Patroklos

tokoh dalam mitologi Yunani

Dalam mitologi Yunani, Patroklos (Yunani: Πάτροκλος) adalah pahlawan putra Menoitios dan cucu Aktor. Dia adalah kekasih pria atau sahabat Akhilles. Kisahnya diceritakan dalam Iliad karya Homeros.

Akhilles membalut luka Patroklos, hiasan pada piala kuno.

Silsilah sunting

Menoitios adalah salah seorang Argonaut ketika muda. Dia menikah beberapa kali, karena itu ada empat perempuan yang disebut-sebut sebagai ibu Patroklos. Apollodoros dari Athena menyebut tiga nama: Periopis (putri Feres, pendiri Ferai), Polimele (putri Peleus, raja Phthia), dan Sthenele (saudara tiri Akhilles dan putri Akastos dan Astidameia). Gaius Julius Hyginus menyebut Filomela sebagai ibu Patroklos.

Dalam mitologi sunting

Masa muda sunting

Ketika muda, Patroklos secara tidak sengaja membunuh kawannya, Klisonimos, akibat bertengkar karena permainan dadu. Ayah Patroklos pun menjauhkanya supaya tidak dijadikan sasaran balas dendam. Patroklos berlindung di istana raja Peleus di Phthia. Di sana Patroklos bertemu Akhilles dan mereka pun bersama-sama dititipkan pada Kheiron sang kentaur bijak untuk diasuh.

Usia Patroklos lebih tua daripada Akhilles.[1]

 
Menelaos memegang jenazah Patroklos.

Perang Troya sunting

 
Les Grecs et les Troyens se disputant le corps de Patrocle oleh Antoine Wiertz, menggambarkan Jenazah Patroklos yang diperebutkan oleh pasukan Troya dan Yunani.

Ketika pasukan Troya menyerang kamp pasukan Akhaia (Yunani), Patroklos meminta izin pada Akhilles untuk pergi bertempur dengan mengenakan baju tempur Akhilles dan memimpin pasukan Akhilles, Mirmidon. Akhilles mengizinkan dnegan peringatan bahwa Patroklos harus berhenti menyerang jika pasukan Troya sudah menjauhi kamp Yunani. Namun nafsu perang Patroklos begitu menggebu-gebu, walaupun kamp Yunani sudah aman dari pasukan Troya, dia tetap merangsek maju dan membunuhi prajurit Troya. Patroklos berhasil menewaskan banyak prajurit Troya, termasuk Sarpedon, pahlawan dari Likia dan putra Zeus. Pada akhirnya Patroklos mati dibunuh oleh Hektor setelah sebelumnya dilukai oleh Euforbos dengan bantuan Apollo. Total, Patroklos berhasil membunuh 53 prajurit Troya.[2]

Jenazah Patroklos diperebutkan oleh pasukan Yunani dan Troya, namun akhirnya berhasil dibawa ke kamp Yunani oleh Odisseus dan Aias. Mengetahui Patroklos mati, Akhilles begitu murka. Akhilles pun kembali bertempur dan membunuh Hektor sebagai pembalasan atas kematian Patroklos. Akhilles lalu menyeret mayat Hektor dengan kereta perangnya. Rasa duka cita Akhilles begitu besar sampai-sampai dia tidak mau memakamkan jenazah Patroklos, sampai suatu ketika muncul arwah Patroklos yang memebritahu Akhilles bahwa dia tidak bisa memasuki dunia bawah tanpa pemakaman yang layak. Akhilles pun memakamkan Patroklos. Sebelum menaruh jenazah Patroklos di kayu pembakaran, Akhilles memotong ikat rambut Patroklos. Akhilles juga memberikan kurban berupa kuda, anjing, dan dua belas prajurit Troya dalam upacara pemakaman Patroklos. Abunya disimpan dalam kendi emas dan di lokasi pembakarannya dibangun tumulus.

Akhilles lalu menyelenggarakan kompetisi atletik untuk mengenang Patroklos. Cabang olahraga yang dilombakan yaitu balap kereta perang (dimenangkan oleh Diomedes), tinju (dimenangkan oleh Epeios), gulat (seri antara Aias dan Odisseus), balap lari (dimenangkan oleh Odisseus), duel (seri antara Aias dan Diomedes), lempar cakram (dimenangkan oleh Polipoites), panahan (dimenangkan oleh Meriones), dan lempar lembing (dimenangkan oleh Agamemnon).[3]

Setelah Akhilles meninggal, abunya disatukan dengan abu Patroklos supaya roh mereka bisa bersama di alam kematian. Dalam Odisseia, ketika Odisseus mengunjungi dunia bawah, dia melihat Patroklos, bersama dengan Aias dan Antilokhos, sedang menemani Akhilles.

Hubungan dengan Akhilles sunting

Dalam Iliad, hubungan antara Patroklos dan Akhilles merupaan bagian yang sangat penting dalam cerita Perang Troya. Hubungan ini sangat berpengaruh terhadap tindakan Akhilles. Meskipun tidak secara jelas diperlihatkan dalam Iliad, tetapi dalam karya tulis Yunani selanjutnya, misalnya Symposium karya Plato, hubungan antara Patroklos dan Akhilles diceritakan sebagai hubungan cinta romantis. Akan tetapi, beberapa penulis kuno lainnya, misalnya Xenophon, dalam karyanya Symposium, ragu jika hubungan mereka adalah hubungan cinta.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Homeros, Iliad 11.780-79
  2. ^ Hyginus, Fabulae 114.
  3. ^ Homeros, Iliad buku 23

Referensi modern sunting

Pranala luar sunting