Kloramina

Senyawa kimia

Kloramina adalah derivat amonia yang disubstitusi satu, dua atau tiga atom hidrogennya dengan atom klor: monokloramina (kloramina, NH2Cl), dikloramina (NHCl2), dan nitrogen triklorida (NCl3).[2] Istilah kloramina juga merujuk kepada keluarga senyawa organik dengan rumus R2NCl dan RNCl2 (dengan R adalah suatu gugus organik).

Kloramina
Stereo, rumus kerangka kloramina dengan semua hidrogen ditampilkan
Model ruang terisi kloramina
Nama
Nama lain
Penanda
3DMet {{{3DMet}}}
ChEMBL
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
Sifat
NH2Cl
Massa molar 51,476 g mol−1
Penampilan Gas tak berwarna
Titik lebur −66 °C
Keasaman (pKa) 14
Kebasaan (pKb) 15
Senyawa terkait
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Monokloramina (kloramina) adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus NH2Cl. Ini adalah cairan tak berwarna dan tak stabil pada titik leburnya −66 °C (−87 °F), tetapi ini biasanya ditangani sebagai larutan encer dalam air, yang dalam bentuk ini kadang-kadang digunakan sebagai disinfektan. Titik didih kloramina adalah 24 °C (75 °F). Kloramina tidak tergolong sebagai karsinogen pada manusia.[3]

Biaya grosir di negara berkembang adalah sekitar 13,80 sampai 18,41 dolar A.S. per 500 gram pada tahun 2014.[4]

Pengolahan air sunting

Kloramina digunakan sebagai disinfektan untuk air karena tidak seagresif klor dan lebih stabil terhadap cahaya daripada hipoklorit.[5]

Disinfeksi air minum sunting

NH2Cl umum digunakan dalam konsentrasi rendah sebagai disinfektan sekunder pada sistem distribusi air kota sebagai alternatif untuk klorinasi. Aplikasi ini semakin meningkat. Klorin (dalam istilah pengolahan air disebut sebagai klorin bebas) digantikan oleh kloramina—lebih spesifiknya adalah monokloramina—yang jauh lebih stabil dan tidak menghilang secepat klorin bebas. NH2Cl juga memiliki kecenderungan yang lebih rendah daripada klorin bebas, meski tetap ada, dalam hal mengubah bahan organik menjadi klorokarbon seperti kloroform dan karbon tetraklorida. Senyawa tersebut telah diidentifikasi sebagai karsinogen dan pada tahun 1979 United States Environmental Protection Agency mulai mengatur kadarnya dalam air minum A.S.[6]

Beberapa produk sampingan yang tidak diatur dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar daripada bahan kimia yang diatur.[7]

Penambahan kloramina ke dalam suplai air dapat meningkatkan paparan timbal dalam air minum (Plumbosolvency), terutama di daerah perumahan tua; paparan ini dapat menyebabkan peningkatan kadar timbal dalam aliran darah, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.[8]

Disinfeksi kolam renang sunting

Dalam kolam renang, kloramina terbentuk melalui reaksi klorin bebas dengan zat organik, seperti urin dan keringat. Kloramina, dibanding dengan klorin, keduanya adalah disinfektan yang kurang efektif dan, jika tidak dikelola dengan tepat, lebih mengiritasi mata para perenang. Kloramina juga bertanggung jawab terhadap laporan aroma "klorin" kolam renang.[9][10] Beberapa modul pengujian kolam yang dirancang untuk digunakan oleh pemilik tidak mampu membedakan klorin bebas dan kloramina, yang dapat dapat menyesatkan dan menyebabkan pengukuran tingkat kloramina dalam air kolam tidak optimal.[11] Terdapat pula bukti bahwa paparan kloramina dapat memberi kontribusi pada masalah pernapasan, termasuk asma, di kalangan perenang.[12] Masalah pernapasan terkait paparan kloramina adalah umum dan merupakan prevalensi di kalangan perenang profesional.[13]

