Keshogunan Kamakura

Pemerintahan militer feodal Jepang selama periode Kamakura (1192-1333)

Keshogunan Kamakura (鎌倉幕府, Kamakura bakufu) adalah pemerintahan militer oleh samurai yang didirikan Minamoto no Yoritomo di Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Kamakura disebut zaman Kamakura yang berlangsung sekitar 140 tahun. Keshogunan Kamakura berakhir setelah Nitta Yoshisada menghancurkan klan Hōjō.

Keshogunan Kamakura

鎌倉幕府
Kamakura bakufu
1192–1333
Peta
Ibu kotaHeian-kyō
(Istana Kaisar)
Kamakura
(Kediaman Shogun)
Bahasa yang umum digunakanBahasa Jepang Abad Pertengahan Akhir
Agama
PemerintahanDiarki[a] kediktatoran militer feodal herditer[3]
serta di bawah kabupaten herditer[5]
Kaisar 
• 1183–1198
Go-Toba
• 1318–1339
Go-Daigo
Shōgun 
• 1192–1199
Minamoto no Yoritomo
• 1308–1333
Pangeran Morikuni
Shikken 
• 1199–1205
Hōjō Tokimasa
• 1326–1333
Hōjō Moritoki
Sejarah 
• Minamoto no Yoritomo ditunjuk menjadi shogun
21 Agustus[6] 1192
25 April 1185
• Kabupaten Hōjō didirikan
1203
18 Mei 1333
Mata uangRyō
Didahului oleh
Digantikan oleh
Zaman Heian
Restorasi Kenmu
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Dulunya dalam buku sejarah Jepang ditulis bahwa Keshogunan Kamakura dimulai sejak tahun 1192 ketika Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai Seii Taishōgun, tetapi secara de facto Yoritomo sudah berkuasa dan memiliki lembaga pemerintahan sebelum 1192. Keshogunan Kamakura juga bukan pemerintahan militer oleh kalangan samurai yang pertama di Jepang, karena sebelumnya sudah dikenal Pemerintahan klan Taira.

Pemerintahan atau kantor shogun disebut "bakufu" (幕府, secara harafiah, pemerintahan di tenda) atau "Keshogunan". Sistem politik yang disebut keshogunan (bakufu) terus bertahan hingga Keshogunan Muromachi (Muromachi Bakufu) dan Keshogunan Edo (Edo Bakufu). Dalam literatur klasik Azuma Kagami, istilah bakufu hanya digunakan untuk rumah kediaman shogun, dan tidak digunakan untuk menyebut pemerintah pusat oleh kalangan militer. Istilah "bakufu" untuk menyebut pemerintahan kalangan samurai pertama kali digunakan sejarawan di zaman Edo. Kalangan samurai biasanya menyebut pemerintahan Kamakura sebagai Kamakura-dono (Yang Dipertuan Kamakura).

Masa pembentukan sunting

 
Patung kayu Kongorikishi ini dibuat pada masa Keshogunan Kamakura pada abad ke-14 di Jepang. Awalnya menjaga gerbang ke Ebara-dera, sebuah kuil di Sakai, Osaka.

Di akhir zaman Heian sebenarnya sudah ada Pemerintahan klan Taira di bawah pimpinan Taira no Kiyomori namun tidak disukai rakyat dan ditentang banyak pihak. Perlawanan terhadap klan Taira dimulai sejak Persekongkolan Shishigatani dan secara resmi dipimpin putra mantan Kaisar Go-Shirakawa, Pangeran Mochihito yang langsung tewas dibunuh. Peristiwa ini menyebabkan bangkitnya kekuatan perlawanan terhadap klan Taira di seluruh Jepang.[butuh rujukan]

Minamoto no Yoritomo yang sedang diasingkan di Izu ikut mengangkat senjata, tetapi ditaklukkan dalam Pertempuran Ishibashiyama. Dari tempat pelarian di Awa, Yoritomo memimpin perjalanan panjang melewati Provinsi Kazusa dan Provinsi Shimousa. Di tengah perjalanan, Yoritomo mendapat dukungan dari klan Taira Bandō yang merupakan percabangan klan Taira di wilayah Kanto. Setelah menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan, Yoritomo mendirikan markas di Kamakura yang dulunya pernah menjadi pusat kekuatan para pendahulu klan Minamoto. Lembaga pemerintahan seperti Samurai Dokoro didirikan untuk mempersatukan berbagai kelompok samurai di wilayah Kanto, sedangkan Yoritomo mendapat sebutan Kamakura-dono (Yang Dipertuan Kamakura). Setelah memenangkan Pertempuran Fujigawa dan mendapat dukungan kelompok samurai wilayah Kanto, Yoritomo memulai pemerintahan di wilayah Kanto.[butuh rujukan]

