Lele

keluarga ikan

Lele atau ikan keli, adalah suatu keluarga ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki 2 kumis yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak jika dimasak dan biasanya digoreng atau dibakar[1].

Lele
Clariidae
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasActinopteri
OrdoSiluriformes
FamiliClariidae
Bonaparte, 1846
Genera
Bathyclarias

Channallabes
Clariallabes
Clarias
Dinotopterus
Dolichallabes
Encheloclarias
Gymnallabes
Heterobranchus
Horaglanis
Platyallabes
Platyclarias
Pseudotanganikallabes
Tanganikallabes
Uegitglanis

Xenoclarias

Nama-nama lele di Nusantara sunting

Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan limbek (Sumatera Barat), ikan kalang (Sumatera Selatan), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), pla mond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula airbreathing catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clariidae, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.[2]

Deskripsi sunting

Ikan-ikan keluarga Clariidae dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor. Lele memiliki tubuh yang lonjong seperti torpedo atau sangat panjang seperti sidat pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Beberapa spesies lele tidak bisa melihat.[3]

Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya yang memungkinkan sebagin lele bertahan di darat.[3] Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.[4][5][6]

Habitat dan perilaku sunting

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut (manyung) yang tergolong dalam keluarga yang berbeda yaitu Ariidae. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.[7]

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif di malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.[8] Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun umumnya lele lebih kecil daripada gurami, ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1,5-1,7 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 50 kg, contohnya lele marga Dinotopterus dari Afrika.[9]

Kegunaan sunting

 
Lele dumbo

Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, tetapi kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika.[10]

Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok maksudnya adalah dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkan saluran pencernaannya.[11]

Kadang kala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.[12]

Sebagai makanan sunting

Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap maupun dibudidayakan. Penilaian terhadap rasa dari daging ikan ini bervariasi, sementara pihak ada yang menilainya memiliki rasa yang luar biasa, namun ada juga yang menganggapnya tidak memiliki rasa yang kuat.[13] Ikan lele dimasak dengan berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan ikan mas, namun di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng.[13] Di Indonesia, pengolahan daging lele yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele,[14] yang sejatinya adalah menyajikan lele dengan sambal. Bentuk lain dari sambal dengan lele adalah pecak lele yang merupakan makanan khas Betawi.[15] Sementara itu, di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, cara pengolahan yang populer adalah dengan dimasak mangut (mangut lele).[16]

Ikan lele mengandung Vitamin D yang cukup tinggi.[17] Ikan lele hasil budi daya mengandung asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.[18]

Produksi di Indonesia sunting

Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah.[19] Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.[20]

Produksi lele budidaya di Indonesia[21]
Tahun Jumlah produksi dalam ton
2004 51.271
2005 69.386
2006 77.272
2007 91.735
2008 108.200

Jenis-jenis lele dan penyebarannya sunting

Ada sekitar 55–60 spesies anggota marga Clarias, 16 spesies anggota marga Clariallabes, 8 spesies anggota marga Bathyclarias, dan 7 spesies marga Encheloclarias. Dari jumlah itu, di Asia Tenggara kini diketahui sekitar 20 spesies lele, kebanyakan di antaranya baru dikenali dan dideskripsi dalam 10 tahun terakhir.[22] Berikut ini adalah daftar spesies menurut Ferraris, 2007.[23]

