Lin Tinggui (Hanzi: 林庭珪; Pinyin: Lín Tíngguì; Wade–Giles: Lin T'ing-kuei; fl. sekitar 1174–1189) (Jepang: Rin Teikei) adalah seorang pelukis Tiongkok dari Dinasti Song Selatan (1127–1279 M). Karya seninya sangat dipengaruhi oleh tema-tema Buddha Tiongkok.

Luohan sedang Mencuci, karya Lin Tinggui, 1178 Masehi

Lima Ratus Luohan sunting

Lin Tinggui dikenal karena mengambil bagian bersama dengan Zhou Jichang (Jepang: Shuu Kijou) dalam penyelesaian Lima Ratus Luohan (Tionghoa: Wubai Luohan), sebuah set dari 100 lukisan yang diberikan sebagai sebuah hadiah kepada sebuah kuil Buddha pada 1175 oleh seorang kepala biara Buddha Tingkok. Proyek artistik dalam penghormatan luohan ini diselesaikan tiga tahun kemudian pada 1178.

Dalam foklor Buddha Tiongkok, dikatakab bahwa lima ratus luohan (santo Buddha) tinggal di sebuah bukit yang dihubungkan oleh jembatan batu Gunung Tiantai yang terletak di Jiuhuashan, sekarang Kabupaten Qingyang, provinsi Anhui, China. Kepercayaan ini dibentuk dari kepercayaan Daois tua yang menyatakan bahwa tempat tersebut adalah rumah menuju keabadian, atau dari pengetahuan legenda Buddha dari India, khususnya kepercayaan lima ratus arahat yang tinggal di Gunung Buddhavanagiri dekat Rajagrha. Kepercayaan ini menjadi tema utama dari karya seni Lin Tinggui dan Zhou Jichang.

Lima Ratus Luohan di luar China sunting

Pada abad ke-13, set lukisan yang dibuat oleh Lin Tinggui dan Zhou Jichang dibawa ke Jepang dan dijadikan sebagai simpanan di Kuil Jufuku-ji di Kamakura, Kanagawa, Jepang. Salinan yang dilukis menggunakan tangan dibuat pada 1368 oleh pelukis-pendeta Jepang Minchou (1351 - 1431 Masehi) untuk kuil Buddha Engaku-ji dam Toufuku-ji di Kamakura. Set lukisan tersebut dipindahkan oleh keluarga prajurit Hojo di sebuah tempat yang kemudian bernama Sounji, dan pada abad ke-16, set lukisan tersebut dibawa dari timur Jepang oleh pemimpin perang zaman Sengoku akhir Toyotomi Hideyoshi sebagai seludupan perang. Ia menempatkan set presius dari 100 lukisan tersebut di Kuil Hōkō-ji, dekat Hamamatsu, Shizuoka, Jepang. Set lukisan tersebut kemudian akhirnya ditempatkan di Kuil Buddha Rinzai Daitoku-ji di Kyoto, Jepang, di subkuilnya dari Soken'in, dimana Hideyoshi didukung dengan penghormatan pendahulunya, Oda Nobunaga. Pada 1894, kuil tersebut diperbaiki, dan empat puluh empat lukisan dari 100 lukisan tersebut dibawa ke Boston. Sepuluh lukisan dari lukisan-lukisan tersebut dijual oleh Jepang pada saat pameran (ketika ibu kotanya dipindahkan ke Kyoto), sementara lukisan Luohan sedang Mencuci oleh Lin Tinggui diberikan sebagai sebuah hadiah kepada penyelenggara pariwisata Amerika. Lukisan tersebut kemudian dijual pada 1902 kepada Charles Lang Freer, dan sekarang disimpan di Galeri Seni Freer, bagian dari Museum Smithsonian di Washington, D.C.

Beberapa karya lainnya dalam Lima Ratus Luohan yang dibuat oleh Lin Tinggui dan Zhou Jichang berada di Museum Seni Rupa Murni, Boston.

Pranala luar sunting