Li Baoyu (Hanzi: 李抱玉, 703-15 April 777) alias An Zhongzhang (安重璋) atau An Baoyu (安抱玉), Adipati Zhaowu dari Liang (凉昭武公), adalah seorang jenderal pada pertengahan Dinasti Tang yang terkenal karena kontribusinya dalam mempertahankan negara semasa Pemberontakan Anshi dan mempertahankan perbatasan barat dari serbuan bangsa Tufan (Tibet).

Latar belakang sunting

Li terlahir dengan nama An Zhongzhang tahun 703 pada masa pemerintahan kaisar wanita Wu Zetian. Leluhurnya berasal dari Parthia (Persia) namun telah menetap di wilayah Hexi selama beberapa generasi. Kakek moyangnya, An Xinggui, adalah seorang pejabat pada awal Dinasti Tang yang membantu Li Yuan mempersatukan negara dengan mengalahkan Li Gui, salah satu rezim separatis yang berkuasa di wilayah Gansu dan sebelah barat Sungai Kuning. Keluarga An secara turun-temurun termashyur akan kemampuannya sebagai peternak kuda yang hebat. Beberapa dari mereka bermigrasi ke wilayah sekitar ibu kota Chang’an (sekarang Xi'an, Shaanxi), disana mereka mempelajari literatur Tiongkok dan kawin campur dengan keluarga-keluarga lokal. An Zhongzhang yang tumbuh besar di wilayah barat adalah seorang yang mahir berkuda dan memanah. Ia masuk militer pada usia muda, ia dikenal sebagai seorang prajurit yang banyak siasat, teliti, dan berdedikasi tinggi. Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahan Kaisar Tang Xuanzong, An dianugerahi nama kehormatan Baoyu (yang artinya ‘dia yang memegang batu kumala’) oleh sang kaisar karena prestasinya yang menonjol. Tahun 755, Jenderal An Lushan melakukan pemberontakan di Fanyang (sekarang Beijing) dan mendeklarasikan berdirinya Kekaisaran Yan. Saat itu An Baoyu sedang menjaga kota Nanyang. An Lushan mengirim utusan ke sana dan mencoba membujuknya agar menyerah padanya, namun karena kesetiaannya pada Dinasti Tang, ia membunuh utusan itu dan rombongannya.

Di bawah pemerintahan Kaisar Suzong sunting

Tahun 756, pasukan pemberontak Yan bergerak maju menuju Chang’an sehingga memaksa Kaisar Xuanzong melarikan diri ke Chengdu. Sementara putra mahkota Li Heng kabur ke Lingwu, dimana ia mengangkat diri sebagai kaisar dengan gelar Kaisar Tang Suzong. Salah seorang jenderal kepercayaan Kaisar Suzong bernama Li Guangbi mengundang An untuk bekerja sebagai staffnya. Tahun 757, An memohon pada kaisar untuk mengganti marganya, katanya pada sang kaisar, “Hambamu ini telah hidup di Liangzhou selama beberapa generasi. Hamba benar-benar malu memiliki marga yang sama dengan si pemberontak itu!” Kaisar Suzong mengabulkan permohonannya dan menganugerahkan kepadanya hak menyandang marga Li, marga kekaisaran. Ia juga mendapat izin untuk memindahkan rumah warisan leluhurnya ke Chang’an, sebuah kehormatan yang sangat besar pada saat itu. Kaisar juga mengangkatnya sebagai gubernur militer wilayah Chenzheng (sekarang Zhengzhou, Henan).