 
Clarias batrachus
 
Lele dumbo yang masih kecil

Lihat pula sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ https://www.merdeka.com/jabar/7-jenis-ikan-lele-untuk-budidaya-penting-diketahui-kln.html
  2. ^ Genus "Clarias" pada FishBase. Eds. Ranier Froese and Daniel Pauly. Aug 2007 version.
  3. ^ a b Nelson, Joseph S. (2006). Fishes of the World. John Wiley & Sons, Inc. ISBN 0-471-25031-7. 
  4. ^ a b Lim, Kelvin K. P. (1999). "Clarias batu, a New Species of Catfish (Teleostei: Clariidae) from Pulau Tioman, Peninsular Malaysia" (PDF). The Raffles Bulletin of Zoology (6): 157–167. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-06-06. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  5. ^ a b Ng, Heok Hee (2003). "Clarias insolitus, a new species of clariid catfish (Teleostei: Siluriformes) from southern Borneo" (PDF). Zootaxa. 284: 1–8. 
  6. ^ a b Sudarto (2004). "Description of a New Clariid Catfish, Clarias pseudonieuhofii from West Borneo (Siluriformes: Clariidae)" (PDF). Zoological Studies. 43 (1): 8–19. 
  7. ^ Widiyani, Rosmha. "Bukan karena Jorok, Ini Alasan Sesungguhnya Lele Hidup di Air Keruh". detikcom. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  8. ^ "[INFOMINA] 5 Fakta Unik Ikan Lele yang Perlu Anda Ketahui". minapoli (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-15. 
  9. ^ "Fishing Worldrecords | catfishes over 50 kg | Dinotopterus cunningtoni". www.fishing-worldrecords.com. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  10. ^ Iswanto, Bambang (2013-12-31). "MENELUSURI IDENTITAS IKAN LELE DUMBO". Media Akuakultur. 8 (2): 85–96. doi:10.15578/ma.8.2.2013.85-95. ISSN 2502-9460. 
  11. ^ berkata, Anonim (2016-12-15). "Bersihkan Ikan Lele Sebelum Dimasak dengan 5 Langkah Tepat Berikut Ini". ResepKoki. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  12. ^ "Ikan Pemakan Jentik Nyamuk di Sekitar Kita". Info Usaha Perikanan. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  13. ^ a b Jenny Baker (1988), Simply Fish p 36-37. Faver & Faber, London.
  14. ^ Kompas TV: Kenapa Tidak Ada "Pecel" dalam Pecel Lele? Simak Sejarah Salah Satu Makanan Paling Merakyat Ini, artikel Minggu, 6 Juni 2021 | 15:07 WIB
  15. ^ Kompas.com: Pecak Lele, Makan Khas Betawi Cocok untuk Santap Siang, artikel 09/01/2018, 09:10 WIB
  16. ^ Indonesia Kaya: Mangut Lele, Kuliner Yogyakarta yang Melegenda.
  17. ^ "Vitamin D and Healthy Bones". New York State Department of Health. Diakses tanggal 13 July 2007. 
  18. ^ Fatty Fish Not Equal in Good Fats Diarsipkan 2012-03-21 di Wayback Machine.. Reuters. Source: Journal of the American Dietetic Association, July 2008
  19. ^ "Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto". dinkes.mojokertokab.go.id. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  20. ^ "Ketahui Tips dan Cara Budidaya Ikan Lele Mulai Dari Benih Hingga Panen!". www.deheus.id. 2021-05-26. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  21. ^ "Industrialisasi lele dumbo". Kompas. 31 juli 2009. hlm. 21. 
  22. ^ Sudarto. Systematic revision and phylogenetic relationships among populations of Clariid species in Southeast Asia. Ringkasan tesis pada Program Studi Biologi, Program Pascasarjana, Fakultas MIPA Univ. Indonesia
  23. ^ Ferraris, Carl J., Jr. (2007). "Checklist of catfishes, recent and fossil (Osteichthyes: Siluriformes), and catalogue of siluriform primary types" (PDF). Zootaxa. 1418: 1–628. 
  24. ^ a b Ng, Heok Hee (1999). "Two new species of catfishes of the genus Clarias, from Borneo (Teleostei: Clariidae)" (PDF). The Raffles Bulletin of Zoology. 47 (1): 17–32. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-21. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  25. ^ Teugels, Guy G. (2001). "Description of a New Clarias Species from Southeast Asia Based on Morphological and Genetical Evidence (Siluriformes, Clariidae)" (PDF). 25 (1): 81–92. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-12-26. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  26. ^ a b Sudarto (2003). "Description of two new Clarias species from Borneo (Siluriformes, Clariidae)". 27 (2): 153–161. Diarsipkan dari versi asli (HTML) tanggal 2005-10-25. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  27. ^ Ng, Heok Hee (2001). "Clarias microstomus, a New Species of Clariid Catfish from Eastern Borneo (Teleostei: Siluriformes)" (PDF). Zoological Studies. 40 (2): 158–162. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  28. ^ Ng, Heok Hee (2003). "Clarias nigricans, a New Species of Clariid Catfish (Teleostei: Siluriformes) from Eastern Borneo" (PDF). The Raffles Bulletin of Zoology. 51 (2): 393–398. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-02-19. Diakses tanggal 2008-04-23. 
  29. ^ Ng, Heok Hee (2004). "Clarias sulcatus, a new walking catfish (Teleostei: Clariidae) from Pulau Redang". Ichthyological Exploration of Freshwaters. 15: 289–294. 

Pranala luar sunting