Kronik Burung Pegas

Novel karya Haruki Murakami

Kronik Burung Pegas (ねじまき鳥クロニクル, Nejimakitori Kuronikuru) adalah novel karangan Haruki Murakami yang terbit pertama kali pada tahun 1994-1995. Melalui novel ini, Murakami menerima Penghargaan Yomiuri, yang diberikan langsung oleh salah satu mantan pengkritiknya yang paling tajam, Kenzaburō Ōe. Sedangkan alih bahasa Indonesianya digarap oleh Ribeka Ota dan dipublikasikan melalui Kepustakaan Populer Gramedia.

Kronik Burung Pegas
Sampul edisi pertama di Indonesia
PengarangHaruki Murakami
Judul asliねじまき鳥クロニクル
Nejimakitori Kuronikuru
PenerjemahJay Rubin
NegaraJepang
BahasaJepang
Diterbitkan
Jenis mediaPrint (Hardcover)
Halaman
  • 925 (ID)
  • 607 (JP)
ISBNISBN 0-679-77543-9
OCLC39915729

Riwayat publikasi sunting

Edisi aslinya dirilis dalam tiga jilid, sedangkan versi Indonesia dicetak dalam satu buku, yang di dalamnya terdiri dari tiga bagian.

  1. Si Murai Pencuri (Juni-Juli 1984) (泥棒かささぎ編, Dorobō kasasagi hen)
  2. Burung Peramal (Juli-Oktober 1984) (予言する鳥編, Yogen suru tori hen)
  3. Sang Penangkap Burung (Oktober 1984-Desember 1984) (鳥刺し男編, Torisashi otoko hen)

Dalam terjemahan bahasa Inggris, dua bab pada awalnya diterbitkan lewat The New Yorker dengan judul "The Zoo Attack" pada 31 Juli 1995, dan "Another Way to Die" pada 20 Januari 1997. Versi yang sedikit berbeda dari bab pertama diterjemahkan oleh Alfred Birnbaum dimasukan dalam koleksi The Elephant Vanishes dengan judul "The Wind-up Bird and Tuesday's Women". Selain itu, nama karakter Noboru Wataya muncul dalam cerita pendek "Family Affair" di The Elephant Vanishes. Walaupun memiliki kepribadian dan latar belakang yang serupa, karakter tersebut tidak terkait dengan karakter yang ada di The Wind-Up Bird Chronicle dengan nama yang sama. Begitu pula Noboru Wataya yang digunakan oleh Jay Rubin dalam The Elephant Vanishes.

Pada bulan Mei 2010, Harvill Secker menerbitkan Edisi Centenary Terbatas dari The Wind-Up Bird Chronicle untuk merayakan lima belas tahun penerbitannya. Dan terbatas pada 2.500 eksemplar.[1]

Alur cerita sunting

Bagian pertama, "Si Murai Pencuri", memperkenalkan narator bernama, Toru Okada, yang sebelumnya bekerja sebagai asisten pengacara berpangkat rendah. Toru ditugaskan oleh istrinya, Kumiko, menemukan kucing mereka yang hilang. Kumiko menyarankan kepada Toru melihat ke gang yang memiliki sebidang tanah tertutup di belakang rumah mereka. Pencarian Toru berakhir sia-sia, namum ia bertemu dengan Mei Kasahara, seorang remaja yang rutin mengawasinya dan mengaku bahwa dia berkemah di luar gang selama beberapa waktu. Mei lantas mengundang Toru ke dalam rumahnya, Toru duduk di teras dan melihat-lihat rumah yang telah ditinggalkan, menurut Mei rumah tersebut acap kali digunakan kucing liar untuk nongkrong. Rumah yang ditinggalkan itu ternyata berisi beberapa pertanda aneh, karena telah membawa nasib buruk bagi semua penyewa sebelumnya. Di dalam rumah tersebut juga mempunyai sumur kering yang kedepannya akan digunakan Toru untuk menjelajah sekaligus berfikir. Di rumah, Toru secara tiba-tiba menerima panggilan telepon seksual dari seorang wanita yang mengaku dirinya mengenal dengan baik sosok Toru.

