Kobayakawa Takakage

Kobayakawa Takakage (小早川 隆景, 1533 – 26 July 1597) adalah seorang samurai dan daimyō (bangsawan feodal) pada zaman Sengoku dan zaman Azuchi–Momoyama. Ia adalah anak ketiga Mōri Motonari yang diadopsi oleh klan Kobayakawa dan kemudian menjadi kepala klan ke-14th dari klan tersebut. Ia kemudian menyatukan dua cabang klan Kobayakawa, yaitu klan Takehara-Kobayakawa (竹原小早川氏) dan klan Numata-Kobayakawa (沼田小早川氏). Ia menjadi pemimpin militer aktif dalam pasukan Mōri dan ia beserta saudaranya, Kikkawa Motoharu dikenal sebagai “Mōri Ryōkawa", atau “Dua Sungai Mōri" (毛利両川). Sebagai kepala klan Kobayakawa, ia mengembangkan wilayah kekuasaan klannya di wilayah Chūgoku (bagian barat Pulau Honshū), dan berperang bersama klan Mōri dalam kesemua kampanye mereka

Kobayakawa Takakage
Nama asli小早川隆景
JulukanTokujumaru (徳寿丸)
Mōri Ryōkawa (毛利両川)
Lahir1533
Yoshida, Provinsi Aki
Meninggal26 Juli 1597 (usia 63 atau 64)
Mihara Domain, Bingo Province
Pengabdian Mōri clan
Toyotomi clan
PangkatDaimyō (Tuan)
Chūnagon
Kesatuan Kobayakawa clan
KomandanKomandan Angkatan Laut, Jenderal
Perang/pertempuranPertempuran Puri Kannabe (1547)
Pertempuran Miyajima (1555)
Penaklukan Bōcho (1557)
Pengepungan Moji (1561)
Pengepungan Puri Toda (1562–1566)
Pertempuran Torisaka (1567)
Pertempuran Torisaka (1568)
Pretempuran Tatarahama (1568)
Pertempuran Nunobeyama (1570)
Pertempuran Kizugawaguchi (1576, 1578)
Pengepungan Takamatsu (1582)
Invasi Shikoku (1585)
Kampanye Kyūshū (1586)
Pengepungan Odawara (1590)
Invasi Jepang ke Korea (1592–98)
Pertempuran Byeokjegwan (1593)
HubunganAyah: Mōri Motonari
Ibu: Lady Myōkyū

Mulanya ia menentang Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi akan tetapi akhirnya ia bersumpah setia dan menjadi pengabdi Hideyoshi yang menganugerahinya tanah di Provinsi Iyo di Pulau Shikoku dan Provinsi Chikuzen di Pulau Kyūshū, dengan jumlah sebesar 350,000 koku. Hideyoshi memberinya gelar Chûnagon serta menunjukknya sebagai anggota Dewan Lima Tetua (dewan untuk membandut dan menasehati anak Hideyoshi dalam pemerintahan apabila Hideyoshi meninggal) tetapi ia meninggal mendahului Hideyoshi.[1]

Masa muda sunting

Ia dilahirkanp pada tahun 1533 dengan nama kecil Tokujumaru (徳寿丸) sebagai anak ketiga Mōri Motonari dan istri pertamanya, Myōkyū. Pada tahun 1541, kepala klan Takehara (cabang dari klan Kobayakawa) ke-13th, Kobayakawa Okikage (小早川興景), jatuh sakit dan meninggal saat menyerang Puri Sato-Kanayama (佐東銀山城). Pada bulan November 1543, karena ia tidak memiliki ahli waris, maka Tokujumaru ditunjuk sebagai pewarisnya karena ia adalah sepupu dari istri Okikage. Maka pada usia 12 tahun ia telah menjadi kepala klan Takehara-Kobayakawa ke-14 (竹原小早川氏) dan kemudian menerima nama Kobayakawa Takakage (小早川隆景).[2][3]

Pada tahun 1547, ketika Ōuchi Yoshitaka menyerang puri Kannabe (神辺城) di Provinsi Bingo, Takakage menjadi salah seorang pemimpin pasukan dan menerima pujian ketika merebut benteng pendukung puri Kannabe (支城), benteng Ryuoyama (龍王山砦) hanya dengan memakai pasukan Kobayakawa saja.

