M1 Garand adalah senapan semi-otomatis pertama yang dijadikan senapan standar untuk infanteri. Senapan ini menggunakan peluru kaliber .30-06 Springfield. Senapan M1 Garand menggantikan senapan Springfield M1903 sebagai senapan standar militer Amerika Serikat pada tahun 1936. Kemudian senapan ini digantikan oleh senapan jenis M14 pada tahun 1957, tetapi beberapa tentara masih menggunakannya hingga 1960, Setelah kehadiran M16. Senapan ini tidak hanya membantu Tentara Sekutu, tapi senjata ini dapat membantu Pejuang Kemerdekaan Indonesia dalam menghantam Agresi militer Belanda yang pertama dan kedua.

M1 Garand

Senapan M1 Garand dari koleksi Museum Tentara Swedia, Stockholm
Jenis Senapan semi otomatis
Negara asal  Amerika Serikat
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1936–1960
Pada perang Perang Dunia II,
Perang Kemerdekaan Indonesia
Perang Korea,
Perang Vietnam,
Sejarah produksi
Perancang John C. Garand
Tahun 1928
Jumlah produksi Sekitar 5,4 juta pucuk
Varian Senapan runduk M1C/D
Spesifikasi
Berat 4.31 kg - 5.3 kg
Panjang 1.107,4 mm
Panjang laras 610 mm (24 in)

Peluru
Mekanisme Pengoperasian gas, grendel berputar
Rata² tembakan 16–24 butir/menit
Kecepatan peluru 865 m/detik
Jarak efektif 550 m
Amunisi Klip "en bloc" 8-butir, magazen internal
Alat bidik Pisir depan : Tipe Barleycorn
Pisir Belakang : Tipe lubang

Senapan ini banyak digunakan pada Perang Dunia II dan Perang Korea, bahkan digunakan oleh Pejuang Indonesia dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Pada Perang Vietnam tidak seberapa banyak lagi pemakaian jenis senjata ini. Mayoritas M1 Garand dipakai oleh tentara Amerika Serikat, tetapi ada juga yang dipinjamkan ke negara lain contohnya Indonesia yang ikut memakai senapan ini bagi bataliyon infanterinya. Pihak TNI juga sempat beberapa waktu yang lalu meminjam pakaikan senapan M1 Garand ini pada Departemen Kehakiman RI khususnya Lembaga Pemasyarakatan pada era pemerintahan Presiden Soeharto. Namun sekitar awal tahun 2000 senjata ini ditarik kembali oleh TNI dari semua jajaran kantor Lembaga Pemasyarakatan. Senapan M1 Garand saat ini dimuseumkan di Museum Nasional Indonesia dan di simpan di Museum Perjuangan Yogyakarta.

Sejarah sunting

Senapan M1 dikembangkan oleh Springfield Armory, dan didesain oleh John Garand. Prototipnya mulai disempurnakan pada tahun 1930an. Walaupun sudah secara resmi diadopsi pada tahun 1932, M1 Garand baru dipakai pada tahun 1936, atas perintah langsung dari Jendral Douglas MacArthur.

Springfield Armory mulai memproduksi senapan ini pada akhir 1930an dan terus menambah jumlah produksi pada tahun 1940 sampai 1945. Dengan pecahnya Perang Dunia II, Winchester Repeating Arms Company juga diberi kontrak untuk memproduksi M1 Garand. Angkatan Darat Inggris juga sempat melirik M1 Garand untuk menggantikan Lee-Enfield No.1 Mk III, tetapi dibatalkan karena M1 gagal dalam tes.

Kemampuan M1 Garand untuk menembak secara semi-otomatis memberi keuntungan yang signifikan di medan perang. Tentara Jerman dan Jepang lebih banyak memakai senapan kokang manual atau sering disebut aksi-baut. Senapan ini kemudian dikenal sebagi "senapan semi-otomatis pertama yang digunakan oleh militer Amerika Serikat", dan Jenderal George S. Patton pun mengakui kehebatan senapan ini dengan mengatakan bahwa senapan ini adalah "Alat tempur paling hebat yang pernah diciptakan".[1][2] Keunggulan M1 inilah yang mendorong pihak Sekutu dan Poros untuk memproduksi dan mengembangkan senapan yang memiliki kemampuan tembak semi-otomatis dan full-otomatis.

M1 Garand terbukti sebagai senapan yang handal dalam pemakaiannya pada Perang Dunia II dan Perang Korea. Jepang pun mengembangkan desain tiruannya menjelang akhir Perang Dunia II, tetapi belum sempat mencapai tahap produksi. Tahun 1957, M1 Garand digantikan oleh senapan M14. Walau begitu, M1 Garand masih dipakai di Perang Vietnam pada tahun 1963. Senapan M1 Garand akhirnya digantikan seluruhnya pada tahun 1965.

Lihat pula sunting

Rujukan sunting