Mata air Gihon (Ibrani: מעיין הגיחון) atau Air Mancur Perawan[1] di Lembah Kidron adalah sumber utama air untuk Kolam Siloam di Kota Daud, situs asli dari Yerusalem. Salah satu intermiten springs yang utama di dunia—dan sumber air yang dapat diandalkan yang memungkinkan adanya pemukiman manusia di Yerusalem kuno—mata air itu tidak hanya digunakan untuk air minum, tetapi juga awalnya untuk irigasi kebun di dekat Lembah Kidron yang menyediakan sumber makanan untuk pemukiman kuno.

Mata air Gihon
Air Mancur Perawan
Gihon Spring; Fountain of the Virgin
Illustration of Gihon Spring
Ilustrasi Mata air Gihon ("Fountain of Siloam") karya David Roberts
LokasiYerusalem
Ketinggian erupsi636m

Mata air itu muncul di sebuah gua berukuran 20 x 7 kaki. Karena munculnya berkala, diperlukan penggalian Kolam Siloam untuk menyimpan sejumlah besar jumlah air yang dibutuhkan untuk kota ketika air tidak mengalir. Mata air itu memiliki karakteristik intermiten khas, mengalir tiga sampai lima kali sehari di musim dingin, dua kali sehari di musim panas, dan hanya sekali sehari di musim gugur. Keganjilan ini dijelaskan dengan anggapan bahwa outlet dari reservoir adalah suatu bagian dalam bentuk siphon.[2]

Mata air ini di bawah kendali organisasi pemukiman Israel Ir David Foundation ("El'ad");[3] kadang-kadang digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai semacam mikvah.[4]

Nama sunting

Nama Gihon ini diduga berasal dari kata Ibrani Giha yang berarti "mengalir keluar".[5]

Nama Air Mancur Perawan (Fountain of the Virgin) berasal dari legenda bahwa di sini Maria mencuci kain lampin yang pernah dipakai oleh Yesus.

Sistem air sunting

Tiga sistem air utama memungkinkan air dibawa dari mata air ke kota secara tersembunyi:

  • Kanal Zaman Perunggu Tengah – saluran yang cukup lurus dari Zaman Perunggu Tengah, dibor 20 meter ke dalam tanah, dan kemudian ditutup dengan lempengan batu (yang kemudian disembunyikan oleh dedaunan). Merupakan saluran air yang menghubungkan mata air ke Kolam Siloam.
  • Terowongan Warren – sebuah terowongan yang curam, bertarikh sesaat setelah Kanal Zaman Perunggu Tengah, berasal dari Gerbang Sumur di puncak Ofel di atas Gihon, turun ke mata air. Bagian ini adalah tempat orang menimba air dari mata air.
  • Terowongan Siloam – sebuah terowongan yang berkelok-kelok dipahat ke dalam batu, menghubungkan mata air ke Kolam Siloam. Berasal dari zaman Hizkia atau sebelumnya. Merupakan saluran air yang secara efektif menggantikan Kanal Zaman Perunggu Tengah.

Arkeologi sunting

Pada tahun 1997, selagi visitor centre sedang dibangun, ditemukan bahwa mata air ini dibentengi pada sekitar Zaman Perunggu Tengah, ketika para arkeolog tiba-tiba menemukan dua menara monumen,[6] salah satunya melindungi dasar Terowongan Warren, dan lainnya melindungi mata air itu sendiri. Karena area di sekitar lokasi masih dihuni, dan karenanya tidak bisa digali, tidak diketahui apakah ada lagi benteng lain (meskipun diperkirakan ada satu lagi menara di sebelah selatan yang melindungi Terowongan Warren).

Selama penggalian arkeologi pada tahun 2009, ditemukan sebuah fragmen dari suatu batu prasasti yang dapat dipastikan bertarikh ke abad kedelapan SM. Meskipun hanya suatu fragmen dalam bahasa ibrani yang terlestarikan, fragmen itu membuktikan bahwa kota ini memiliki prasasti monumen publik dan sesuai dengan besarnya bangunan umum pada abad kedelapan SM.[7][8]

Studi pada tahun 2017 oleh Institut Sains Weizmann telah memberi tarikh konstruksi baru, melaporkan bahwa "Skenario pembangunan menara selama Zaman Perunggu Tengah (MB) dan Zaman Besi II dipertimbangkan, dengan basis data [radiokarbon] 14C terbaru, menghasilkan serangkaian tanggal, yang terbaru berada pada tahap akhir abad ke-9 SM, di samping data penggalian sebelumnya."[9] Israel Finkelstein telah menyarankan bahwa menara masih bisa saja dibangun pada Zaman Perunggu tapi diperbaiki pada Zaman Besi dan menambahkan bahwa "Dalam hal apapun, tarikh akhir abad ke-9 tidaklah mengherankan, karena ada indikasi lain untuk pertumbuhan kota pada waktu itu – dari Temple Mount (menurut saya adalah lokasi asli dari gundukan Yerusalem) ke selatan, ke arah mata air Gihon".[10]

Pemerintah kota Yerusalem telah mengusulkan untuk mengembalikan dasar lembah dengan membongkar rumah-rumah orang Palestina di lingkungan Silwan, Yerusalem Timur [11] dan menggantinya dengan sebuah taman yang disebut Taman Raja melalui mana air Gihon bisa mengalir ke selatan seperti aliran pada zaman kuno.[12][13]

Referensi sunting

  1. ^ "Discovering the World of the Bible". google.co.uk. 
  2. ^ Easton's Bible Dictionary 1897
  3. ^ "BBC News - Archaeology and the struggle for Jerusalem". bbc.co.uk. 
  4. ^ Nir Hasson, "Settler organization granted control over spring in East Jerusalem", Haaretz, 12 June 2012
  5. ^ "Jerusalem at the Time of Jesus". google.co.uk. 
  6. ^ Dr. Carl Rasmussen. "Holy Land Photos". holylandphotos.org. 
  7. ^ "A Fragment of a Hebrew Inscription from the Period of the Kings of Judah was Found (photo)". Israel Antiquities Authority. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-27. 
  8. ^ "Israel Antiquities Authority". antiquities.org.il. 
  9. ^ Regev, Johanna; Uziel, Joe; Szanton, Nahshon; Boaretto, Elisabetta (6 June 2017). "Absolute Dating of the Gihon Spring Fortifications, Jerusalem". Radiocarbon. 59 (4): 1–23. doi:10.1017/RDC.2017.37. 
  10. ^ Borschel-Dan, Amanda (19 June 2017). "Carbon dating undermines biblical narrative for ancient Jerusalem tower". The Times of Israel. Diakses tanggal 26 June 2017. 
  11. ^ "Rally in Silwan protesting Israeli practices". Maan News Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-23. Diakses tanggal 2018-01-15. 
  12. ^ The King's Garden (Gan Hamelech, Al Bustan) - Development Plan, 02/03/2010, Jerusalem City Hall website
  13. ^ "Gan Hamelech residents wary of Barkat's redevelopment plan". The Jerusalem Post - JPost.com. 

Pranala luar sunting