Cabang lain dari klan Kobayakawa adalah klan Numata-Kobayakawa (沼田小早川氏). Pemimpin keluarga tersebut, Kobayakawa Shigehira (小早川繁平) adalah muda dan disabilitas netra karena terjangkit penyakit mata, maka pada tahun 1550 Takakage ditentukan sebagai ahli waris kepemimpinan klan cabang Numata dan akhirnya menggabungkan kembali kedua cabang dari satu klan yang sebelumnya saling bersaing. Cabang Takehara-Kobayakawa menjadi tiada, lalu Takakage berpindah ke Puri Takayama (高山城), markas dari cabang Numata. Pada tahun 1552 Takakage memutuskan untuk membangun sebuah puri utama baru di seberang sungai Numata (沼田川) dan menamakannya Puri Niitakayama (新高山城).[4] Ia menikah dengan Puteri Toida, anak perempuan dari Kobayakawa Masahira dan saudara dari Kobayakawa Shigehira yang disabilitas netra, untuk memperkuat pewarisan kekuasaannya. Karena alasan yang tidak diketahui, mereka tidak pernah mempunyai anak, akan tetapi mereka kemudian mengadopsi anak untuk menjamin kelangsungan klan.

Kedua Sungai Mōri sunting

 
Jepang pada tahun 1570 menunjukkan lingkup kekuasaan klan Mōri.

Setelah kejadian itu, klan Kobayakawa dimasukkan ke dalam klan-klan yang mengikuti klan Mōri yang kuat di bawah pimpinan ayahnya, Mōri Motonari. Keluarga Kobayakawa kemudian menjadi pasukan angkatan laut yang penting di bawah perintah langsung ayahnya. Kakak kandungnya, anak kedua Motonari, diadopsi klan Kikkawa dan mendapatkan nama Kikkawa Motoharu. Mereka berdua menjadi pilar penting untuk pasukan Mōri dan dijuluki sebagai "Kedua Sungai Mōri" (Mōri Ryōkawa, 毛利両川). Hal ini disebabkan karena nama kedua klan yang mengadopsi mereka mereka mengandung huruf kanji "川" yang berarti sungai.

Pada tahun 1555 di Pertempuran Miyajima, Takakage memimpin pasukan angkatan lautnya di bawah kendali klan Mōri dan menghancurkan blokade laut pasukan klan Ōuchi yang dipimpin oleh Sue Harukata. Ia berlayar langsung ke Puri Miyao untuk melakukan suatu gerak tipuan,[5] lalu ia mundur agar ia bisa berada di posisi di mana ia bisa kembali menyerang keesokan harinya, serangannya dilakukan bersamaan dengan serangan dari darat.[6] Dini hari keesokan harinya, Takakage dan 1.500 pasukannya mendarat di depan benteng kecil tersebut. Suara terompet dari kerang mengisyaratkan bahwa semua unit telah berada di posisi masing-masing, lalu serangan mereka dilancarkan. Ketika pasukan Takakage menyerbu gerbang depan Puri Miyao, Mōri dan pasukannya menyerang posisi pasukan Ōuchi dari belakang. Mendapat serangan kejutan ini, tentara Ōuchi tercerai-berai dalam kekacauan. Ratusan tentara itu mencoba berenang ke daratan utama pulau Honshu, akan tetapi mereka tenggelam ketika mencobanya. Lebih banyak lagi melihat bahwa kekalahan sudah pasti dan melakukanseppuku. {ada tanggal 18 October 1555, perlawanan Ōuchi telah berhenti dengan korban jiwa sebesar 4.700 orang dari tentara Ōuchi. Sue Harukata melarikan diri dari Puri Miyao, akan tetapi ia melihat bahwa melarikan diri dari pulau tersebut tidak mungkin, lalu ia melakukan seppuku.[7]

Pada tahun 1557, Takakage ikut serta dalam Penaklukan Bōcho (防長経略) ketika pasukan Mōri merebut Provinsi Suō dan Provinsi Nagato dari klan Ōuchi lalu Ōuchi Yoshinaga melakukan bunuh diri. Mereka merebut Puri Moji milik Yoshinaga pada tahun 1558, akan tetapi pada bulan September 1559 puri tersebut direbut kembali oleh Ōtomo Yoshishige. Kemudian pada tahun 1561 Kobayakawa memimpin pasukan laut Mōri merebut kembali puri tersebut dalam Pengepunan Moji. Pada tahun yang sama, ayahnya, Mōri Motonari pensiun dan menyerahkan kekuasaan pada anak sulungnya (kakak sulung Takakage), Mōri Takamoto. Di bawah kepemimpinan Takamoto, Takakage terus menjadi kekuatan utama Mōri bersama kakak keduanya, Kikkawa Motoharu.