Keselamatan sunting

Standar mutu air minum EPA Amerika Serikat membatasi konsentrasi kloramina untuk sistem air publik sebesar 4 ppm berdasarkan rata-rata aliran tahunan seluruh sampel pada sistem distribusi. Dalam rangka memenuhi batas peraturan EPA pada produk sampingan disinfeksi terhalogenasi, banyak utilitas beralih dari klorinasi menjadi kloraminasi. Sementara kloraminasi menghasilkan produk samping terhalogenasi terdaftar yang lebih sedikit, ia dapat menghasilkan konsentrasi produk samping teriodinasi dan N-nitrosodimetilamina lebih banyak.[14][15] Baik produk samping disinfeksi teriodinasi dan N-nitrosodimetilamina keduanya menunjukkan genotoksisitas.[15]

Sintesis dan reaksi kimia sunting

NH2Cl adalah senyawa yang sangat tidak stabil dalam bentuk pekatnya. NH2Cl murni terdekomposisi hebat pada suhu di atas −40 °C (−40 °F).[16] Kloramina gas pada tekanan rendah dan larutan encer kloramina dalam air sedikit lebih stabil. Kloramina mudah larut dalam air dan eter, tetapi kurang larut dalam kloroform dan karbon tetraklorida.[5]

Produksi sunting

Sebagai larutan encer dalam air, kloramina dibuat melalui reaksi antara amonia dengan natrium hipoklorit:[5]

 

Ini juga merupakan tahap pertama sintesis hidrazin Raschig. Reaksi harus dilakukan dalam suasana sedikit basa (pH 8.5–11). Asam hipoklorit (HOCl) bertindak selaku zat pengklorinasi dalam reaksi ini, yang harus dihasilkan melalui protonasi hipoklorit, dan kemudian bereaksi dalam suatu substitusi nukleofilik gugus hidroksil terhadap gugus amino. Reaksi paling cepat beralangsung pada pH di sekitar 8. Pada pH yang lebih tinggi, konsentrasi asam hipoklorit lebih rendah, sedangkan pada pH yang lebih rendah amonia terprotonasi membentuk ion amonium NH, yang tidak mengalami reaksi lebih lanjut.

Larutan kloramina dapat dipekatkan dengan distilasi vakum dan melewatkan uapnya melalui kalium karbonat yang akan menyerap air. Kloramina dapat diekstraksi menggunakan eter.

Kloramina gas dapat diperoleh dari reaksi antara amonia gas dengan gas klor (yang diencerkan dengan gas nitrogen):

 

Kloramina murni dapat dibuat dengan melewatkan fluoramina melalui kalsium klorida:

 

Dekomposisi sunting

Ikatan kovalen N−Cl bonds kloramina mudah terhidrolisis dengan membebaskan asam hipoklorit:[17]

 

Tetapan hidrolisis kuantitatif (K) digunakan untuk menyatakan daya bakterisida kloramina, yang bergantung pada tingkat menghasilkan asam hipoklorit dalam air. Ia dinyatakan dengan persamaan berikut, dan umumnya berada pada kisaran 10−4 sampai 10−10 (2,8×10−10 untuk monokloramina):

 

Dalam larutan akuatik, kloramina terdekomposisi lambat menjadi dinitrogen dan amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit basa (pH ≤ 11):

 

Namun, hanya beberapa persen dari larutan kloramina 0,1 M dalam air terdekomposisi, sesuai rumus, dalam beberapa minggu. Pada pH di atas 11, terjadi reaksi lambat dengan ion hidroksida sebagai berikut:

 

Dalam suasana asam pada pH sekitar 4, kloramina terdisproporsionasi menjadi bentuk dikloroamina, yang pada gilirannya terdisproporsionasi kembali pada pH di bawah 3 membentuk nitrogen triklorida:

 
 

Pada pH rendah, nitrogen triklorida mendominasi dan pada pH 3–5 dikloroamina yang mendominasi. Kesetimbangan ini diganggu oleh dekomposisi tak dapat balik dari kedua senyawa:

 

Reaksi sunting

Dalam air, kloramina berada dalam kondisi pH netral. Ia adalah oksidator (larutan asam: E° = −1.48 V, dalam larutan basa E° = −0.81 V):[5]

 

Reaksi kloramina termasuk substitusi radikal, nukleofilik, dan elektrofilik klorin, substitusi elektrofilik hidrogen, dan adisi oksidatif.