Kumiko menjelaskan bahwa Toru harus bertemu dengan cenayang bernama Malta Kano, yang akan membantu menemukan kucing tersebut. Noboru Wataya yang notabene kakak dari Kumiko telah merekomendasikan Malta Kano, Noboru memiliki nama sama seperti sang kucing. Keluarga Kumiko percaya pada peramalan dan sebelumnya menetapkan pernikahan, mereka menyarankan kedunya bertemu dengan seorang lelaki tua, Pak Honda, untuk konsultasi secara teratur, mereka lakukan berkonsultasi dalam jangka beberapa waktu. (Alih-alih memberi saran, pak Honda malah menghabiskan sebagian besar sesi konsultasi dengan menceritakan kembali pengalaman-pengalamannya sewaktu menjadi bagian dari Tentara Kwantung serta ikut berpartisipasi melawan Soviet pada Pertempuran Khalkhin Gol di Manchukuo). Toru akhirnya Malta Kano yang misterius di sebuah restoran hotel yang sibuk, dan dia menugaskan saudara perempuannya Creta Kano untuk melanjutkan pekerjaan tersebut. Kedua saudari ini sering mengenakan pakaian yang tidak biasa: Malta dengan topi merah besar dan Creta dengan pilihan pakaian vintage era 60-an. Creta bertemu Toru di rumahnya dan mulai menceritakan kisah masa lalunya, termasuk diperkosa oleh Noboru. Toru memperhatikan Kumiko yang sering mengenakan parfum yang diberikan oleh beberapa orang yang tidak dikenal. Sedangkan sang kucing tetap raib. Toru dihubungi oleh Letnan Mamiya, yang memberi tahu Toru bahwa teman lamanya sewaktu perang yaitu kopral Honda telah meninggal dan Mamiya ingin mengunjungi Toru guna mengantarkan barang yang diwariskan Honda kepadanya. Bagian pertama berakhir dengan Letnan Mamiya tiba dan memberi tahu Toru kisah panjang tentang pengalaman perangnya yang menakutkan sekaligus mistis di Manchukuo, tempat dia melihat seorang lelaki menguliti hidup-hidup. Mamiya juga dibiarkan mati di sumur yang dalam sebelum diselamatkan oleh kopral Honda. Hadiah dari Honda adalah kotak kosong.

Kumiko dinyatakan hilang pada awal bagian kedua "Burung Peramal", tak lama setelah itu, Toru mengetahui melalui pertemuan dengan Noboru dan Malta bahwa Kumiko tampaknya telah menghabiskan waktu dengan pria lain dan ingin mengakhiri hubungannya dengan Toru. Bingung, Toru mencoba beberapa hal untuk menenangkan diri dan memikirkan situasi: berbicara dan bekerja dengan Mei Kasahara, bersembunyi di dasar sumur, lalu berkeliaran di sekitar kota memandangi orang-orang. Bekerja dengan Mei melibatkannya dengan masyarakat yang memiliki masing-masing tingkat kebotakan, mereka mengamati itu saat berada di jalur kereta bawah tanah untuk sebuah perusahaan wig. Sementara di bagian bawah sumur (rumah yang ditinggalkan), Toru mengenang masa lalu dengan Kumiko, termasuk kencan pertama mereka ke akuarium saat itu keduanya tengah melihat ubur-ubur. Toru juga mengalami urutan mimpi di mana dia memasuki kamar hotel dan berbicara dengan seorang wanita, dan secara misterius mendapatkan tompel aneh di pipinya setelah dia meninggalkan sumur. Saat berkeliaran di kota, ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk di luar toko donat dan menonton orang. Melalui kegiatan ini, Toru bertemu dengan seorang wanita berpakaian bagus, juga seorang penyanyi yang dikenalinya dari masa lalu, tak lama setelah itu Toru menyergapnya lalu menghajarnya.