Pada akhir tahun 757, kaisar Yan yang baru, Shi Siming, menduduki kota Luoyang yang sebelumnya telah direbut kembali oleh pasukan Tang. Atas permintaan Li Guangbi, Li Baoyu diberi tugas mempertahankan benteng selatan di Heyang yang penting dan strategis, sementara Li Guangbi sendiri mempertahankan benteng pusat. Li bertahan dengan gigih menghadapi serbuan pasukan pemberontak yang jumlahnya jauh lebih besar dari pasukannya sehingga menghambat gerak laju mereka. Atas kontribusinya ini, ia dianugerahi gelar kebangsawanan Adipati Lecheng. Tahun 761, kasim Yu Chao'en mendesak Li Guangbi agar merebut kembali Luoyang yang akhirnya gagal total. Kekalahan ini memaksa Li Baoyu meninggalkan Heyang dan mundur ke Zezhou (sekarang Jincheng, Shanxi). Tahun 762, Shi Chaoyi, putra Shi Siming yang naik menggantikannya, mengepung kota itu. Untungnya bala bantuan dari Tentara Dingguo di bawah pimpinan Jenderal Guo Ziyi tiba tepat waktu sehingga memungkinkan Li untuk membalas serangan pemberontak Yan serta mengalahkan mereka.

Di bawah pemerintahan Kaisar Daizong sunting

Kaisar Suzong mangkat pada akhir tahun 762 dan digantikan oleh putranya yang naik tahta sebagai Kaisar Tang Daizong. Kaisar baru ini menambah wilayah kekuasan Li sebagai gubernur militer dengan wilayah Zelu (sekarang Chanzhi, Shanxi). Ia juga menganugerahi Li gelar Pangeran Wuwei, namun dengan rendah hati Li menolak gelar pangeran itu. Sebagai gantinya, kaisar memberinya gelar Adipati Liang serta gelar kehormatan Sikong (salah satu dari tiga gelar kehormatan tertinggi pada masa itu). Pada akhir tahun itu pula, Li turut berpartisipasi dalam kampanye militer gabungan pasukan Tang dan Huige (suku Uyghur) untuk merebut kembali Luoyang. Setelah Luoyang berhasil diduduki dan Shi Chaoyi kabur, sejumlah jenderal pemberontak menyerah pada Tang, namun Jenderal Pugu Huai'en dari Tang membiarkan mereka tetap memegang jabatannya. Li dan seorang jenderal Tang lainnya, Xin Yunjing, merasa curiga Pugu berniat untuk berontak sehingga memperingatkan kaisar mengenai hal ini. Pada kenyataannya, Pugu memang khawatir pemerintah Tang tidak lagi memperhatikannya sehingga ia membentuk aliansi dengan beberapa mantan jenderal pemberontak. Dan ia benar-benar melakukan pemberontakan pada tahun 763 dan baru dapat dipadamkan tahun 765 setelah kematiannya.

Tahun 763, suku Tufan melakukan serangan dadakan terhadap Chang’an dan berhasil mendudukinya. Kaisar Daizong terpaksa kabur ke Shanzhou (sekarang Sanmenxia, Henan). Walaupun kaisar dapat kembali ke Chang’an tak lama kemudian, situasi di sekitar kota itu sudah tidak sebaik dulu. Para tentara yang desersi dan bandit-bandit lokal mengacau di lima lembah di selatan kota itu, pasukan pemerintah pun dibuat kewalahan menangani gangguan keamanan ini. Mulanya, kaisar menugasi Xue Jingxian untuk menumpas para bandit itu, namun selama beberapa bulan hasil kerja Xue tidak memuaskan. Tahun 764, kaisar memberi tanggung jawab lebih besar pada Li dengan mengangkatnya sebagai gubernur militer Fengxiang (sekarang Baoji, Shaanxi) serta mengalihkan tugas-tugas Xue menumpas para bandit kepadanya. Dalam menjalankan misinya ini, Li menyebarkan pengintai untuk mencari sarang persembunyian si pemimpin bandit, Gao Yu. Setelah itu ia memerintahkan bawahannya, Li Chongke, memimpin pasukan melakukan serangan dadakan dan berhasil meringkus Gao. Sejak itu, gangguan keamanan dari para bandit berhenti.