Kloramina dapat, seperti asam hipoklorit, mendonorkan klorin bermuatan positif dalam reaksi dengan nukleofil (Nu):

 

Contoh reaksi klorinasi meliputi transformasi menjadi dikloroamina dan nitrogen triklorida dalam suasana asam, seperti dijelaskan pada bagian dekomposisi

Kloramina juga dapat mengaminasi nukleofil (aminasi elektrofilik):

 

Aminasi amonia dengan kloramina membentuk hidrazin adalah contoh mekanisme ini (proses Raschig):

 

Kloramina mengaminasi elektrofilik dirinya sendiri dalam suasana netral dan basa untuk memulai dekomposisinya:

 

Klorohidrazin (N
2
H
3
Cl) yang terbentuk selama swa-dekomposisi adalah tak stabil dan terdekomposisi sendiri, yang menyebabkan reaksi dekomposisi bersih sebagai berikut:

 

Monokloramina mengoksidasi sulfhidril dan disulfida dengan cara yang sama seperti asam hipoklorit,[18] tetapi hanya memiliki efek biosida sebesar 0,4% dari HClO.[19]

Penghilangan dari air sunting

Kloramina harus dihilangkan dari air untuk aplikasi dialisis, akuarium, hidroponik, dan bir homebrewing. Kloramina dapat mengganggu dialisis, dapat mencederai hewan akuatik, dan dapat memberi rasa obat pada bir homebrewing melalui pembentukan klorofenol. Pada aplikasi hidroponik, kloramina dapat menghambat pertumbuhan tanaman.[20]

Ketika digunakan proses kimia atau biologi yang dapat mengubah kimia kloramina, ia akan mengalami deklorinasi reduktif. Teknik lain adalah menggunakan metode fisika—bukan kimia—untuk menghilangkan kloramina.[21]

Dialisis sunting

Kloramina harus dihilangkan dari air sebelum digunakan dalam mesin dialisis ginjal, karena ia akan kontak langsung dengan aliran darah melalui suatu membran permeabel. Namun, pasien cuci darah dapat tetap minum air yang diberi perlakuan kloramina dengan aman, karena kloramina dinetralisir oleh proses penceranan.[22]

Sinar ultraviolet sunting

Penggunaan sinar ultraviolet untuk penghilangan klor atau kloramina adalah teknologi yang mapan yang telah diterima luas di kalangan farmasi, minuman, dan aplikasi dialisis.[23] UV juga digunakan untuk disinfeksi fasilitas akuatik.

Superklorinasi sunting

Kloramina dapat dihilangkan dari air keran melalui pengolahan dengan superklorinasi (10 ppm atau lebih klorin bebas, seperti dari dosis pemutih natrium hipoklorit atau disinfektan kolam) sementara pH dijaga di sekitar 7 (seperti memberi dosis asam hidroklorat). Asam hipoklorit dari klorin bebas mengusir amonia dari kloramina, dan amonia keluar dalam bentuk gas dari permukaan air. Proses ini memakan waktu sekitar 24 jam untuk konsentrasi air keran normal, sekitar beberapa ppm kloramina. Residu klorin bebas dapat dihilangkan dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 4 jam.[butuh rujukan]

Asam askorbat dan natrium askorbat sunting

Asam askorbat (vitamin C) dan natrium askorbat menetralisir baik klor maupun kloramin, tetapi terdegradasi dalam satu atau dua hari, sehingga hanya bisa digunakan untuk aplikasi jangka pendek. SFPUC menentukan bahwa tablet vitamin C 1000 mg, yang digerus dan dicampur dengan air bak, dapat menghilangkan kloramina secara total dalam bak mandi ukuran sedang tanpa menekan pH secara signifikan.[24]

Karbon aktif sunting

Karbon aktif telah digunakan untuk menghilangkan kloramina jauh sebelum tersedianya karbon katalitik; karbon aktif standar memerlukan waktu kontak yang sangat lama, yang artinya diperlukan karbon yang sangat banyak. Untuk penghilangan total, dapat diperlukan sampai dengan empat kali waktu kontak dengan karbon katalitik.