Pada tahun 1563 Mōri Takamoto mendadak meninggal karena sakit dan anaknya (keponakan Takakage) Mōri Terumoto menjadi kepala klan Mōri. Sementara kakak kedua Takakage, Kikkawa Motoharu menjadi penanggungjawab urusan militer, Takakage menjadi penanggungjawab urusan politik. Ia bekerja di bidang diplomasi, mengambil keuntungan dari kemampuan mengumpulkan informasi dari militer. Dalam Pengepungan Puri Toda (1562–1566) mereka menghancurkan lawan mereka, klan Amako (尼子氏). Pada tahun berikutnya, tahun 1567, Takakage diutus untuk membantu klan Kôno (河野氏) dari Provinsi Iyo dan pada Pertempuran Torisaka merebut Puri Ozu (大洲城) dan memaksa Utsunomiya Toyotsuna (宇都宮豊綱) menyerah. Takakage kemudian diutus kembali untuk melawan klan Ōtomo (大友氏) di Pulau Kyūshū. Ketika Murakami Michiyasu (村上通康) meninggal pada tahun itu, Takakage mengirim jandanya, yang adalah anak Kôno Michinao, untuk menikah dengan Shishido Takaie.

Pada tahun 1568 Kobayakawa Takakage bertempur di Pertempuran Torisaka, juga pada Pertempuran Tatarahama pada tahun 1568. Pada tahun 1570 ia bertempur pada Pertempuran Nunobeyama.[4] Pada tahun 1571, Takakage diutus untuk membantu klan Mimura (三村氏) dari Kojima (児島), Provinsi Bizen melawan Urakami Munekage (浦上宗景), akan tetapi para perompak Murakami dan Awa membantu lawannya sehingga Takakage terpaksa mundur ke Provinsi Aki.

Setelah kematian Mōri Motonari pada tahun 1571, "Kedua Sungai Mōri" (Kobayakawa Takakage dan Kikkawa Motoharu) menjadi semakin penting sebagai penasihat Mōri Terumoto melawan sisa-sisa lawannya, klan Ōtomo (大友氏), klan Amako (尼子氏), dan klan Ōuchi (大内氏).[8]

Melawan Nobunaga & Hideyoshi sunting

 
Pengepungan Puri Takamatsu

Pada awal tahun 1574, kekuasaan Oda Nobunaga telah mencapai perbatasan wilayah klan Mōri. Dalam tahun ini, Urakami Munekage (浦上宗景) menerima dukungan dari Oda Nobunaga melawan klan Mōri. Pada tahun 1575, Mimura Motochika (三村元親) mengkhianati klan Mōri dan bergabung dengan Oda Nobunaga. Kobayakawa Takakage dan Ukita Naoie mengalahkan Mimura Motochika dari Provinsi Bingo dan memaksanya bunuh diri. Pada tahun ini juga, Ōtomo Sōrin yang terkenal dari Provinsi Bungo, Ppulau Kyūshū bergabung dengan Oda Nobunaga juga, lalu Takakage memimpin angkatan lautnya melawan pasukan Ōtomo.

Shōgun ke-15 Keshogunan Ashikaga, Ashikaga Yoshiaki bersilang pendapat dengan Oda Nobunaga pada tahun 1576, ia lalu mengundang Mōri Terumoto untuk bergabung dengan Rencana Pengepungan Oda ke-2 (第2次信長包囲網). Aliansi tersebut terdiri atas Ashikaga Yoshiaki, Mōri Terumoto, Uesugi Kenshin, Takeda Katsuyori dand para biksu Ishiyama Hongan-ji. Para sekutu tersebut tidak terlalu berhasil melawan pasukan Oda yang kuat. Kejadian penting yang terjadi di sini adalah bersatunya para penguasa kuat ini, yang dulunya sering kali tidak dianggap sebagai kawan. Pada tahun yang sama (1576) di Pertempuran Pertama Kizugawaguchi, Kobayakawa Takakage memimpin pasukan angkatan laut Mōri bersama Murakami Takeyoshi. Pasukan laut Mōri berhasil menghalau blokade pasukan Oda terhadap Ishiyama Honganji yang dipimpin oleh Kuki Yoshitaka.