"Sang Penangkap Burung", bagian ketiga sekaligus terakhir dan paling panjang, mengikuti alur bagian sebelumnya serta memperkenalkan beberapa karakter baru. Wanita berpakaian bagus yang ditemui Toru saat ia mengamati orang-orang, Toru menyebutnya Nutmeg, mereka sekali lagi bertemu di tempat dan kondisi yang sama. Nutmeg mempekerjakan Toru, dengan tugas meringankan klien wanita paruh baya atau lebih tua dari beberapa jenis kekacauan batin yang berkembang di dalam diri mereka. Perihal tompel yang menempel pada pipinya tidak dijelaskan secara spesifik. Sebagai imbalan dari kerjanya, Toru menerima gaji dan kepemilikan sebagian dari rumah kosong yang nantinya bakal dibeli lalu dijual kembali ke beberapa agen properti. Cinnamon, putra dari Nutmeg, memiliki tugas mengurus rumah dan memasang kembali tangga dan katrol guna membuka sekaligus menutup sumur dari bawah. Toru secara berkala pergi ke dasar sumur dengan tujuan bermeditasi dan berusaha mengunjungi kembali kamar hotel. Sang kucing, yang hampir tidak disebutkan setelah menghilangnya Kumiko, secara misterius muncul di rumah Toru setelah hampir setahun hilang. Toru membahas hilangnya Kumiko dengan Noboru secara langsung dan tidak langsung (melalui Ushikawa) dan akhirnya mengatur pembicaraan dengannya melalui Internet, Toru lantas menggunakan ingatannya tentang kencan mereka di akuarium sebagai sarana memverifikasi identitas Kumiko. Akhirnya, Toru dapat melakukan perjalanan kembali ke kamar hotel melalui sumur dan menghadapi wanita misterius itu. Toru lantas menyadari bahwa dia adalah Kumiko dan memecahkan mantra miliknya. Terungkap juga kenyataan tentang Noboru yang telah dipukul hingga koma oleh orang misterius, belakangan si penyerang digambarkan seperti Toru. Tak lama seorang pria tak dikenal lantas memasuki kamar hotel dan menyerang Toru dengan pisau. Toru bertarung kembali dengannya dan membunuh si penyerang, sebelum melarikan diri ke dalam sumur. Di dalam sumur, ia mengalami luka-luka memar dan tidak bisa bergerak, Toru akhirnya pingsan setelah sumur diisi dengan air. Cinnamon menyelamatkannya, dan beberapa hari kemudian Nutmeg memberi tahu dia sebuah kenyataan bahwa Noboru terserang stroke dan sekarang koma. Kumiko mengirimkannya pesan di komputer dan memberi tahu Toru bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi berniat membunuh Noboru dengan menarik steker pada selang pernafasannya. Kumiko mengungkapkan bahwa dia telah menipu Toru, Kumiko berhubungan tidak hanya dengan satu pria, tetapi dengan banyak pria dan mereka semua adalah agen Noboru. Noboru memiliki obesesi terhadap kakak perempuannya, namun sang kakak mati lalu obsesi itu pindah ke Kumiko. Kumiko mengalami kecanduan seks hingga akhirnya menuruti semua keinginan Noboru. Selanjutnya, dalam sebuah diskusi antara Toru dan Mei, Toru mengatakan Kumiko berhasil menunaikan tugasnya dan sekarang menjalani hukuman penjara setelah dia mengakui perbuatannya. Kumiko berdalih bahwa tindakannya ini didasari oleh keinginannya sendiri, karena dia tidak ingin Toru menjadi sasaran.

Karakter utama sunting

Walaupun buku ini memiliki banyak karakter utama dan minor, berikut ini adalah yang paling penting:

