Pantalassa

Superlautan yang mengelilingi Pangea selama era Mesozoikum

Pantalassa, juga dikenal sebagai Samudra Pantalassik[1] atau Pantalassan (dari bahasa Yunani, πᾶν dan θάλασσα yang berarti semua lautan) adalah superlautan purba hipotetis yang mengelilingi super Benua Pangaea, dan merupakan nenek moyang dari Samudra Pasifik, terbentuk sekitar 250 juta tahun yang lalu, dan ukurannya menyusut sejak pecahnya Pangaea, sejak 180 juta tahun yang lalu.[2][3][4] Tethys adalah bagian kecil dari samudra ini.[5] Panthalassa terbentuk pada akhir Paleozoikum dan awal Mesozoikum sekitar 250 juta tahun yang lalu, yang menutupi hampir 70% permukaan bumi dan dianggap oleh beberapa ahli geologi telah menggabungkan semua samudra atau kerak samudra Bumi pada masa awal geologis masa lalu.[6][7] Dasar lautnya telah sepenuhnya hilang karena subduksi lempeng samudra terus menerus di sepanjang dasar kerak benua. Panthalassa juga disebut sebagai Paleo-Pasifik ("Pasifik Kuno") atau Proto-Pasifik karena Samudra Pasifik berawal dari super lautan ini sejak zaman Mesozoikum hingga saat ini.[8]

Panthalassa mengelilingi Superbenua Pangea selama transisi Paleozoikum-Mesozoikum, sebelum akhirnya pangea terpecah dua benua raksasa, yaitu Laurasia Di belahan bumi utara dan Gondwana di belahan bumi selatan.

Pembentukan sunting

 
Ilustrasi Pantalassa sekitar 250 juta tahun yang lalu, dengan beberapa batas lempeng yang terlihat (dalam bentuk garis putih), yang merupakan batas subduksi antarlempeng.

Panthalassa mulai terbentuk 700 juta tahun lalu, 50 juta tahun setelah Rodinia pecah sekitar 750 juta tahun. Luas Panthalassa pada awal perpecahan Rodinia sangatlah kecil. Ia berada di sela-sela daratan sisa Rodinia. Sebagian besar lautan saat itu bagian dari Mirovia. Selama Neoproterozoikum, Samudra Pan-Afrika meluas dan menggantikan Mirovia sebagai Superlautan pada masa itu hingga perpecahan Pannotia. Samudra Pan-Afrika menjadi Samudra yang dominan selama keberadaan Pannotia.

Saat perpecahan Pannotia sekitar 550 juta tahun yang lalu, terdapat 3 Samudra utama dunia, yakni Samudra Pan-Afrika, Mirovia, dan Panthalassa. Saat perpecahan Pannotia berlangsung, Samudra Panthalassa mulai meluas hingga mengecilnya Pan-Afrika dengan sisa - sisa Mirovia. Panthalassa meluas hingga manjadi sebuah Superlautan. Panthalassa menjadi Samudra utama hingga pembentukan Superbenua Pangea bersama dengan Samudra Paleo-Tethys dan Neo-Tethys. Selama Trias akhir, platform karbonat meluas di benua dan busur kepulauan dan merupakan evolusi penting terumbu karang.[9][10] Reorganisasi batas lempeng akibatnya menghasilkan pembentukan sistem tiga punggung yang stabil darimana Lempeng Pasifik yang baru lahir mengembang, yang saat itu dikelilingi oleh Lempeng Izanagi, Farallon, dan Phoenix.[4] Lempeng samudra Pasifik pada awal masa Jurassik awal di dalam samudra Panthalassa yang luas yang mengelilingi superbenua Pangaea, dan berisi litosfer tertua yang secara langsung dapat membatasi sejarak geodinamik Bumi mengelilingi Pangea.[10] Subduksi telah menghabiskan sebagian besar lempeng palaeo (Farallon, Izanagi, Phoenix, dan Pasifik) samudra yang pernah menempati Mesozoikum Paleo-Pasifik yang luas, atau Panthalassa,[11] sehingga rekonstruksi lempeng klasik berdasarkan anomali magnetik hanya dapat digunakan untuk membatasi sejarah sejak periode Cretaceous, dan evolusi tektonik lempeng Trias-Jura.[12] Platform karbonat runtuh pada awal Jura dan bertambahnya batas Asia Timur pada masa Cretacreous pada Akhir Jura.[13]