Dua tahun kemudian, pada tahun 1578 di Pertempuran Kedua Kizugawaguchi, Takakage memimpin angkatan lautnya lagi. Ishiyama Hongan-ji berada dalam kepungan pasukan laut Oda, yang dipimpin sekali lagi oleh Kuki Yoshitaka, mencoba sekali lagi untuk menghancurkan jalur perbekalan pasukan Mōri. Melawan kebiasaan, Yoshitaka bertempur dengan enam kapal ō-adakebune yang sangat besar, biasanya yang dipakai adalah kombinasi kapal kecil (kobaya), kapal menengah (sekibune), dan kapal besar (adakebune). Dalam kondisi normal, adakebune adalah sebuah benteng terapung dari kayu, dan memiliki banyak landasan tempat meriam dan busur. Menurut beberapa catatan, diduga keenam kapal ini adalah kapal-kapal perang besi pertama, dan dirancang agar tembakan meriam tidak mempan pada mereka. Bagaimanapun juga, tidak seperti kapal besi sejati, yang utamanya atau bahkan seluruhnya dibuat dari logam, kapal-kapal ini hanya diberi pelapis besi di beberapa lokasi penting tertentu. Beberapa kapal Mōri terbakar dan tenggelam, lalu pasukan Oda akhirnya mencapai kemenangan.[9] Karena jalur perbekalan mereka hancur, Hongan-ji segera jatuh. Namun, suatu cacat diketemukan dalam desain kapal ō-adakebune saat pertempuran ini. Ketika para samurai Mōri menyerbu ke atas kapal besar tersebut, semua prajurit kapal berlari ke sisi dek yang diserbu untuk mempertahankan diri, hal ini menyebabkan kapal terguling karena pusat gravitasinya berpindah. Hal yang sama terjadi pada tahun 1578 kepada "Rencana Pengepungan Oda Ke-2" yang hancur berantakan ketika Uesugi Kenshin mendadak meninggal sehingga para biksu Ishiyama Hongan-ji terpaksa berdamai dengan Oda Nobunaga.

Hashiba Hideyoshi (羽柴秀吉) yang kemudian dikenal sebagai Toyotomi Hideyoshi adala seorang jenderal yang mengabdi pada Oda Nobunaga dan bertugas menyerang ke dalam Wilayah Chūgoku. Ia memakai taktik yang meningkat intensitasnya seiring waktu sehingga pasukan Mōri terus menerus terdorong mundur. Pada tahun 1579, Ukita Naoie dari Provinsi Bizen melihat bahwa perlawanan terhadap Nobunaga adalah sia-sia lalu ia mengambil alasan sakit, dan hanya mengirim sedikit pasukan untuk membantu klan Mōri.[10] Pada tahun 1580, Puri Miki (三木城) di Provinsi Harima yang telah bertahan melawan pasukan Oda selama dua tahun akhirnya jatuh juga. Ditambah lagi pada tahun 1581, Puri Tottori (鳥取城) di Provinsi Inaba jatuh setelah dilanda kelaparan dan tuan puri tersebut, Kikkawa Tsuneie (吉川経家) melakukan bunuh diri.

Ketika Pengepungan Takamatsu pada tahun 1582 di Puri Takamatsu di Provinsi Bitchū dimulai, Takakage memimpin pasukan utama klan Mōri bersama Mōri Terumoto and Kikkawa Motoharu membawa 30.000 pasukan. Di pihak lain, Hashiba Hideyoshi, yang juga membawa 30.000 orang pasukan cukup berhasil dalam pertempuran, serta pasukan utama Oda Nobunaga yang baru saja mengalahkan klan Takeda juga sedang berbaris menuju wilayah Chūgoku. Takekage memulai negosiasi rahasia dengan Hideyoshi melalui utusannya, Hayashi Narinaga and Ankokuji Ekei. Pada bulan Juni tahun itu Hideyoshi mendengar tentang kematian Oda Nobunaga di Insiden Honnō-ji di tangan Akechi Mitsuhide. Hideyoshi kemudian secara terburu-buru mundur ke Kyoto untuk membalaskan dendam tuannya. Akechi Mitsuhide telah mengirim surat rahasia kepada Mōri Terumoto menjanjikannya banyak hal, tetapi pasukan Hideyoshi berhasil mencegat kurirnya. Hideyoshi kemudian memanggil para utusan Mōri, yaitu Hayashi Narinaga dan Ankokuji Ekei, tetapi tidak memberi tahu mereka tentang kematian Nobunaga. Ia mengusulkan perdamaian dengan klan Mōri apabila mereka mau memberikan provinsi Hoki, Mimasaka dan Bitchu. Para utusan menyangka Mimasaka sudah pasti akan jatuh, serta Hoki tinggal menunggu waktu. Diminta juga bahwa Shimizu Muneharu, pemimpin puri Takamatsu, harus bunuh diri. Mōri Terumoto telah mengetahui Insiden Honnō-ji dan ingin menyerang Hideyoshi akan tetapi dihentikan karena saran dari Kobayakawa Takakage dan kedua utusan klan Mōri yang sangat dihormati.[11] Takakage dikisahkan berkata, "Memalukan bagi seorang samurai untuk berdamai ketika darah rekan-rekan kita masih belum kering di pedang-pedang mereka."