  • Toru Okada: Narator dan protagonis, Toru adalah seorang pemuda yang pasif dan sering apatis yang tinggal di pinggiran Jepang. Dia adalah suami Kumiko dan terus mengikuti perintah atau keinginan orang lain. Toru digambarkan sebagai manusia biasa dan perwujudan kepasifan. Dia adalah lulusan sekolah hukum tetapi telah memilih untuk meninggalkan pekerjaannya di sebuah firma hukum. Dia menghabiskan hari-harinya dengan melakukan pekerjaan rumah, memasak pasta, mendengarkan radio, dan mencari kucing mereka yang hilang. Di awal novel, hidupnya biasa saja. Toru menghabiskan banyak waktu sendirian dan pembaca dapat melihat bahwa dia tidak mengendalikan banyak aspek kehidupannya. Ini adalah pencarian kucing mereka yang hilang yang membawanya ke petualangan yang menarik.[2]
  • Kumiko Okada: Kumiko adalah istri Toru dan, sebagai pencari nafkah pasangan, adalah yang lebih mandiri dari keduanya. Dia bekerja di bisnis penerbitan. Setelah menghilangnya kucing mereka, dia juga menghilang. Masa kecil Kumiko terasa menyesakkan karena orang tuanya ingin dia menggantikan kakak perempuannya yang bunuh diri pada usia yang sangat muda, suatu peristiwa yang menjadi obsesi kakak lelaki mereka, Noboru Wataya.
  • Noboru Wataya: Noboru adalah kakak laki-laki Kumiko. Ia disajikan sebagai sosok mediagenik; publik mencintainya, tetapi Toru tidak tahan dengannya. Noboru pertama kali muncul sebagai akademisi, menjadi politisi selama jalannya cerita, dan tidak memiliki kehidupan pribadi yang jelas. Dia dikatakan tersembunyi di balik façade - semua gaya, dan tidak ada substansi. Dia adalah antagonis. Noboru terus-menerus mengubah citranya untuk mengalahkan lawan-lawannya, tetapi tampaknya tidak ada yang memperhatikan ketidakkonsistenannya kecuali Toru. Hubungan antara Toru dan Noboru dapat dibandingkan dengan kebaikan atau kejahatan.[3] ("Noboru Wataya" juga merupakan nama yang diberikan Toru dan Kumiko kepada kucing kesayangan mereka, yang belakangan Toru namai dengan Sawara; nama karakter itu juga muncul dalam " The Elephant Vanishes"and" Family Affair ", keduanya diterjemahkan oleh Jay Rubin, dalam koleksi The Elephant Vanishes.)
  • Mei Kasahara: Mei adalah gadis remaja yang seharusnya bersekolah, tetapi, karena pilihan, ia tidak melakukannya. Percakapan mereka sendiri sering kali aneh dan berputar seputar kematian dan kemunduran kehidupan manusia. Yang lebih aneh lagi adalah suasana ceria dan jelas tidak serius yang dengannya percakapan ini berlangsung.
  • Letnan Mamiya: Letnan Tokutaro Mamiya adalah seorang perwira di Tentara Kwantung selama pendudukan Jepang atas Manchukuo. Dia bertemu Toru saat melakukan hal-hal khusus dari keinginan Tuan Honda. (Honda adalah seorang Kopral, oleh karena itu Mamiya adalah atasannya.) Dia terluka secara emosional dengan menyaksikan penganiayaan seorang perwira atasan dan beberapa malam dihabiskan di sumur kering. Dia menceritakan kisahnya kepada Toru baik secara langsung maupun dalam surat.
  • Malta Kano: Malta Kano adalah seorang penghubung yang mengubah namanya menjadi "Malta" setelah melakukan semacam "pertapaan" di pulau Malta. Malta diminta oleh Kumiko untuk membantu dia dan suaminya menemukan kucing mereka yang hilang.
  • Kreta Kano: Adik dan magang Malta yang lebih muda, dia menyebutkan dirinya sebagai "pelacur pikiran". Nama aslinya adalah Setsuko. Dia telah menjadi pelacur yang sebenarnya selama masa kuliahnya, tetapi berhenti setelah berhubungan dengan Noboru Wataya muda, yang memperkosanya dengan benda asing karena dia impoten. Tubuh Kreta memiliki kemiripan yang hampir sama dengan Kumiko dari leher ke bawah.
  • Nutmeg Akasaka: Nutmeg pertama kali bertemu Toru saat dia duduk di bangku menonton wajah orang-orang setiap hari di Shinjuku. Kedua kalinya mereka bertemu dia tertarik pada tanda biru-hitam (tompel) di pipi kanannya. Dia dan Toru berbagi beberapa kebetulan yang aneh: burung angin di halaman Toru dan tanda pipi biru-hitam muncul dalam kisah-kisah yang berhubungan dengan Perang Dunia II Nutmeg, dan juga ayah Nutmeg dan Letnan Mamiya (seorang kenalan Toru) dihubungkan oleh pengalaman mereka dengan kekerasan dan kematian di Manchukuo dan kebangkitan dan pembubaran Tentara Kwantung selama Perang Dunia II. "Nutmeg Akasaka" adalah nama samaran yang ia pilih untuk dirinya sendiri setelah bersikeras kepada Toru bahwa nama "asli" -nya tidak relevan
  • Cinnamon Akasaka: Cinnamon adalah putra dewasa pala yang tidak berbicara sejak usia 6 tahun, karena beberapa peristiwa yang melibatkan teriakan burung angin dan kejutan menemukan hati yang hidup terkubur di bawah pohon kebun mereka. Dia berkomunikasi melalui sistem gerakan tangan dan kata-kata yang diucapkan. Entah bagaimana, orang-orang yang baru saja bertemu dengannya (yang mungkin belum pernah membaca atau menggunakan bahasa isyarat) menganggapnya sangat mudah dipahami. "Cinnamon," juga, adalah nama samaran yang dibuat oleh Nutmeg. Dia digambarkan sebagai cerminan sempurna dari ibunya yang terawat.
  • Kucing: Awalnya dinamai Noboru Wataya setelah kakak laki-laki Kumiko, kucing melambangkan kebahagiaan pernikahan antara Kumiko dan Toru. Kepergian kucing menandakan kepergian kebahagiaan dalam pernikahan Kumiko dan Toru. Setelah kucing pergi, Kumiko dan Toru mengalami banyak kesulitan tetapi ketika kucing kembali, meskipun sedikit berubah, menandakan bahwa Toru sekarang siap untuk berkomunikasi dengan Kumiko dan menyelamatkannya dari perangkap yang telah dia tempatkan oleh kakaknya[3]

