Pengeboman kedutaan besar Tiongkok di Beograd oleh NATO

Pengeboman kedutaan besar Tiongkok di Beograd oleh NATO adalah suatu peristiwa yang terjadi pada tanggal 7 Mei 1999 ketika lima bom berpemandu JDAM Amerika Serikat menghantam kedutaan besar Republik Rakyat Tiongkok di distrik Novi Beograd yang menewaskan tiga reporter Tionghoa dan membuat murka Tiongkok. Menurut pemerintah Amerika, mereka sebenarnya ingin mengebom gedung Direktorat Persediaan dan Pengadaan Federal Yugoslavia. Presiden Bill Clinton kemudian meminta maaf dan menyatakan bahwa pengeboman ini dilakukan secara tidak sengaja.[1] Direktur Central Intelligence Agency (CIA) George Tenet sendiri bersaksi di hadapan komite kongres bahwa pengeboman ini hanyalah satu-satunya pengeboman yang dilakukan dan diarahkan oleh CIA,[2] dan CIA telah menggunakan koordinat yang salah untuk sasaran militer Yugoslavia yang terletak di jalan yang sama.[3] Pemerintah Tiongkok mengutuk pengeboman ini sebagai "tindakan barbar".[4]

Pengeboman kedutaan besar Tiongkok di Beograd oleh NATO
Gedung kedutaan pada tahun 2009, kemudian dihancurkan pada tahun 2011
LokasiBeograd, Serbia, Yugoslavia
Koordinat44°46′58″N 20°27′15″E / 44.78278°N 20.45417°E / 44.78278; 20.45417Koordinat: 44°46′58″N 20°27′15″E / 44.78278°N 20.45417°E / 44.78278; 20.45417
Tanggal7 Mei 1999
Jenis serangan
Pengeboman udara
Korban tewas
3 jurnalis Tionghoa
Korban luka
20
PelakuAmerika Serikat

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Chinese Embassy Bombing In Belgrade: Compensation Issues". Congressionalresearch.com. Diakses tanggal January 27, 2012. 
  2. ^ Schmitt, Eric (July 23, 1999). "In a Fatal Error, C.I.A. Picked a Bombing Target Only Once: The Chinese Embassy". New York Times. Diakses tanggal October 22, 2009. 
  3. ^ Tenet, George (July 22, 1999). "DCI Statement on the Belgrade Chinese Embassy Bombing House Permanent Select Committee on Intelligence Open Hearing". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-29. Diakses tanggal October 4, 2006. 
  4. ^ "Chinese demand U.N. meeting after Belgrade embassy attacked". CNN.