Orde Militer Willem

tanda kehormatan tertinggi di Belanda
(Dialihkan dari Militaire Willems-Orde)

Orde Militer Willem (Belanda: Militaire Willems-Orde, disingkat MWO) adalah tanda kehormatan tertua dan tertinggi Kerajaan Belanda. Orde ini dinamakan berdasarkan Willem dari Gellone (755–814), Pangeran Oranye yang pertama.[2][3] Orde ini memiliki motto "Voor Moed, Beleid en Trouw" yang berarti "Untuk Keberanian, Kepemimpinan, dan Kesetiaan". Tanda kehormatan kekesatriaan ini dibentuk pada 30 April 1815 oleh Raja Willem I yang dianugerahkan untuk keberanian yang tinggi di medan perang dan sebagai tanda jasa untuk perwira senior. Tanda kehormatan ini sebanding dengan Légion d'honneur Prancis tetapi lebih jarang dianugerahkan. Orde Militer Willem merupakan tanda kehormatan yang dapat dianugerahkan kepada siapa saja, terlepas dari pangkat maupun ketenarannya, serta tidak hanya bagi warga Belanda saja tetapi warga negara asing juga dapat memilikinya. Sampai saat ini, tanda kehormatan ini hanya memiliki sedikit anggota dan hanya diberikan untuk keberanian yang sempurna di medan perang.

Orde Militer Willem
Militaire Willems-Orde
Medali Kesatria Orde Militer Willem kelas 4 (bentuk pasca 2000)
Dianugerahkan oleh Raja Belanda
TipeOrde kekesatriaan dengan empat kelas
Dibentuk30 April 1815
Negara Belanda
MottoVoor Moed, Beleid en Trouw (Untuk Keberanian, Kepemimpinan, dan Kesetiaan)
Dianugerahkan kepadaTindakan yang menunjukkan keberanian, kepemimpinan, dan kesetiaan pada saat perang
StatusMasih dianugerahkan
Pemilik AgungRaja Willem-Alexander
KanselirMayjend. H. Morsink[1]
TingkatKesatria Salib Agung
Panglima
Kesatria kelas 3
Kesatria kelas 4
Tali panji (penghargaan kesatuan militer)
Statistik
Penganugerahan pertamaWilliam Frederick, Pangeran Oranye
Penganugerahan terakhir Mayor Roy de Ruiter
Jumlah penerima5,877
Prioritas
Tingkat lebih tinggiTidak ada
Tingkat lebih rendahSalib Keberanian dan Kesetiaan

Kesatria Salib Agung

Panglima

Kesatria kelas 3

Kesatria kelas 4
Pita tanda kehormatan

Pada musim panas 1940, diputuskan bahwa tanda kehormatan ini juga dapat diberikan kepada warga sipil yang melakukan tindakan kepahlawanan pada saat perlawanan bawah tanah Belanda. Setelah pembebasan Belanda dan Hindia Belanda, beberapa orang telah dianugerahkan Orde Militer Willem atas jasanya dalam melawan Jerman.

Kelas sunting

Sejak 1945, Orde Militer Willem memiliki empat kelas sebagai berikut.

  • Kesatria Salib Agung – lencana di selempang yang dipakai dari bahu kanan ke pinggang kiri, ditambah patra bintang dipakai di dada kiri;
  • Panglima – lencana di kalung pita, ditambah patra yang sama ukurannya dipakai di dada kiri;
  • Kesatria kelas 3 – lencana berbentuk medali dengan simpul roset di pitanya dan dipakai di dada kiri;
  • Kesatria kelas 4 – lencana berbentuk medali dipakai di dada kiri.

Kelas Salib Agung juga dapat diberikan sebagai penganugerahan luar biasa kepada para kepala negara lain yang menunjukkan kesetiaannya kepada Kerajaan Belanda selama masa perang. Hanya Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt, Kaisar Ethiopia Haile Selassie, dan Raja Britania George VI yang diberikan kelas ini pada abad ke-20. Pada abad ke-19, kelas Salib Agung juga sering diberikan kepada penguasa monarki negara lain sebagai bentuk penghormatan.

Kelas keempat orde juga dapat diberikan kepada kesatuan militer atas komandonya yang telah menunjukkan keberanian yang besar pada masa perang.

Kesatria Salib Agung
(lencana di selempang dan patra bintang)
Panglima
(lencana di kalung kain dan patra salib)
Kesatria kelas 3
(lencana berbentuk medali)
Kesatria kelas 4
(lencana berbentuk medali)
 
 
 
 
 

Insignia sunting

Lencana Orde Militer Willem berbentuk Salib Malta putih yang telah diemail serta Salib Burgundi hijau yang telah diemail terdapat di sudut lengan dari Salib Maltanya. Lencana tersebut terbuat dari perak untuk kelas keempatnya sementara kelas di atasnya menggunakan sepuhan emas. Di bagian depannya, terdapat logam pemantik api emas tepat di tengahnya serta motto Voor Moed - Beleid - Trouw di lengan Salib Maltanya. Bentuk Salib Burgundi dan logam pemantik api yang terdapat pada lencana tersebut melambangkan Wangsa Valois-Bourgogne selama berkuasa di Belanda serta mungkin bermaksud untuk mengingat peran penting mereka sebagai pemersatu pada sejarah Belanda. Di bagian belakangnya, terdapat monogram "W" bermahkota (melambangkan Raja Willem I) yang dikelilingi karangan daun salam. Lencana ini memiliki penggantung yang berbentuk mahkota kerajaan.

