Lonceng Huesca adalah legenda yang menggambarkan bagaimana Ramiro II dari Aragon, si Rahib, memenggal kepala dua belas bangsawan yang tidak mematuhinya. Legenda itu dikisahkan dalam karya Aragon abad ke-XIII tanpa nama, Cantar de la campana de Huesca.

Lonceng Huesca oleh José Casado del Alisal

Setelah Alifonso I dari Aragon meninggal pada tahun 1134 tanpa keturunan, saudaranya Remiro, uskup Roda de Isábena, mewarisi Kerajaan Aragón, salah satu negara bagian di Iberia. Pada saat itu kerajaan memiliki masalah dalam dan luar negeri yang serius.

Kronik San Juan de la Peña dari abad ke-XIV menceritakan bagaimana Remiro II menjadi begitu khawatir tentang para bangsawannya yang menyalahgunakan kesabarannya sehingga ia mengirim seorang bentara ke Keabasan Saint-Pons-de-Thomières untuk meminta nasihat dari mantan tuannya.

Bentara itu ditunjukkan taman keabasan di mana rahib tua itu melepaskan kepala dari mawar yang menonjol dari yang lain (dalam versi lain dari cerita, mawar digantikan oleh kubis). Bentara itu kemudian diperintahkan untuk memberi tahu raja apa yang telah dilihatnya.

Setelah bentara kembali, Remiro II mengirim pesan kepada pemimpin bangsawan, mengatakan bahwa dia membutuhkan bantuan untuk membuat lonceng yang bisa didengar di seluruh Aragón. Saat para bangsawan tiba, raja memenggal kepala mereka, membangun sebuah lingkaran dengan kepala, dengan kepala bangsawan digantung sebagai genta lonceng. Hasilnya kemudian ditunjukkan sebagai contoh kepada orang lain.

Referensi sunting

  • Alvar, Carlos y Manuel ALVAR, Épica medieval española, Madrid, Cátedra, 1997. ISBN 84-376-0975-5
  • Laliena Corbera, Carlos, La campana de Huesca, Zaragoza, CAI (CAI 100, nº 69), 2000.
  • Soria Andreu, Francisca, «Preliminary Study» to: Lope de Vega, La campana de Aragón, Zaragoza, Institución «Fernando el Católico», 2001, págs. 5-70. ISBN 84-7820-755-4

Pranala luar sunting