunting

Orang-orang Lituania sudah berhubungan dengan agama Kristen sebelum pendirian Kadipaten Lituania pada abad ke-12. Nama Lituania (Litua) pertama kali tercatat di dalam Riwayat Quedlinburg pada tahun 1009. Penyebutan ini terkait dengan misi Kristen Khalsedon yang dipimpin oleh Bruno dari Querfurt, yang berhasil membaptis beberapa penguasa suku Yotvingia. Namun, Lituania memiliki hubungan yang lebih aktif dengan Rus' Kiev dan negara-negara Slavia Timur sesudahnya, yang telah menganut agama Ortodoks Timur setelah proses Kristenisasi Rus' Kiev pada abad ke-10.

Wilayah Lituania kemudian diperluas ke timur, sehingga pengaruh budaya Slavia semakin menguat. Orang-orang Lituania mulai mengikuti nama-nama Kristen versi Slavia Timur pada abad ke-11 hingga ke-12, terutama di antara populasi pagan di Aukštaitija (walaupun tidak terlalu banyak di Samogitia). Pengaruh Kekristenan Ortodoks terhadap budaya Lituania yang pagan ditunjukkan oleh sepertiga nama belakang Lituania saat ini yang dibentuk dari nama-nama baptis yang berasal dari bahasa Slavonik Gereja Lama.[1] Selain itu, kata "gereja", "pembaptisan", dan "puasa" dalam bahasa Lituania diserap dari bahasa Rusia dan bukan dari bahasa Polandia.[2]

Pembaptisan Mindaugas sunting

Kemunculan negara Ordo Livonia di sekitar perbatasan Lituania yang didirikan oleh Tentara Salib menjadi ancaman bagi Lituania, sehingga secara politik menjadi Kristen adalah pilihan yang diperlukan untuk menghentikan serangan-serangan Kristen. Haryapatih Lituania pertama yang menganut agama Kekristenan Barat adalah Mindaugas, walaupun keponakan dan saingannya Tautvilas sudah melakukan hal tersebut terlebih dahulu pada tahun 1250. Terjemahan pertama doa-doa Katolik dari bahasa Jerman dibuat pada masa kekuasaannya.[3]

Pada tahun 1249, sekutu Tautvilas yang bernama Daniel dari Halych menyerang Navahradak, dan pada tahun 1250, Ordo Livonia yang juga merupakan sekutu Tautvilas melancarkan serangan besar ke wilayah Nalšia dan Mindaugas di Lithuania Propria. Mindaugas harus menghadapi serangan dari utara dan selatan ditambah dengan kemungkinan terjadinya pemberontakan, tetapi ia mampu memanfaatkan konflik antara Ordo Livonia dengan Keuskupan Agung Riga untuk mempertahankan negaranya. Pada tahun 1250 atau 1251, Mindaugas menyatakan kesediaannya untuk dibaptis dan melepas beberapa wilayah di Lituania barat, dan sebagai gantinya ia memperoleh mahkota.

Mindaugas dan keluarganya dibaptis berdasarkan ritus Katolik pada tahun 1250 atau 1251. Pada tanggal 17 Juli 1251, Paus Innocentius IV mengeluarkan bula kepausan yang menyatakan Lituania sebagai sebuah kerajaan dan negara tersebut berada di bawah jurisdiksi Uskup Roma. Mindaugas dan istrinya Morta dimahkotai pada musim panas tahun 1253, dan Kerajaan Lituania sebagai kerajaan Kristen didirikan secara resmi. Namun, meskipun sudah menjadi Katolik, Raja Mindaugas masih tetap memberikan persembahan kepada dewa-dewa.[4] Setelah Mindaugas murtad dari Kristen dan mengusir semua orang Kristen dari Lituania pada tahun 1261, Keharyapatihan Lituania kehilangan statusnya sebagai negara Kristen. Selain itu, Lituania sendiri tidak benar-benar menjadi negara Kristen pada saat itu, karena tidak dilakukan upaya untuk mengkristenkan warganya; orang-orang Lituania dan Samogitia masih menganut agama tradisionalnya.

Kristenisasi oleh Jogaila dan Vytautas sunting

Upaya terakhir untuk mengkristenkan Lituania dilakukan oleh Jogaila. Ibu Jogaila yang merupakan orang Rusia mendorong Jogaila untuk menikahi Sofia, anak perempuan Pangeran Dmitri dari Moskwa, tetapi ia mewajibkan Jogaila untuk masuk Kristen Ortodoks dan menjadikan Lituania sebagai bawahan Keharyapatihan Moskwa.[5] Namun, pilihan ini tidak realistis dan tidak akan menghentikan serangan Tentara Salib dari Ordo Teutonik. Maka dari itu, Jogaila memutuskan untuk menerima usulan Polandia untuk menjadi Katolik dan menikahi Ratu Jadwiga dari Polandia. Pada tanggal 14 August 1385, Jogaila menyatakan kesediaannya untuk menjadi Kristen di Kastil Krėva dan kemudian ia menandatangani Undang-Undang Krėva.