Sebagian besar unit dialisis saat ini bergantung pada saringan karbon aktif granular (granular activated carbon GAC), yang dua di antaranya disusun berseri sehingga kelolosan kloramina dapat dideteksi setelah saringan pertama, sebelum saringan kedua gagal.[25] Selain itu, injeksi natrium metabisulfit dapat digunakan dalam kondisi tertentu.[26][perlu rujukan lengkap]

Natrium tiosulfat sunting

Natrium tiosulfat digunakan untuk mendeklorinasi air keran untuk akuarium atau memberi perlakuan efluen dari pengolahan air limbah sebelum dilepas ke sungai. Reaksi reduksinya analog dengan reaksi reduksi iodium. Perlakuan air keran membutuhkan antara 0,1 dan 0,3 gram natrium tiosulfat pentahidrat (kristal) per 10 L air. Banyak hewan sensitif terhadap kloramina, dan harus dihilangkan dari air yang diberikan ke banyak hewan di kebun binatang.

Metode lainnya sunting

Kloramina, seperti klorin, bisa dihilangkan dengan cara merebus dan mendiamkannya. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan kloramina jauh lebih lama daripada klorin. Waktu yang diperlukan untuk menghilangkan setengah kloramina (waktu paruh) dari 10 galon AS (38 L) air dengan cara merebus adalah 26,6 jam, sedangkan waktu paruh klorin bebas dalam 10 galon air mendidih hanya 1,8 jam.[27]

Kloramina organik sunting

Berbagai kloramina organik dikenal dan terbukti berguna dalam sintesis organik. Contohnya termasuk N-kloromorfolina (ClN(CH2CH2)2O), N-kloropiperidina, dan N-kloroquinuklidinium klorida.[28]