Pada tahun 764 pula, suku Tufan mulai menunjukkan gelagat akan kembali melakukan serangan. Kaisar Daizong menugasi Li dan Guo untuk bertanggung jawab penuh menghalau serbuan Tufan. Karena Li Baoyu masih berada di posnya di Fengxiang, maka kaisar mengangkat sepupu Li, Li Baozhen, sebagai deputi gubernur militer Zelu. Dengan demikian walaupun secara resmi/ gelar Li Baoyu masih menjabat gubernur militer Zelu, kekuasaan nyata terletak di tangan Li Baozhen. Tahun 765, menjelang akhir pemberontakan Pugu Huai’en, pasukan gabungan Huige dan Tufan yang bertujuan membantu Pugu bergerak mendekati Chang’an. Li adalah salah satu jenderal yang diperintahkan untuk mempertahankan Chang’an. Setelah Pugu meninggal karena sakit, Guo berhasil membujuk pasukan Huige untuk mundur. Dengan mundurnya Huige, Tufan pun turut mundur. Tahun 767, Li mengunjungi Chang’an untuk memberi hormat pada kaisar. Dalam kesempatan ini ia memohon untuk meletakkan salah satu gelar kehormatannya, yaitu Zuo Pushe, yang mendapat persetujuan kaisar. Namun ketika ia memohon pengunduran diri dari jabatannya sebagai gubernur militer Fengxiang, kaisar menolaknya.

Tahun 770, sebagai bagian dari rencana Kaisar Daizong dan perdana menteri Yuan Zai untuk membunuh Yu Chao’en yang semakin berkuasa dan sewenang-wenang, salah satu sekutu Yuan bernama Huangfu Wen dipindahkan dari Shanzhou ke Fengxiang. Li sendiri dipindahkan dari posnya di Fengxiang ke Shannan Barat (sekarang wilayah sekitar Xi’an, Shaanxi) sebelah tenggara Chang’an. Ketika Li berangkat dari Fengxiang ke posnya yang baru, banyak prajuritnya marah dengan keputusan pemindahan atasan mereka dan mereka melampiaskan kekesalannya dengan menjarah Fengxiang selama beberapa hari. Baru setelah Yu Chao’en berhasil dibunuh, Huangfu ditarik kembali ke Shanzhou dan Fengxiang dikembalikan pada Li. Pada akhir tahun itu, Ma Lin, gubernur militer Jingyuan (sekarang Pingliang, Gansu) mengeluh bahwa wilayahnya terlalu miskin untuk mendukung pasukannya. Menanggapi keluhan ini, kaisar memberi isyarat pada Li untuk melepaskan dua prefektur di bawah kekuasaannya, yaitu Zhengzhou dan Yingzhou (sekarang Xuchang, Henan). Li melakukan apa yang diminta oleh kaisar, kedua prefektur itu pun dialihkan pada Ma.

Tahun 771, Li melayangkan petisi pada kaisar untuk melimpahkan tanggung jawab sebagian wilayahnya kepada jenderal lain dengan alasan terlalu banyak daerah yang di bawah tanggung jawabnya berbatasan dengan wilayah Tufan dan bila Tufan menyerbu beberapa daerah secara bersamaan ia tidak akan sanggup menanganinya seorang diri. Ia meminta agar komando atas wilayah Shannan Barat diserahkan pada orang lain. Kaisar Daizong menghargai alasan Li dan menyetujuinya, namun tidak ada catatan lebih lanjut dalam dokumen sejarah apakah kaisar Daizong akhirnya menyerahkan komando atas wilayah itu pada jenderal lain. Tahun 775, Tufan melanggar perbatasan dan menyerang wilayah Tiongkok, Li mempertahankan wilayahnya dan berhasil menghalau mundur mereka. Li Baoyu wafat pada tahun 777. Kematiannya membuat Kaisar Daizong sangat berduka dan ia menganugerahinya beberapa gelar anumerta sebagai penghargaan atas jasa-jasanya.

Kitab Tang pada bagian biografi Li Baoyu menuliskan komentar sebagai berikut mengenai dirinya,

Li Baoyu mempertahankan Fengxiang selama lebih dari satu dekade. Walaupun prestasinya dalam memerangi suku-suku barbar tidak terlalu menonjol, ia berhasil mengatasi gangguan keamanan dan membawa ketentraman bagi rakyat. Inilah yang membuatnya dipuji oleh orang-orang pada masanya.