Władysław II Jagiełło secara resmi dibaptis di Katedral Wawel di Kraków pada tanggal 15 Februari 1386 dan ia menjadi Raja Polandia. Sebagian besar anggota keluarga, ksatria dan pejabat istana Jogaila juga mengikuti jejaknya,[6] termasuk saudara laki-laki Jogaila Karigaila, Vygantas, Švitrigaila, dan sepupunya Vytautas. Jogaila menugaskan Dobrogost, Uskup Poznań, sebagai duta besar untuk Paus Urbanus VI dengan permohonan untuk mendirikan keuskupan di Vilnius dan pengangkatan Andrzej Jastrzębiec sebagai uskup.

 
"Pembaptisan Lituania" oleh Jan Matejko.

Jogaila kembali ke Lituania pada Februari 1387. Pembaptisan para bangsawan dan petani-petani pada awalnya dilakukan di ibu kota Vilnius dan wilayah sekitarnya. Bangsawan-bangsawan dan beberapa petani di Aukštaitija dibaptis pada musim semi, dan bangsawan-bangsawan lainnya kemudian juga melakukan hal yang sama. Paroki-paroki didirikan di wilayah Lituania dan Katedral Vilnius dibangun pada tahun 1387 di atas tanah yang sebelumnya merupakan tempat berdirinya sebuah kuil pagan. Pada 19 April 1389, Paus Urbanus VI mengakui status Lituania sebagai negara Katolik.

Samogitia adalah wilayah etnis terakhir di Lituania yang dikristenkan pada tahun 1413 setelah kekalahan Ordo Teutonik dalam Pertempuran Grunwald dan disepakatinya Perdamaian Thorn. Pada November 1413, Vytautas sendiri melintasi Sungai Neman dan Dubysa, mencapai wilayah Betygala dan kemudian membaptis kelompok Samogitia pertama.[7] Pada tahun 1416, pembangunan delapan gereja paroki pertama dimulai. Keuskupan Samogitia didirikan pada tanggal 23 Oktober 1417 dan Matthias dari Trakai menjadi uskup pertama Samogitia. Sebuah katedral juga didirikan di Medininkai sekitar tahun 1464.

Akibat sunting

Bangsawan Lituania merupakan orang-orang pertama yang menjadi Katolik, tetapi paganisme masih mengakar kuat di antara para petani. Adat-adat pagan dapat bertahan cukup lama dan dipraktikkan secara rahasia. Para pemuka agama dan pengikut ajaran lama tidak ditindas. Namun, pada abad ke-17, setelah terjadinya peristiwa Kontra-Reformasi (1545-1648), iman Katolik sudah menggantikan kepercayaan pagan.

Proses kristenisasi berdampak sangat besar terhadap sejarah Lituania. Sebagian besar penduduk Keharyapatihan Lituania di luar wilayah Lithuania Propria menganut kepercayaan Ortodoks walaupun elit-elitnya secara perlahan menjadi Katolik. Hal ini memicu ketegangan religius. Beberapa anggota Wangsa Gediminid meninggalkan Lituania dan pindah ke Keharyapatihan Moskwa; di situ mereka membentuk keluarga baru seperti Galitzine dan Troubetzkoy. Populasi Ortodoks di wilayah Ukraina dan Belarus timur saat ini bersimpati dengan penguasa Moskwa yang membentuk citra diri sebagai pejuang Ortodoks. Sentimen semacam ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kekalahan Lituania dalam Pertempuran Vedrosha yang mengakibatkan kemunduran Keharyapatihan dan menjatuhkan posisinya sebagai negara yang dominan di Eropa Timur.

Di sisi lain, pilihan Lituania untuk menjadi Katolik memungkinkan integrasi negara tersebut dengan kebudayaan Eropa Barat. Agama Katolik juga berperan sangat penting dalam membentuk persekutuan politik antara Lituania dan Polandia yang diresmikan oleh Uni Lublin pada tahun 1569.

Referensi sunting

  1. ^ (Lituavi) Z. Zinkevičius. Krikščionybės ištakos Lietuvoje[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ S.C. Rowell. Lithuania Ascending: A Pagan Empire Within East-central Europe, 1295-1345. Cambridge University Press, 1994. Halaman 149.
  3. ^ Alvydas Butkus, Mindaugas ir latgaliai
  4. ^ S. C. Rowell Halaman 120
  5. ^ A. Thomas Lane. Lithuania: Stepping Westward. Routledge, 2001. Halaman XXI.
  6. ^ Kłoczowski, 54-57.
  7. ^ (Lituavi)Dualistinis lietuvių tautybės susidarymas ir trialistinis Lietuvos krikšto pobūdis Diarsipkan 2003-05-02 di Wayback Machine. Dr. Aleksandras Vitkus

Pranala luar sunting