Setelah klan Taira diusir dari Kyoto oleh Minamoto no Yoshinaka pada bulan Juli 1183, Yoshinaka dan pengikutnya mendukung Pangeran Hokuriku untuk naik tahta sebagai kaisar. Sementara itu, pasukan Yoshinaka bertindak kejam terhadap warga kota Kyoto. Perkembangan situasi membuat mantan Kaisar Go-Shirakawa mengundang Yoritomo untuk menguasai Kyoto. Sebagai jawaban, Yoritomo menuntut agar kepemilikan tanah sistem manorialisme di wilayah Tōkaidō, Tōsandō, dan Hokurikudō dikembalikan ke sistem lama yang disebut Kokushi. Sebagai penghormatan terhadap Yoshinaka, permintaan tersebut sedikit dilonggarkan dengan tidak memasukkan wilayah Hokurikudō yang dimiliki Yoshinaka. Permintaan tersebut disetujui dan secara de facto, Yoritomo menjadi penguasa wilayah sebelah timur Jepang.[butuh rujukan]

Pada tahun 1184, Yoritomo mendirikan lembaga pemerintahan, seperti kantor administrasi bernama Kumonjo (kemudian berganti nama menjadi Mondokoro), dan kantor peradilan yang disebut Monchūjo. Sementara itu, Yoritomo mengutus adik-adiknya, Minamoto no Noriyori dan Minamoto no Yoshitsune untuk menghancurkan sisa-sisa klan Taira. Dalam Pertempuran Dan no Ura, klan Taira dihancurkan dan sekaligus mengakhiri perang saudara yang berlangsung selama 6 tahun.[butuh rujukan]

Masih pada tahun yang sama (1184), Yoritomo menerima mandat dari mantan Kaisar Go-Shirakawa untuk menyingkirkan Yoshitsune dan Minamoto no Yukiie dengan alasan telah melanggar aturan pemerintah Yoritomo. Dalam usaha menangkap Yoshitsune dan Yukiie, Yoritomo diberi mandat untuk memberhentikan serta mengangkat Jitō dan Shugo yang bertugas memungut pajak berupa beras untuk perbekalan militer dan sebagai pejabat di kantor pemerintah lokal. Berdasarkan mandat tersebut, Yoritomo berkuasa atas kekuatan militer serta kepolisian di seluruh negeri, dan sekaligus menandai berdirinya pemerintahan Keshogunan Kamakura yang menguasai seluruh Jepang. Walaupun demikian, pemerintah Yoritomo baru menguasai seluruh wilayah Jepang bagian timur setelah menghancurkan klan Ōshū Fujiwara dalam Pertempuran Ōshū 1189.[butuh rujukan]

Pada tahun 1190, Yoritomo ditunjuk sebagai panglima tertinggi kekuatan militer (Ukone no Daishō) dan berbagai jabatan tinggi lainnya dalam pemerintahan, tetapi segera mengundurkan diri. Ambisi Yoritomo adalah diangkat menjadi Seii Taishōgun dan terlaksana setelah penentangnya, mantan Kaisar Go-Shirakawa wafat pada tahun 1192. Pengangkatan Yoritomo sebagai shogun juga sering digunakan untuk menandai berdirinya Keshogunan Kamakura.[butuh rujukan]

Puncak kejayaan sunting

Setelah Yoritomo meninggal secara mendadak di bulan Februari 1199, jabatan shogun diteruskan oleh putra pewarisnya yang bernama Minamoto no Yoriie. Sewaktu diangkat sebagai shogun, Yoriie masih berusia 18 tahun dan pihak keshogunan menganggapnya belum mampu mengendalikan pemerintahan. Sebagai wakil Yoriie, pemerintah dijalankan Dewan 13 Gokenin yang sebagian besar anggotanya berasal dari klan Hōjō yang merupakan kerabat Yoriie dari pihak ibu (Hōjō Masako). Pasangan bapak-anak Hōjō Tokimasa dan Hōjō Yoshitoki satu per satu menyingkirkan Gokenin yang berpengaruh, termasuk Kajiwara Kagetoki pada tahun 1200, dan Hiki Yoshikazu beserta anggota keluarganya pada tahun 1203.[butuh rujukan]