Tema sunting

  • Keinginan: Perasaan keinginan muncul di seluruh novel dalam berbagai karakter. Sepanjang novel, hasrat tampaknya memanifestasikan dirinya dalam cara yang negatif dan hampir memuakkan. Salah satu contoh, ditampilkan melalui Noboru Wataya, yang menginginkan kekuasaan. Hasrat untuk berkuasa ini sayangnya membawa dia untuk melakukan tindakan incest dengan dua adik perempuannya. Seorang saudari hidup dengan saudari lainnya meninggal. Pada awalnya, Toru ingin membuat istrinya bahagia dengan melakukan perjalanan sehari yang panjang untuk menemukan kucingnya yang hilang. Keinginannya akan wanita itu membawanya ke tempat-tempat aneh di mana ia menemukan lebih banyak tentang dirinya. Kumiko memiliki banyak hasrat seksual yang membuatnya tidak setia kepada Toru, sehingga Kumiko menangkap Penyakit menular seksual. Sepanjang keinginan novel membawa karakter ke tempat-tempat gelap[4]
  • Kekuasaan: Karakter-karakter dalam novel terus-menerus mendapatkan atau kehilangan kekuatan dan plot berkembang di sekitar faktor yang terus berubah ini. Noboru Wataya terutama berfokus pada mendapatkan kekuatan yang pada gilirannya menyebabkan adik perempuannya Kumiko kehilangan kekuasaan padanya, dia menjadi korban dari keinginannya untuk berkuasa. Hilangnya kekuatan karakter Kumiko menyebabkan Toru mendapatkan kekuasaan. Setelah Kumiko hilang, acara ini memaksa Toru untuk menemukan kekuatan dalam dirinya untuk melangkah keluar jika zona normal dan kenyamanannya menemukan Kumiko dan menyelamatkannya dari kakaknya. Ini menuntunnya pada sebuah misi untuk membebaskan Kumiko dari kendali yang dipegang oleh kakak lelakinya. Menerjemahkan untuk mendapatkan rasa kekuasaannya. Dia menemukan kekuatan dalam dirinya dan keinginannya untuk membebaskan Kumiko. Kekuatan juga terlihat dalam karakter ketika mereka mencoba untuk mendapatkan kendali atas emosi mereka sendiri[5]
  • Hal berlawanan: Di sepanjang novel, orang dapat melihat banyak contoh karakter yang bertolak belakang. Satu kebalikan kutub utama terjadi pada awal buku antara dua wanita dalam kehidupan Toru. Wanita misterius yang memanggil Toru sepanjang awal menampilkan dirinya secara seksual dan kuat. Dia sangat percaya diri dalam berbicara dengan Toru bahkan ketika dia menolak untuk mendengar apa yang dia katakan. Sedangkan Kumiko, istri Toru, sangat pemalu dan lembut berbicara dalam interaksi dengan Toru. Contoh lain dari pertentangan kutub adalah antara Noboru Wataya, Saudara Kumiko, dan Toru. Noboru Wataya haus akan kekuasaan dan disajikan sebagai karakter yang kuat dan tidak sopan. Sedangkan Toru disajikan sebagai karakter yang sangat pemalu, berbicara lembut, penuh hormat, dan turun ke bumi.[6] Kontras dari karakter yang berlawanan kutub memberikan kedalaman dan individualitas yang lebih baik untuk masing-masing karakter saja.
  • Keterasingan: Sepanjang novel karakter-karakter tersebut jelas terkait satu sama lain tetapi mereka tidak pernah merasa seperti mereka terhubung satu sama lain. Semua karakter berkembang secara mandiri dan cenderung menjalani gaya hidup sendiri. Ini bisa disajikan dalam pernikahan Toru dan Kumiko. Sepanjang novel, Toru menampilkan dirinya sebagai orang yang mencari kesendirian. Salah satu contoh disajikan saat dia menyelesaikan tugas sehari-hari, “Saya pergi ke kolam renang kota untuk berenang. Pagi hari adalah yang terbaik, untuk menghindari keramaian ”.[7] Keinginannya untuk menyendiri juga ditunjukkan ketika dia berhenti dari pekerjaannya untuk mengurus rumah sendirian sementara Kumiko pergi bekerja. Dia menikmati berada di rumah sendirian. Dalam hubungan antara Kumiko dan Toru, kedua karakter tampaknya berkembang dalam kesendirian. Kedua karakter menyembunyikan banyak pikiran mereka satu sama lain dan meskipun mereka menikah Toru merenungkan fakta bahwa dia mungkin tidak tahu banyak tentang istrinya.[8]

