Lari cepat (Inggris: sprint) adalah cara lari dalam menempuh jarak tertentu yang relatif pendek, dalam waktu singkat, dan dengan kecepatan yang maksimal, dari garis start sampai ke finish.[1] Umumnya lari cepat ini dilaksanakan dalam olahraga, baik untuk mengejar target waktu maupun mengejar kawan dan lawan dalam bertanding. Secara alami manusia mampu berlari cepat maksimal selama 30–35 detik. Salah satu nomor lari cepat adalah lari 100 meter sebagai nomor lari jarak pendek. Pada lari jarak pendek, atlet diharuskan menempuh seluruh jarak atau sepanjang jarak yang ditempuh dengan kecepatan semaksimal mungkin atau dengan kecepatan penuh.[2]

Usain Bolt, pemegang rekor dunia lari cepat 100 m dan 200 m

Lomba lari cepat sunting

Perlombaan lari cepat adalah perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Lari adalah salah satu cabang olahraga tertua di dunia. Sebelum menjadi sebuah cabang olahraga, lari sudah dikenal oleh peradaban-peradaban manusia kuno.

Kebutuhan utama untuk lari cepat jarak pendek ini adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang diubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

 
Allyson Felix pada Olimpiade London 2012.

Atlet sunting

Seorang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro dibanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10 kali perdetik dalam vitro.[butuh rujukan] Suatu analisis struktural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.

Tahap sunting

Lari jarak pendek bisa dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu:

  1. tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)
  2. tahap percepatan (acceleration) atau tahap transisi/perubahan (transition)
  3. tahap kecepatan maksimum (speed maximum)
  4. tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)
  5. finish

Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.

Urutan gerak menyeluruh lari cepat sunting

Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahap nya adalah tahap topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery.

Tahap topang sunting

Tahap topang (support phase) bertujuan untuk memperkecil penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki.

Tahap melayang sunting

Tahap melayang (flying phase) bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah)

Tahap pembelajaran lari cepat sunting

Tahap bermain sunting

Tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak lari jarak pendek secara langsung. Cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis dengan memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Cara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Lari jarak pendek memiliki tujuan khusus yaituuntuk meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Pada tahap bermain, bentuk yang dapat diberikan yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar.[3]

Tahap teknik dasar sunting

Tahap teknik dasar ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang sistematis. Berikut adalah tahapan-tahapannya:[4]

  1. Latihan Dasar ABC
    Tahap latihan dasar ABC ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dasar lari dan mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Latihan ini dibagi menjadi empat, yaitu tumit menendang pantat, gerak angkling, lutut diangkat tinggi, dan kaki diluruskan.[5]
  2. Latihan Dasar Koordinasi ABC
    Tahap latihan dasar koordinasi ABC ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan koordinasi lari cepat.[6]
  3. Lari Cepat dengan penahan
    Tahap lari cepat dengan tahanan ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase dan kekuatan khusus. Pada saat lari cepat dengan tahanan ini, kita dapat menggunakan tahanan dari teman atau suatu alat penahan. Misalnya ban mobil atau beberapa ban motor yang dilakukan dengan tidak melebihi berat tahanan, serta guru harus memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah sesingkat mungkin.[6]
  4. Lari mengejar
    Tahap lari mengejar ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan lari. Pada latihan ini, kita dapat menggunakan tongkat atau tali yang memiliki panjang 1.5 meter. Pada tahap ini mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali, kemudian siswa yang di belakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.[7]
  5. Lari percepatan
    Tahap lari percepatan ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan kecepatan maksimum. Pada tahap ini buatlah tanda agar daerah 6 meter dapat ditandai, selanjutnya satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan. Apabila pelari yang datang mencapai daerah 6 meter, maka pelari yang di depan harus berlari secepat mungkin.[7]
  6. Start melayang lari sprint 20 m
    Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Agar dapat melakukannya, buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai dengan 30 meter dan dapat disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai dengan 20 m. Kemudian siswa harus lari melewati batas yang telah ditentukan dengan kecepatan maksimum.[8]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ Matyani, Triansyah, A., dan Hidasari, F.P. (2017). "Peningkatan Lari 40 Meter Melalui Pendekatan Bermain di SDN 04 Nangka Koman Kabupaten Sekadau" (PDF). Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan: 2. 
  2. ^ Hidayat, A.T.M. (2019). "Peningkatan Kemampuan Lari Cepat Siswa Melalui Pendekatan Latihan Akselerasi dan Hollow Sprint Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cipatat". Simpul Juara. 1 (1): 2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-02. Diakses tanggal 2021-01-26. 
  3. ^ Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 42.
  4. ^ Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 43.
  5. ^ Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 43-44.
  6. ^ a b Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 44.
  7. ^ a b Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 45.
  8. ^ Purnomo dan Dapan 2017, hlm. 46.

Daftar pustaka sunting