Pada tahun 1203, Yoriie sakit keras dan kakek dari pihak ibu, Tokimasa mengirimnya ke Provinsi Izu dan dikenakan tahanan rumah (diasingkan). Setelah mengangkat adik Yoriie, Minamoto no Sanetomo sebagai shogun berikutnya dan penguasa Kamakura, Tokimasa membunuh Yoriie pada tahun 1204. Selanjutnya, Tokimasa diangkat sebagai pejabat Shikken yang bertugas sebagai pendamping shogun, dan pada praktiknya sebagai pemegang kendali kekuasaan. Pada tahun berikutnya (1205), Tokimasa berusaha menjadikan menantunya, Hiraga Tomomasa sebagai shogun, sehingga musuh Tomomasa yang bernama Hatakeyama Shigetada dibunuh. Selanjutnya, Tokimasa berusaha menyingkirkan Sanetomo, tetapi tindakan ini ditentang oleh putra-putrinya sendiri, Hōjō Yoshitoki dan Hōjō Masako (ibu Sanetomo). Dengan dukungan Gokenin yang berpengaruh, Tokimasa dipaksa untuk mengundurkan diri dari dunia politik, sedangkan Hiraga Tomomasa dibunuh.[butuh rujukan]

Hōjō Yoshitoki diangkat sebagai pejabat shikken berikutnya. Pada masa jabatannya, kekuasaan klan Hōjō menjadi semakin kokoh, tetapi mendapat musuh baru, yakni Wada Yoshimori (kepala Samurai Dokoro) dan pengikutnya. Sesuai dengan rencana Yoshitoki, Wada Yoshimori beserta keluarganya dihabisi dalam Pertempuran Wada tahun 1213. Setelah itu, pemerintah Keshogunan Kamakura terus dirongrong pemberontakan, dan berpuncak pada terbunuhnya shogun ke-3 Minamoto no Sanetomo. Garis keturunan utama Minamoto no Yoritomo terputus dengan tewasnya Sanetomo. Pihak Keshogunan Kamakura meminta bantuan kaisar untuk menunjuk salah seorang pangeran sebagai shogun. Permintaan tersebut ditolak mantan kaisar Go-Toba, sehingga kerabat jauh Yoritomo dari keluarga Sekkan (aristokrat) yang masih kanak-kanak, Fujiwara no Yoritsune diangkat sebagai shogun baru. Yoritsune dan dua generasi shogun berikutnya disebut Sekke Shogun (shogun dari kalangan aristokrat), sedangkan pada praktiknya, pemerintahan tetap berada di tangan klan Hōjō.[butuh rujukan]

Perang Jōkyū sunting

Keshogunan Kamakura dianggap mantan Kaisar Go-Toba sebagai penghalang dalam menjalankan kekuasaan politiknya. Kekacauan di Kamakura yang mengikuti tewasnya shogun Sanetomo dianggap sebagai tanda keshogunan mulai melemah, dan merupakan kesempatan bagi Mantan Kaisar Go-Toba untuk menggulingkan Keshogunan Kamakura. Pada tahun 1221, mantan Kaisar Go-Toba mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan Hōjō Yoshitoki. Di luar perkiraan mantan Kaisar Go-Toba, Keshogunan Kamakura memiliki basis pendukung yang kuat dari kalangan Gokenin. Dalam perang yang berlangsung sekitar singkat, Keshogunan Kamakura berhasil menghancurkan pasukan kekaisaran dalam waktu dua bulan.[butuh rujukan]

Seusai perang, Keshogunan Kamakura memutuskan hukuman pengasingan bagi mantan Kaisar Go-Toba dan seluruh anggota keluarga, membantu Kaisar Chūkyō naik tahta, dan menjatuhkan hukuman mati bagi samurai dan bangsawan dari pihak istana yang mendukung mantan Kaisar Go-Toba. Rakyat terkejut dengan keputusan keshogunan untuk mengasingkan mantan kaisar, kaisar, dan sejumlah pejabat menteri. Pandangan rakyat berubah akibat keputusan yang diambil keshogunan, dan tidak lagi memandang kaisar berkedudukan lebih tinggi dari kalangan samurai. Selanjutnya, Keshogunan Kamakura mendirikan kantor Rokuhara Tandai di Kyoto untuk mengawasi gerak-gerik pihak istana kekaisaran.[butuh rujukan]