Bagian (bab) hilang sunting

Beberapa bab dan paragraf dari edisi Jepang tidak dimasukkan dalam terjemahan bahasa Inggris. Penerjemah Jay Rubin memotong sekitar 61 dari 1.379 halaman, termasuk tiga bab (Buku 2 Bab 15, 18, dan bagian dari 17; dan Buku 3 Bab 26).[9] Menggabungkan tiga jilid asli (Jepang) akan terlalu lama, sehingga penerbit meminta ~ 25.000 kata dipotong untuk terjemahan bahasa Inggris.[10]

Bab-bab ini berisi elemen plot yang tidak ditemukan di tempat lain dalam buku ini. Sebagai contoh, dua bab yang hilang dari volume kedua dari tiga volume asli menguraikan tentang hubungan antara Toru Okada dan Creta Kano, dan "mendengar" burung yang berakhir ketika Toru membakar sekotak barang-barang Kumiko (Buku 2 Bab 15). Dalam volume ketiga, percakapan komputer antara Toru dan Noboru Wataya (Buku 3 Bab 26) dan pertemuan Toru dengan Ushikawa di stasiun kereta api juga dihilangkan.[9]

Selain mengurangi jumlah kata, beberapa bab digerakkan di depan yang lain, membawa mereka keluar dari konteks tatanan semula. Pada awal Buku 3 bab-bab telah disusun ulang. Rubin menggabungkan dua bab yang disebut "Mei Kasahara POV" dan memindahkan bab "Hanging House" untuk membuat kronologi peristiwa konsisten.[9]

Ringkasan buku 2 bab 15: Dalam bab 15 Toru terbangun oleh Creta Kano yang secara misterius muncul di tempat tidurnya malam sebelumnya. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia telah kehilangan namanya dan bertanya apakah dia ingin meninggalkan Jepang bersamanya. Atas permintaan ini dia setuju dan meninggalkan memorabilia kehidupan lamanya bersama istrinya. Ketika Toru berada di kota mengumpulkan perbekalan untuk pelariannya, ia membaca sebuah artikel tentang Noboru Wataya, artikel itu menjelaskan bahwa Noboru sekarang berusaha untuk menjadi seorang politisi[9]

Bab 17 tidak sepenuhnya dihapus, melainkan kutipan di mana Toru mengambil foto paspor dihapus dan Toru percakapan yang sangat panjang dengan pamannya tentang membeli real estat diringkas menjadi satu paragraf bahasa Inggris.[9]

