Mirza Mazhar Jan Janaan

Penulis India, Mursyid Naqsyabandiyah

Syekh Mirza Mazhar Jan Janaan atau juga dikenal Syamsuddin Habibullah Quddasallahu sirruhu merupakan salah satu Tokoh Sufi penerus dari gurunya syekh Nur Muhammad q.s dalam silsilah tarekat Naqsyabandiyah. Beliau juga seorang penyair Naqsyabandī Sufi terkenal di Delhi, dibedakan sebagai salah satu dari "empat macam gaya bahasa Urdu". Ia juga dikenal oleh orang-orang sezamannya sebagai sunnītarāsh, "Sunnicizer", karena komitmen mutlak dan tak tergoyahkan dalam meniru Sunnah Nabi. Ia mendirikan cabang Naqsyabandīyah Mazhariyyah Shamsiyyah.

Syamsuddin Habibullah Jan Janaan Al-Mazhar
Kaligrafi Syekh Syamsudin Jan-Janaan
NisbahMujaddid
KebangsaanIndia

Awal Hidup sunting

Syekh Mirza Mazhar Jan Janaan q.s dilahirkan pada tahun 11 Ramadhan 1111 H / 2 Maret 1700 M di Kalā Bagh, Malwa. Ayahnya bernama Mirza Jan bekerja di pasukan Kaisar Mughal Aurangzeb yang perkasa. Mengikuti kebiasaan yang menurutnya Kaisar berhak menyebutkan nama anak-anak perwiranya, Aurangzeb dilaporkan mengatakan:

"Seorang putra adalah jiwa ayahnya. Karena nama ayahnya adalah Mirzā Jān, nama putranya adalah Jān-i Jānān."

Pendidikan keagamaanya dibimbing oleh hājjī Afzal Siyalkotī (ahli hadits) dan hafiz Abd al-Rasul Dihlawī (ahli Qur'an). Pada usia 18 tahun, ia bergabung dengan Tarekat Naqsyabandiyah di bawah bimbingan Syekh Nur Muhammad q.s, yang terkait erat dengan ajaran Syaikh Ahmad Sirhindi q.s, dan menyelesaikan studinya dalam empat tahun. Dia juga mengikuti tarekat Qadiriyah, Chishtiyah dan Suhrawardiyah.

Di masa jayanya, Mazhar disarankan untuk menulis puisi dalam bahasa Urdu daripada Persia karena bahasa urdu lebih sering dipakai di India. Selain menulis puisi dan polemik masalah tatanan hidup, Mazhar juga menulis sejumlah besar surat yang berkaitan dengan pemikiran dan praktik Sufi.

Warisan dan pengaruh


Di antara murid-muridnya adalah ulama Hanafi yang besar, yaitu Qadi Thanaullah Panipatī, yang menulis Tafsir Al-Qur'an yang terkenal dengan nama Tafsir-i Mazharī, yang ia beri nama sesuai gurunya. Juga dalam garis silsilah spiritualnya (silsila) datang ahli hukum Hanafi yang agung, Ibn 'Abidin dan Al-Qur'an yang menafsirkan Allama Alusi.

Silsilah Naqsyabandinya kemudian dikenal sebagai Mazhariyya Shamsiyya. Mazhar rupanya mendisiplinkan lebih banyak murid daripada pendahulunya. Dia secara teratur berkorespondensi dengan para deputinya, dan surat-suratnya banyak membangun dasar pengetahuan kita tentang kehidupan dan gagasannya.

Dia digantikan oleh khalifah (wakilnya) Abdullah alias Syekh Ghulam Ali Dehlavi, yang dianggap Mujaddid abad ke-13 Islam oleh sebagian besar pengikut Naqsyabandi saat ini. Tarekatnya menyebar ke seluruh India dan Timur Tengah.

Akhir Hidup sunting

Mirzā Mazhar ditembak oleh seseorang yang fanatik aliran tertentu dan akibatnya terluka parah pada tanggal 7 Muharram, tahun 1195 H / 1780 M. dan meninggal 3 hari kemudian pada tanggal 10 Muharram 1195 H dimakamkan di Pemakaman "Khanqah Mazharia".

Pranala luar sunting