Pada tahun 1582, Takakage memindahkan puri utamanya dari Niitakayama Castle (新高山城) ke Puri Mihara menghadap ke Laut Pedalaman Seto.

Pengabdian di bawah Toyotomi Hideyoshi sunting

 
Patung Takakage di Mihara, Hiroshima.

Pada tahun 1583 ketika Hideyoshi mengalahkan Shibata Katsuie pada Pertempuran Shizugatake, klan Mōri telah bersikap netral, namun kemudian mereka meninggalkan pola pikir oportunis dan memilih untuk mendekati dan menjadi bawahan Hideyoshi. Pada saat ini Kobayakawa Takakage menawarkan anak angkatnya, Kobayakawa Hidekane, yang sebetulnya adalah adik kandungnya, untuk menjadi sandera Hideyoshi.

Setelah kejadian ini, Takakage bekerjasama secara positif dengan Hideyoshi dan pada tahun 1585 ketika Hideyoshi melancarkan Penyerbuan Shikoku ia mengalahkan Kaneko Motoie (金子元宅) dari Provinsi Iyo. Untuk jasanya, ia dianugerahi kekuasaan atas Provinsi Iyo dan pada tahun yang sama ia pindah ke Puri Yuzuki (湯築城) dand Puri Ōzu (大洲城) akan tetapi ia tetap mempertahankan Puri Mihara sebagai markasnya. Ia juga mengambil mantan sekertaris klan Kaneko, Saionji Kinmochi (西園寺公広) sebagai bawahan. Ditambah lagi, pengendalian Takakage atas Iyo adalah sangat baik, seorang misionaris Portugis, Luís Fróis, memujinya "Takakage memerintah wilayah ini dengan senyap dengan pemikiran yang mendalam yang jarang ditemui di Jepang dan hasilnya adalah tidak ada teror atau pemberontakan di wilayah Iyo".

Sejak tahun 1586 Takakage ikut serta dalam Kampanye Kyūshū Hideyoshi. Seusai kampanye tersebut, Hideyoshi menghadiahinya Provinsi Chikuzen, Provinsi Chikugo dan Provinsi Hizen di Pulau Kyūshū, yang total kekayaannya adalah 371.300 koku. Namun, Takakage mencoba menolaknya dengan mengatakan bahwa mustahil bagi ketiga klan Mōri, Kikkawa dan Kobayakawa untuk mengelola semua provinsi tersebut dengan baik karena mereka telah mendapatkan tujuh sampai delapan provinces di wilayah Chugoku sebelum ditambahi tiga provinsi di Kyūshū tersebut. Sebaliknya, Hideyoshi malah mencoba membuatnya mengelola provinsi tersebut dengan mengumumkan keputusannya atas dua provinsi tersebut secara umum. Takakage terus menolaknya dengan alasan bahwa keponakannya, Mōri Terumoto masih terlalu muda dan kakaknya, Kikkawa Motoharu telah meninggal. Ia mengusulkan untuk mengangkat pejabat pengganti di Chikuzen dan Chikugo, serta mengusulkan ia akan bergantian mengurusnya dengan Sasa Narimasa (佐々成政) setiap setengah tahun. Hideyoshi menolak pengunduran dirinya dari provinsi-provinsi tersebut, yang menjadikan hal ini suatu kesempatan bagi Takakage untuk menjadi seorang tuan mandiri di bawah pemerintahan Toyotomi.