Reduksi kloramina organik sunting

Kloramina sering merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dari reaksi oksidasi senyawa organik (yang mempunyai gugus amino) dengan pemutih. Reduksi kembali kloramina menjadi amina dapat dilakukan melalui donor hidrida ringan. Natrium borohidrida akan mereduksi kloramina, namun reaksi ini sangat meningkat dengan katalisis asam.[butuh rujukan]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c "Chloramine", PubChem Compound Database, National Center for Biotechnology Information, diakses tanggal July 19, 2017  .
  2. ^ Clause 2.4 Chloramines (definition), ISO 7393-2:1985, Water quality — Determination of free chlorine and total chlorine — Part 2: Colorimetric method using N,N-diethyl-1,4-phenylenediamine, for routine control purposes
  3. ^ Chloramine, IARC MONOGRAPHS VOLUME 84
  4. ^ "Chloramine". International Drug Price Indicator Guide. Diakses tanggal 8 December 2016. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ a b c d Hammerl, Anton; Klapötke, Thomas M. (2005), "Nitrogen: Inorganic Chemistry", Encyclopedia of Inorganic Chemistry (edisi ke-2nd), Wiley, hlm. 55–58 
  6. ^ http://www.epa.gov/fedrgstr/EPA-WATER/2006/January/Day-04/w03.pdf
  7. ^ Stuart W. Krasner (2009-10-13). "The formation and control of emerging disinfection by-products of health concern". 367 (1904). Philosophical Transactions of the Royal Society: 4077–95. doi:10.1098/rsta.2009.0108. 
  8. ^ Marie Lynn Miranda; et al. (February 2007). "Changes in Blood Lead Levels Associated with Use of Chloramines in Water Treatment Systems". Environmental Health Perspectives. 115 (2): 221–5. doi:10.1289/ehp.9432. PMC 1817676 . PMID 17384768. 
  9. ^ Donegan, Fran J.; David Short (2011). Pools and Spas. Upper Saddle River, New Jersey: Creative Homeowner. ISBN 978-1-58011-533-9. 
  10. ^ "Controlling Chloramines in Indoor Swimming Pools". NSW Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-03. Diakses tanggal 2013-02-15. 
  11. ^ Hale, Chris (20 April 2016). "Pool Service Information". Into The Blue Pools. Diakses tanggal 22 April 2016. 
  12. ^ Bougault, Valérie; et al. (2009). "The Respiratory Health of Swimmers". Sports Medicine. 39 (4): 295–312. doi:10.2165/00007256-200939040-00003. 
  13. ^ "The determinants of prevalence of health complaints among young competitive swimmers". International Archives of Occupational and Environmental Health. 80 (1): 32–39. 2006-10-01. doi:10.1007/s00420-006-0100-0. [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ Krasner, Stuart W.; Weinberg, Howard S.; Richardson, Susan D.; Pastor, Salvador J.; Chinn, Russell; Sclimenti, Michael J.; Onstad, Gretchen D.; Thruston, Alfred D. (2006). "Occurrence of a New Generation of Disinfection Byproducts". Environmental Science & Technology. 40 (23): 7175–7185. doi:10.1021/es060353j. 
  15. ^ a b Richardson, Susan D.; Plewa, Michael J.; Wagner, Elizabeth D.; Schoeny, Rita; DeMarini, David M. (2007). "Occurrence, genotoxicity, and carcinogenicity of regulated and emerging disinfection by-products in drinking water: A review and roadmap for research". Mutation Research/Reviews in Mutation Research. 636 (1–3): 178–242. doi:10.1016/j.mrrev.2007.09.001. PMID 17980649. 
  16. ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E. (2001), Inorganic Chemistry, San Diego: Academic Press, ISBN 0-12-352651-5 .
  17. ^ Ura, Yasukazu; Sakata, Gozyo (2007). "Chloroamines". Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry (edisi ke-7th). Wiley. hlm. 5. 
  18. ^ Jacangelo, J. G.; Olivieri, V. P.; Kawata, K. (1987). "Oxidation of sulfhydryl groups by monochloramine". Water Res. 21: 1339–1344. 
  19. ^ Morris, J. C. (1966). "Future of chlorination". J. Am. Water Works Assoc. 58: 1475–1482. 
  20. ^ Date, S.; Terabayashi, S.; Kobayashi, Y.; Fujime, Y. (2005), "Effects of chloramines concentration in nutrient solution and exposure time on plant growth in hydroponically cultured lettuce", Scientia Horticulturae, 103 (3): 257–265, doi:10.1016/j.scienta.2004.06.019 
  21. ^ KOMPUTER, UNIVERSITAS SAINS & TEKNOLOGI. "Kloramina" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-17. 
  22. ^ Hakim, Nadey (2009). Artificial Organs. London: Springer-Verlag. hlm. 51. ISBN 9781848822818. Diakses tanggal 2014-06-14. Water that contains chloramine is safe for people to drink, bathe, and cook in because the digestive process neutralizes it. Chloramine can, however, easily harm patients if it enters the blood stream during the dialysis process causing hemolytic anemia. 
  23. ^ Adelstein, Ben (2010-10-13). "Considering UV technology in water bottling". Watertechonline.com. Diakses tanggal 2013-11-23. 
  24. ^ "Questions Regarding Chlorine and Chloramine Removal From Water (Updated June 2013)". San Francisco Public Utilities Commission. Diakses tanggal 2013-11-23. 
  25. ^ Ward, D. M. (Oct 1996). "Chloramine removal from water used in hemodialysis". Adv. Ren. Replace Ther. 3 (4): 337–347. PMID 8914698. 
  26. ^ Handbook of Dialysis, page 81
  27. ^ "Experiments in Removing Chlorine and Chloramine From Brewing Water" (PDF). 1998-11-03. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-11-10. Diakses tanggal 2013-11-23. 
  28. ^ (1989) "4-Chlorination of Electron-Rich Benzenoid Compounds: 2,4-Dichloromethoxybenzene". Org. Synth. 67; Coll. Vol. 8: 167. 

Pranala luar sunting