Pemerintahan Shikken sunting

Keshogunan Kamakura secara berturut-turut ditinggalkan para pendirinya. Hōjō Yoshitoki wafat tahun 1224, diikuti Hōjō Masako serta Ōe Hiromoto yang wafat tahun 1225. Jabatan shikken selanjutnya dijabat putra Yoshitoki yang bernama Hōjō Yasutoki. Agar pergantian kekuasaan shikken bebas kekacauan, Yasutoki menciptakan jabatan Rensho yang bertugas sebagai pendamping shikken. Kakek Yasutoki yang bernama Hōjō Tokifusa diangkat sebagai pejabat Rensho yang pertama. Selain itu, Yasutoki meletakkan dasar-dasar kepemimpinan kolektif dengan membentuk lembaga Hyōjōshū yang bertugas memberi pertimbangan atas keputusan politik pemerintah.[butuh rujukan]

Kasus peradilan agraria yang semakin bertambah seusai Perang Jōkyū membuat Yasutoki merasa perlu menetapkan prosedur peradilan yang jelas. Prosedur peradilan ditetapkan Yasutoki menurut kitab hukum Goseibai Shikimoku yang mudah dimengerti dan diterapkan. Keshogunan Muromachi juga terus menggunakan kitab Goseibai Shikimoku sebagai dasar hukum. Berkat bakat kepemimpinan dan berbagai kebijakan politiknya, Yasutoki berhasil meletakkan dasar-dasar pemerintahan oleh pejabat shikken.[butuh rujukan]

Yasutoki mewariskan jabatan shikken kepada cucunya, Hōjō Tokiyori yang sangat menaruh perhatian pada bidang hukum. Pada tahun 1249, Tokiyori mendirikan lembaga pengadilan tinggi yang disebut Hikitsuke untuk menciptakan proses peradilan yang lebih adil. Faksi yang dipimpin shogun sebelumnya, Minamoto no Yoritsune bersama Nagoshi no Mitsutoki diusir karena berencana menyingkirkan Tokiyori pada tahun 1246. Pejabat Gokenin yang berpengaruh, Miura Yasumura beserta keluarganya juga dibunuh pada tahun 1247. Shogun Fujiwara Yoritsugu disingkirkan pada tahun 1252 karena berkomplot melawan pemerintah keshogunan, dan sebagai penggantinya Pangeran Munetaka diangkat sebagai shogun baru.[butuh rujukan]

Pangeran Munetaka merupakan shogun pertama dari kalangan pangeran (Miyashōgun) yang tidak turut serta dalam pemerintahan. Keberadaan shogun pangeran membuat klan Hōjō semakin berkuasa, dan kendali pemerintahan berpusat pada garis keturunan utama klan Hōjō. Setelah Tokiyori jatuh sakit, jabatan shikken diwariskan kepada Hōjō Nagatoki yang berasal dari percabangan klan Hōjō, tetapi kendali pemerintahan tetap tidak terlepas dari klan Hōjō. Pada waktu itu, istilah Tokuso digunakan untuk menyebut garis keturunan utama klan Hōjō yang memimpin pemerintahan tirani selama 9 generasi.[butuh rujukan]

Catatan sunting

  1. ^ Kekuatan sipil di Kyoto dan kekuatan militer di Kamakura berbagi kekuasaan untuk mengatur negara.[4]

Referensi sunting

Sitasi sunting

  1. ^ Naofusa Hirai. "Shinto § The encounter with Buddhism". britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  2. ^ "Buddhism § Korea and Japan". britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  3. ^ a b c d "Kamakura period | Japanese history". britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  4. ^ "Japan § Medieval Japan". britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  5. ^ John A. Harrison. "Hōjō Family | Japanese family". britannica.com. Encyclopædia Britannica, Inc. Diakses tanggal 2020-10-22. 
  6. ^ "First Shogunate in Japan". nationalgeographic.org. National Geographic Society. 6 April 2020. Diakses tanggal 2020-10-21. 

Daftar Pustaka sunting

  • Azuma Kagami
  • Kamakura Nendai-ki
  • Hōjō Kūdai-ki
  • Tanaka Takashi. Kyōyō Nihonshi (教養日本史). Ise: Seiseikikaku, 1997.

Pranala luar sunting