Pada tahun 1587, bawahan Takakage, Kōno Michinao (河野通直) yang sebelumnya ia pindahkan ke Takehara meninggal. Hal ini menyebabkan permasalahan bagi Takakage dalam mengurus provinsi-provinsi di Kyūshū seorang diri. Selain itu penyebab kematian Michinao mencurigakan, ada kemungkinan ia diperintahkan untuk dibunuh oleh Hideyoshi. Karena Saionji Kinmochi (西園寺公広) juga terbunuh di saat yang sama, yaitu ketika Takakage memindahkan orang-orangnya ke Kyūshū, maka tampaknya Hideyoshi mencoba mengurangi kekuatan klan Kobayakawa melalui menghilangkan pendukung-pendukung terbaiknya. Hideyoshi memang dikenal pernah melakukan hal ini di beberapa kejadian lain.

Nama belakang (uji) Toyotomi diberikan secara serempak ke beberapa sekutu Hideyoshi, yang kemudian menerima nama barunya uji "豊臣朝臣" (Toyotomi no asomi, pelayan Toyotomi). Pada bulan July 1588, ia memberikan uji ini kepada Takakage. Dua tahun kemudian ia ikut serta dalam Pengepungan Odawara (1590) di mana ia merebut benteng Tokugawa Ieyasu, Puri Okazaki.

Pada tahun 1592 ketika Hideyoshi memerintahkan Invasi Jepang ke Korea (1592–98), Takakage menggerakkan 10.000 tentara sebagai kapten divisi ke-6 dan menyerang Provinsi Jeolla, akan tetapi ia menemui perlawanan dan gagal merebut provinsi tersebut. Ia kemudian dipindahkan ke Provinsi Gyeonggi pada tahun 1593 di mana ia bertempur pada Pertempuran Byeokjegwan bersama Tachibana Muneshige. Dalam pertempuran itu mereka menghalau bala bantuan bagi Korea dari pasukan Dinasti Ming.

Pada tahun 1594 sebuah surat dikirimkan pada para pemimpin pasukan Mōri di Korea. Surat itu ditujukan kepada Kobayakawa Takakage dari Katō Kiyomasa dan mengatakan bahwa Hideyoshi ingin memberikan keponakannya, Hashiba Hideaki (羽柴秀俊) sebagai anak angkat bagi klan Mōri. Mōri Terumoto pada sat itu berusia 40 tahun dan tidak memiliki ahli waris. Cemas bahwa ahli waris Mōri bisa jadi seseorang yang tidak memiliki darah Mōri, maka Takakage mengadopsi Hideaki sebagai anak angkatnya, sehingga namanya menjadi Kobayakawa Hideaki, bukan Mōri.

Pada tahun 1595 Takakage ditunjuk menjadi anggota Dewan Lima Tetua oleh Hideyoshi bersama dengan Ukita Hideie, Maeda Toshiie, Uesugi Kagekatsu, danTokugawa Ieyasu yang terkenal. Ia kemudian menyerahkan kekuasaannya pada anak angkatnya,Kobayakawa Hideaki lalu pensiun di Puri Mihara. Hideyoshi memberikannya wilayah kekuasaqan saat pensiun sebesar 50.150 koku. Ia juga membangun Puri Najima (名島城) di Fukuoka. Takakage meninggal dua tahun kemudian di Puri Mihara pada tanggal 26 July 1597, dan kemudian dikuburkan di Beisan Temple (Beisan-ji, 米山寺) di Nuta, Numata.

Setelah kematian Takakage, peran "Kedua Sungai Mōri" dilanjutkan oleh keponakan-keponakannya, Kikkawa Hiroie (吉川広家) dan Mōri Hidemoto (毛利秀元).