Ringkasan Buku 2 Bab 18: Creta Kano kembali ke Jepang dan Toru mengatakan kepadanya bahwa ia tidak akan melarikan diri dengannya. Setelah ini ia bertemu dengan May Kasahara dan mereka menyaksikan penghancuran rumah Miyawaki. Kemudian dalam bab ini Toru sedang berenang di kolam bangsal tempat ia bermimpi di kolam tentang mengapung di dasar sumur, disajikan dalam bab-bab sebelumnya, dan mendengar kuda mati saat gerhana. Ini membawanya pada kesadaran bahwa wanita misterius di telepon itu sebenarnya adalah istrinya. Mengakhiri buku 2 dengan gantungan tebing ini.[9]

Terjemahan sunting

Terjemahan bahasa Inggris dari novel tersebut dilakukan oleh Jay Rubin. Selain perbedaan mencolok antara versi Jepang dan Inggris, ada juga perbedaan antara edisi hardcover asli Jepang dan edisi paperback.[10]

Perbedaan lebih lanjut ada antara edisi Amerika dan Inggris, tetapi ini jauh lebih dangkal[10]

Terjemahan Jerman oleh Giovanni dan Ditte Bandini didasarkan pada terjemahan bahasa Inggris, bukan pada terjemahan bahasa Jepang.[11]

Terjemahan Belanda oleh Jacques Westerhoven diterjemahkan langsung dari aslinya Jepang, oleh karena itu termasuk bagian-bagian dan bab-bab yang hilang, dan mengikuti urutan yang sama dengan versi Jepang.[12]

Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah Ribeka Ota dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada Mei 2019.[13]

Adaptasi sunting

Sebuah adaptasi dari novel itu dibuat oleh Stephen Earnhart, sebuah produksi langsung dari perdana pada 2011 di Edinburgh International Festival.[14]

Referensi sunting

  1. ^ "The Wind-Up Bird Chronicle: Limited Centenary edition". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-16. Diakses tanggal 2020-02-19. 
  2. ^ "David Mathew: On The Wind-Up Bird Chronicle – infinity plus non-fiction". Infinity Plus. Diakses tanggal 2018-04-25. 
  3. ^ a b "Unwinding the Wind-Up Bird – Decoding the Murakami Masterpiece". Book Escapade (dalam bahasa Inggris). 2017-08-15. Diakses tanggal 2018-04-25. 
  4. ^ "The Wind-up Bird Chronicle Themes". www.bookrags.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-25. 
  5. ^ "The Wind-Up Bird Chronicle Summary - eNotes.com". eNotes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-25. 
  6. ^ Murakami, Haruki (2011). The Wind-up Bird Chronicle. Vintage Books. hlm. 312. 
  7. ^ Murakami, Haruki (2011). The Wind-up Bird Chronicle. Vintage Books. hlm. 101. 
  8. ^ "Themes – The Wind-Up Bird Chronicle". sites.google.com. Diakses tanggal 2018-04-25. 
  9. ^ a b c d e f Lost Chapters in The Wind-Up Bird Chronicle: A Translation and Commentary Diarsipkan 2017-05-16 di Wayback Machine. – Kieran Maynard's Diarsipkan 2020-02-20 di Wayback Machine. analysis of chapters missing in the English version
  10. ^ a b c Translating Murakami, an email roundtable, with Jay Rubin and Philip Gabriel (translators of Murakami), and Gary Fisketjon (Murakami's editor at Knopf).
  11. ^ Haruki Murakami, Mister Aufziehvogel, Cologne 1998, p. 3
  12. ^ Murakami, Haruki (September 2003). De opwindvogelkronieken. Amsterdam/Antwerp: Atlas Contact. hlm. 10. ISBN 978-90-254-4442-6. 
  13. ^ Murakami, Haruki (2019). Kronik Burung Pegas. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9786024811419. 
  14. ^ https://www.telegraph.co.uk/culture/theatre/edinburgh-festival/8707226/Edinburgh-Festival-2011-Stephen-Earnhart-on-The-Wind-Up-Bird-Chronicle.html

Pranala luar sunting