Pada kelas Grootkruis, terdapat patra bintang dengan sinar berjumlah 8. Tepat di tengah patra, terdapat bentuk yang sama dengan bagian depan lencana tanda kehormatannya tetapi tanpa penggantung yang berbentuk mahkota.

Pada kelas Panglima, patra tanda kehormatannya memiliki bentuk yang sama persis dengan bagian depan lencana tanda kehormatannya.

Pita selempang, kalung, ataupun penggantung lencana berwarna dasar jingga (Wangsa Kerajaan Oranye) dengan satu lajur biru (biru Nassau) di sisi kiri dan kanannya.

Sumpah kesatria sunting

Sebagai bentuk kehormatan dari Orde Militer Willem, para penerimanya harus bersumpah yang berbunyi: "Saya bersumpah bahwa saya akan berperilaku sebagai Kesatria yang gagah dan berani, selalu siap untuk menjaga Raja dan negara dengan hidup saya, serta dengan seluruh kekuatan saya untuk layak menjadi penerima tanda kehormatan ini, yang telah dianugerahkan oleh Raja kepada saya. Maka bantulah aku Tuhan Yang Mahakuasa."

Anggota yang masih hidup sunting

 
Enam Kesatria Orde Militer Willem di Binnenhof (Den Haag, Belanda) pada 29 Mei 2009.

Pada tahun 2021, hanya ada tiga kesatria Orde Militer Willem yang masih hidup, kesemuanya merupakan orang Belanda.[4] Berikut daftar nama seluruh Kesatria yang masih hidup dan tanggal penganugerahannya:

  •   Mayor Marco Kroon (29 Mei 2009)
  •   Letkol. Gijs Tuinman (4 Desember 2014)
  •   Mayor Roy de Ruiter (31 Agustus 2018)

Keistimewaan sunting

Anggota dari Orde Militer Willem akan mendapat keistimewaan sebagai berikut:

  • Jika memakai tanda kehormatan tersebut, seorang anggota harus diberi hormat oleh seluruh personel militer Belanda, terlepas dari pangkat dan cabang manapun.
  • Setahun sekali, para anggota akan diundang oleh Raja ke istana pada Ridderdag (hari Kesatria).
  • Setiap anggota akan diberikan tunjangan tahunan oleh negara, ketika mereka menerimanya saat memegang pangkat di bawah perwira.
  • Setiap anggota akan dimakamkan secara militer.
  • Setiap anggota akan diberikan kursi khusus saat upacara kemiliteran, pidato tahunan Raja di depan parlemen, dan pemakaman militer.

Gelar sunting

Pada umumnya, para kesatria Orde Militer Willem akan mendapat gelar panggilan "Weledelgestrenge Heer/Vrouwe" (secara harfiah berarti Yang Amat Mulia). Hal ini tidak berlaku apabila seorang penerima telah memiliki gelar yang lebih tinggi sebelumnya.[5] Selain itu, para kesatria resminya juga akan mendapatkan gelar akhiran R.M.W.O. (atau RMWO) yang berada di belakang nama kesatria tersebut (sama seperti sistem tanda kehormatan di Inggris).

Bentuk gelar panggilan kepada para kesatria Orde Militer Willem sebenarnya tidak diatur dalam peraturan mengenai tanda kehormatan ini, namun Perserikatan Bahasa Belanda yang merekomendasikan penggunaan kata "Weledelgestrenge" pada urusan persuratan kepada seorang kesatria tanda kehormatan ini.

Referensi sunting

  1. ^ "Kanselier der Nederlandse Orden" [Kanselir Tanda Kehormatan Belanda]. www.lintjes.nl (dalam bahasa Belanda). Kekanseliran Tanda Kehormatan Belanda. Diakses tanggal 20 Juli 2021. 
  2. ^ "Willem de Heilige" (dalam bahasa Belanda). KRO NCRV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Mei 2021. Diakses tanggal 8 September 2021. 
  3. ^ "Nieuwsbrief, n.r. 5.2, November 2018" [Buletin, no. 5.2, November 2018] (PDF) (dalam bahasa Belanda). Museum Kekanseliran Tanda Kehormatan Belanda. Diakses tanggal 20 Juli 2021. 
  4. ^ "Ridders der Militaire Willems-Orde" [Kesatria Orde Militer Willem]. www.lintjes.nl (dalam bahasa Belanda). Kekanseliran Tanda Kehormatan Belanda. Diakses tanggal 20 Juli 2021. 
  5. ^ "Titulatuur in Nederland (algemeen)" [Gelar di Belanda (umum)]. taaladvies.net (dalam bahasa Belanda). Persatuan Bahasa Belanda. Diakses tanggal 5 Agustus 2021. 

Pranala luar sunting