Sisa-sisa sunting

Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Pangea mulai terpecah dan Laurasia dan Gondwana mula berpisah.[12] Pantalassa berakhir menjadi wilayah Pasifik dan Atlantik karena proses geologi dari retakan yang menyebabkan pembentukan Cekungan Samudra Atlantik,[7] blok benua yang terpisah membentuk Samudra Hindia, Arktik, termasuk Atlantik.[14] Lautan Pantalassa pada ukuran terbesarnya menutupi lebih dari dari seluruh 70% permukaan bumi. Sebagian besar lempeng samudra dari Pantalassa sejak saat itu telah disubduksi di bawah Lempeng Amerika Utara dan Eurasia, Lempeng Pasifik saat ini telah terbentuk sejak pecahnya Pangea.[14] Dalam perkiraan, Samudra Pasifik hanya mengambil 40% - 50% bagian dari Panthalassa. Saat ini sisa-sisa dari Pantalassa adalah Samudra Pasifik, Arktik, Selatan, dan Atlantik. Samudra Hindia merupakan sisa-sisa dari Samudra Paleo-Tethys dan Neo-Tethys. Pantalassa menjadi salah satu Superlautan terluas di bumi.

Selain itu, para peneliti juga menemukan busur vulkanik sisa subduksi lempeng, yang sebelumnya terletak di utara hingga selatan kira-kira di tengah Samudra Pantalassa.[15]

Referensi sunting

  1. ^ "Panthalassa". Fossil Wiki (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-04. 
  2. ^ "What happened to Panthalassa, the large ocean?". www.liverpool.ac.uk. Diakses tanggal 2020-09-29. 
  3. ^ "Definition of Panthalassa | Dictionary.com". www.dictionary.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-29. 
  4. ^ a b Park, Chris (2007). A Dictionary of Environment and Conservation (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. doi:10.1093/acref/9780198609957.001.0001. ISBN 978-0-19-860995-7. 
  5. ^ Allaby, Michael, ed. (2019). "A Dictionary of Plant Sciences". doi:10.1093/acref/9780198833338.001.0001. 
  6. ^ "Panthalassa". The Free Dictionary. 
  7. ^ a b Mike. "What was Panthalassa?". Everything Dinosaur Blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-04. 
  8. ^ Korelitz, B. I.; Sommers, S. C. (1975-11). "Responses to drug therapy in ulcerative colitis. Evaluation by rectal biopsy and histopathological changes". The American Journal of Gastroenterology. 64 (5): 365–370. ISSN 0002-9270. PMID 2008. 
  9. ^ Peybernes, C.; Chablais, J.; Onoue, T.; Martini, R. (2016-08-05). "Mid-oceanic shallow-water carbonates of the Panthalassa domain: new microfacies data from the Sambosan Accretionary Complex, Shikoku Island, Japan". Facies. 62 (4). doi:10.1007/s10347-016-0475-7. ISSN 0172-9179. 
  10. ^ a b Martindale, Rowan C.; Corsetti, Frank A.; James, Noel P.; Bottjer, David J. (2015-03-01). "Paleogeographic trends in Late Triassic reef ecology from northeastern Panthalassa". Earth-Science Reviews (dalam bahasa Inggris). 142: 18–37. doi:10.1016/j.earscirev.2014.12.004. ISSN 0012-8252. 
  11. ^ "(PDF) Resolving the early Mesozoic Panthalassa Ocean architecture with lower mantle slabs". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-29. 
  12. ^ a b van der Meer, D. G.; Torsvik, T. H.; Spakman, W.; van Hinsbergen, D. J. J.; Amaru, M. L. (2012-02-26). "Intra-Panthalassa Ocean subduction zones revealed by fossil arcs and mantle structure". Nature Geoscience. 5 (3): 215–219. doi:10.1038/ngeo1401. ISSN 1752-0894. 
  13. ^ Peybernes, Camille; Peyrotty, Giovan; Chablais, Jérôme; Onoue, Tetsuji; Yamashita, Daisuke; Martini, Rossana (2020-09). "Birth and death of seamounts in the Panthalassa Ocean: Late Triassic to Early Jurassic sedimentary record at Mount Sambosan, Shikoku, Southwest Japan". Global and Planetary Change. 192: 103250. doi:10.1016/j.gloplacha.2020.103250. ISSN 0921-8181. 
  14. ^ a b Ornduff, Robert; White, Mary E. (1995-02). "After the Greening: The Browning of Australia". Taxon. 44 (1): 120. doi:10.2307/1222703. ISSN 0040-0262. 
  15. ^ van der Meer, D. G.; Torsvik, T. H.; Spakman, W.; van Hinsbergen, D. J. J.; Amaru, M. L. (2012-03). "Intra-Panthalassa Ocean subduction zones revealed by fossil arcs and mantle structure". Nature Geoscience (dalam bahasa Inggris). 5 (3): 215–219. doi:10.1038/ngeo1401. ISSN 1752-0908. 

Lihat pula sunting

Halaman terkait sunting