Masjid Agung Kairouan

masjid di Tunisia

Masjid Agung Kairouan (bahasa Arab: جامع القيروان الأكبر) adalah masjid yang berada di Kota Kairouan, Tunisia. Masjid ini dibangun oleh Uqbah bin Nafi' pada tahun 50-55 Hijriyah atau 670-675 Masehi pada masa pemerintahan Kekhalifahan Umayyah. Masjid Agung Kairouan adalah salah satu monumen Islam yang terbesar di Afrika Utara yang kemudian menjadi model bagi semua masjid di Maghreb yang dibangun setelahnya.[1]

Masjid Agung Kairouan
Masjid Agung Kairouan
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKairouan, Tunisia
Arsitektur
TipeMasjid
Peletakan batu pertama670 Masehi
Rampung675 Masehi

Di bawah Dinasti Aghlabiyyah (abad 9), ketenaran Masjid Uqba dan tempat-tempat suci lainnya di Kairouan membantu kota untuk berkembang. Sekolah yang terdiri dari ulama yang mengajar di masjid, merupakan pusat pendidikan baik dalam pemikiran Islam dan ilmu-ilmu sekuler.[2]

Sejarah Masjid sunting

Masjid agung ini merupakan masjid pertama yang dibangun di kota Kairouan, dibangun tahun 670 M tak lama setelah kedatangan muslim Arab ke Afrika utara pada tahun 50 Hijriah.

Ketika menaklukkan Tunisia pada tahun 670 M, Panglima Uqbah bin Nafi' memilih sendiri lokasi untuk pembangunan masjid ini, tepat di tengah kota yang beliau dirikan. Sengaja dibangun berdekatan dengan kantor pusat pemerintahan. 20 tahun setelah dibangun, tepatnya pada tahun 690 M masjid ini hancur lebur oleh serbuan pasukan suku Berber yang mencaplok kota Kairouan di bawah pimpinan Kusailah.[3][4][5]

Tahun 703 M, Hassan bin Nu'man yang kemudian membangun kembali masjid ini dari kehancuran. Ia membangun menara di pojok-pojok pagarnya, sehingga mirip seperti benteng pertahanan. Dengan terus membengkaknya penduduk kota Kairouan dan berkonsekwensi dengan membengkaknya pula jemaah masjid, Khalifah dinasti Umayyah Hisyam bin Abdul-Malik meminta Gubernur Bisyr bin Shafwan al-Kalbi melaksanakan perluasan kota termasuk perluasan Masjid agung Kairouan pada tahun 724-728 M.

Tahun 774 rekonstruksi baru disertai dengan modifikasi dan penambahan pernak pernik hiasan dilakukan dibawah arahan dari Gubernur dinasti Abbasiyah Yazid bin Hatim al-Muhallabi. Era kekuasaan Aghlabiyyah, Kairouan mencapai puncak kegemilangannya dengan masjid agung nya yang merupakan salah satu warisan ke emasan periode kekuasaan ini, dengan stabilitas dan kejayaan nya. Keseluruhan luas masjid yang kini ada adalah warisan dari dinasti ini.

Arsitektur sunting

 
Bagian depan dari ruang sholat utama

Masjid Agung Kairouan seluas 9000 meter persegi dengan tembok dinding yang begitu besar dengan sembilan gerbang utama. Non muslim diperkenankan berkunjung ke masjid ini melalui gerbang di jalan Rue Oqba ibn Nafaa dan diminta untuk menggunakan busana muslim. Di pintu masuk tersebut pengurus masjid sudah menyediakan jubah dan pakaian yang layak bagi pengunjung non muslim untuk dapat digunakan sebelum masuk ke area masjid.

Halaman tengah masjid ini dibuat dari bongkahan batu batu besar segi empat dilengkapi dengan sistem drainase yang sangat baik. Beberapa bagian halaman ini dilengkapi dengan cekungan untuk menampung debu agar tidak turut masuk ke dalam sistem drainase. Dari halaman tengah ini kita dapat menikmati keindahan setiap lengkungan yang menghias masjid ini yang terdiri dari sekitar 400 pilar tua. Pilar pilar tersebut konon di ambil dari gedung gedung bekas bangunan gereja gereja Romawi, Bizantium dan bangunan Latin disekitar lokasi.[6]

Pintu utama masjid ini merupakan pintu kayu berukir buatan tahun 1829 M. Pengunjung non muslim tidak diperkenankan untuk masuk ke ruang salat namun diperkenankan untuk sekadar melihat dari luar.

Menara sunting

Di ujung utara halaman tengah berdiri bangunan menara masjid setinggi 31,5 meter dengan alas persegi 10,7 meter pada empat sisinya. Menara ini dianggap sebagai menara tertua dalam dunia Islam dan sebagai bangunan dunia tertua yang masih berdiri. Menara masjid terdiri dari tiga lantai. Di lantai paling bawah yang dibangun tahun 728 masih terdapat inskripsi latin di balok batu besar zaman Rowami. Balok tersebut salah satu material yang dipakai dari bangunan bekas sekitar lokasi.Karena usia dan arsitekturnya yang khas Menara Masjid Agung Kairouan ini menjadi contoh menara di dunia Islam Barat. Dengan tampilan yang sangat kokoh dan dekorasi yang indah Menara dan Masjid Agung Kairouan tampil sebagai struktur yang harmoni dan menakjubkan.[7]

Interior sunting

Ruang utama masjid ini terdiri dari 17 lorong ditopang oleh 414 tiang penyanggah dari batu pualam dari Carthage dan Sousse. Ruang dalam masjid alas dengan permadani diseluruh permukaan lantainya.

Mihrab masjid berada di lorong tengah ruangan, mihrab yang berasal dari abad ke 9 masehi ini berada di sisi selatan masjid dan tentu saja menghadap ke Ka’bah di Mekah Al-Mukarromah. Mimbar ini merupakan mimbar dari kayu penuh dengan ukiran cantik dan keseluruhan ukiran kayu tersebut didatangkan dari Bagdad (Irak). Disekitar masjid ini juga terdapat beberapa makam dari para tokoh dan ulama Kairouan.

Gambar-gambar sunting

Panorama sunting

Pandangan Masjid Agung Kairouan

Catatan Kaki sunting

  1. ^ Great Mosque of Kairouan (discoverislamicart.org) Diarsipkan 2013-04-07 di Wayback Machine.
  2. ^ "Masjid Kairouan, Masjid Agung Tertua di Tunisia". 21 Juni 2013. 
  3. ^ Kairouan - UNESCO World Heritage Centre
  4. ^ Kairouan 499
  5. ^ The Great Mosque (kairouan-cci2009.nat.tn)[pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Georges Marçais, L’architecture: Tunisie, Algérie, Maroc, Espagne, Sicile, vol. I, éd. Picard, Paris, 1927, p. 12
  7. ^ "Menara Masjid Kairouan". 21 Juni 2013.