Keluarga sunting

 
Mon dari Klan Kobayakawa (Hidari mitsudomoe).
  • Ayah: Mōri Motonari (毛利元就, 1497–1571)
  • Ibu: Myōkyū (妙玖, 1499–1546) – anak perempuan Kikkawa Kunitsune (吉川国経).
    • Bapak Angkat: Kobayakawa Okikage (小早川興景, 1519–1541)
  • Saudara:
    • Kakak perempuan: namanya tidak diketahui - meninggal saat muda, dijadikan sandera oleh klan Takahashi (高橋氏) dan kemudian dibunuh.
    • Kakak laki-laki: Mōri Takamoto (毛利隆元, 1523–1563)
    • Kakak perempuan: Goryū no Tsubone (五龍局, d. 1574) – isteri Shishido Takaie (宍戸隆家).
    • Kakak laki-laki: Kikkawa Motoharu (吉川元春, 1530–1586)
    • Adik tiri: Ninomiya Naritoki (二宮就辰, 1546–1607)
    • Adik tiri: Hoida Motokiyo (穂井田元清, 1551–1597)
    • Adik tiri: Suginomori Motoaki (椙杜元秋, 1552–1585)
    • Adik tiri: Izuha Mototomo (出羽元倶, 1555–1571)
    • Adik tiri: Amano Motomasa (天野元政, 1559–1609)
    • Adik tiri: Suetsugu Motoyasu (末次元康, 1560–1601)
    • Adik tiri: Kobayakawa Hidekane (小早川秀包, 1567–1601)
  • Isteri: Puteri Toida, anak perempuan Kobayakawa Masahira (d. 1619)
  • Anak angkat:

Pengikut sunting

 
penggambaran Kobayakawa Takakage berdebat dengan tengu di Gunung Hiko.
  • Hayashi Nagayoshi (林長由, c.1560–?), anak Hayashi Narinaga yang mengabdi pada Mōri Motonari. Ia juga mengabdi pada anak angkat Takakage. Jirōuemon (郎右エ門), Tamba-no-kami (丹波守).
  • Saionji Kinmochi (西園寺公広, 1537–1588), kemungkinan dibunuh oleh Toyotomi Hideyoshi.
  • Kono Michinao (河野通直, 1564–1587), kemungkinan dibunuh oleh Toyotomi Hideyoshi. Iyo-no-kami (伊予守).
  • Murakami Kagechika (村上景親, 1558–1610)
  • Murakami Kagehiro (村上景広, 1554–1627)
  • Awaya Kagekatsu (粟屋景雄, ?–?)
  • Ikuchi Kagemori (生口景守, ?–?)
  • Isokane Kagemichi (磯兼景道, ?–?)
  • Oka Kagetada (岡景忠, ?–1630)
  • Katsura Kagenobu (桂景信, ?–?)
  • Kanehisa Kagekatsu (包久景勝, ?–?)
  • Kunishige Kageuji (國貞景氏, ?–?)
  • Shimizu Kageharu (清水景治, 1571–1649)
  • Mokake Kagetoshi (裳懸景利, ?–?)
  • Masuda Kageyoshi (益田景祥, 1577–1630)
  • Teshima Kageshige (手嶋景繁, ?–?)
  • Shirai Kagetane (白井景胤, ?–?)
  • Jinzai Kagemichi (神西景通, ?–?)

Dalam Kebudayaan Populer sunting

Lihat juga sunting

  Media terkait Kobayakawa Takakage di Wikimedia Commons

Referensi sunting

  1. ^ Hall, John Whitney (1988). The Cambridge History of Japan, Volume 4. Cambridge University Press. hlm. 831. ISBN 0521223555. 
  2. ^ Wilson, William Scott (2015). The Pocket Samurai. 
  3. ^ Sansom, George (1961). A History of Japan, 1334–1615. Stanford University Press. hlm. 234–235. ISBN 0804705259. 
  4. ^ a b Turnbull, Stephen (1998). The Samurai Sourcebook. Cassell & Co. hlm. 218, 220–221, 266–269. ISBN 1854095234. 
  5. ^ West, C.E. (2005). Seal, ed. Battle of Miyajima. 
  6. ^ Turnbull, Stephen R. (1977). The Samurai: A Military History. New York: MacMillan Publishing Co. hlm. 131–134. 
  7. ^ Turnbull, Stephen (1998). The Samurai Sourcebook. London: Cassell & Co. hlm. 213. 
  8. ^ Turnbull, Stephen (2013). The Samurai: A Military History. Routledge. hlm. 150. ISBN 1134243693. 
  9. ^ Turnbull, Stephen (2000). The Samurai Sourcebook. London: Cassell & C0. hlm. 87, 223–224, 228. ISBN 1854095234. 
  10. ^ Turnbull, Stephen (2013). Samurai Armies 1467–1649: Battle Orders. Bloomsbury Publishing. ISBN 1472800036. 
  11. ^ Rava, Giuseppe (2011). Toyotomi Hideyoshi. Bloomsbury Publishing. ISBN 1780961367.