Pengakuan adalah sebuah pernyataan – yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang – untuk mengakui beberapa fakta pribadi meskipun orang tersebut (atau kelompoknya) lebih memilih jika informasi tersebut dirahasiakan. Istilah pengakuan mengasumsikan bahwa orang yang mengaku memberikan informasi yang dia yakini belum diketahui oleh pihak lain,[1] dan sering dikaitkan dengan pengakuan atas kesalahan hukum atau moral:

Confession of Love oleh Jean-Honoré Fragonard yang menggambarkan subjek yang menyatakan perasaan yang selama ini disembunyikan.

Dalam satu pandangan, itu adalah pengakuan karena telah melakukan sesuatu yang salah, baik disengaja atau tidak. Jadi, teks-teks pengakuan dosa biasanya memberikan informasi yang bersifat pribadi yang sebelumnya tidak dinyatakan. Apa yang dikatakan orang berdosa kepada imam di kamar pengakuan, atau yang termuat dalam sebuah dokumen yang ditandatangani seorang kriminal untuk mengakui apa yang telah mereka lakukan, atau yang tertulis dalam sebuah otobiografi, yang memuat pengakuan kesalahan oleh penulisanya, dan sebagainya, semuanya adalah contoh teks pengakuan.[2]

Namun, tidak semua pengakuan merupakan pengakuan atas kesalahan. Sebagai contoh, sebuah pengakuan cinta sering dianggap positif baik oleh pemberi pengakuan maupun oleh penerima pengakuan itu. Bentuk pengakuan ini telah menjadi tema umum dalam bidang sastra.[3][4] Berkaitan dengan pengakuan kesalahan, terdapat beberapa jenis pengakuan khusus yang memiliki makna di luar kehidupan sosial. Pengakuan hukum merupakan pengakuan atas beberapa kesalahan yang memiliki konsekuensi hukum, sedangkan konsep pengakuan dalam agama sangat bervariasi dalam berbagai sistem kepercayaan. Pengakuan dalam agama biasanya lebih mirip dengan ritual, dengan orang tersebut mengakui bahwa pikiran atau tindakannya yang dianggap berdosa atau mengaku bersalah secara moral dalam batas-batas agama yang dianutnya. Dalam beberapa agama, pengakuan dapat berbentuk komunikasi lisan kepada orang lain.

Referensi sunting

  1. ^ Roger W. Shuy, The Language of Confession, Interrogation, and Deception (1998), p. 2–10.
  2. ^ Jorge J. E. Gracia, A Theory of Textuality: The Logic and Epistemology (1995), p. 94–95.
  3. ^ Giulio Marra, Shakespeare and this "imperfect" World: Dramatic Form and the Nature of Knowing (1997), p. 69, describing "the distinction between "to do" and "to confess", between having thoughts of love and confessing one's love, between the indetermination of a feeling and its final definition", as a theme that "creeps into the various stories".
  4. ^ Charles Emil Kany, The Beginnings of the Epistolary Novel in France, Italy and Spain (1937), Volume 21, Issues 1-6, p. 19.