Kereta api Cianjuran

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Cianjuran adalah rangkaian kereta api kelas bisnis dua rangkaian yang ditarik oleh sebuah lokomotif BB 301 atau BB 304.

Kereta api Cianjuran
Kereta api Cianjuran melintasi jalan raya di Padalarang
Informasi umum
Jenis layananKereta api jarak pendek
StatusTidak Beroperasi
Daerah operasiPT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung
Terakhir beroperasi25 April 2013
Lintas pelayanan
Jumlah pemberhentian10
Pelayanan penumpang
KelasBisnis
Pengaturan tempat duduk? (kemungkinan 64 kursi yang disusun 2-2)
Fasilitas restorasiTidak Ada
Teknis sarana dan prasarana
Nomor pada jadwal327-328
Peta rute
Kereta api Cianjuran
Ke Sukabumi
Lampegan
Cianjur
Maleber
Selajambe
Ciranjang
Cipeuyeum
Rajamandala
Cipatat
Tagogapu
Padalarang
Cimahi
Ciroyom
Ke Bandung

Kereta api ini melewati beberapa stasiun kecil, di antaranya Tagogapu, Cipatat, Rajamandala, Cipeuyeum, Ciranjang, Selajambe, Tipar, Maleber. Dalam perjalanannya rangkaian kereta ini harus melalui kontur berat menanjak, seperti di Rajamandala - Tagogapu - Cipatat. Masyarakat lokal banyak yang menjuluki kereta api ini dengan nama "Argo Peuyeum", sebab banyak digunakan penumpangnya untuk mengangkut peuyeum (tape) dari daerah Cipeuyeum, Ciranjang, dan Cipatat ke Bandung.

Kereta bisnis ini berangkat dari Stasiun Cianjur setiap hari menuju Stasiun Padalarang (sebelumnya pemberangkatan kereta ini dari Stasiun Stasiun Lampegan - Stasiun Cianjur - Stasiun Ciroyom) dengan rute empat kali sehari dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Sebelumnya, jalur ini merupakan jalur yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Sukabumi, tetapi karena Terowongan Lampegan yang berada di desa Cibokor, Gunung Keneng, Cianjur, Jawa Barat runtuh pada 8 Februari 2001, maka jalur Bandung-Sukabumi pun ditutup namun Saat ini Terowongan Lampegan sudah selesai di renovasi Oleh Kereta Api Indonesia. Sedangkan jalur Sukabumi-Bogor yang sejak April 2006 ditutup telah dibuka kembali sejak Januari 2009 dengan beroperasinya Kereta api Bumi Geulis.

Mulai 8 April Kereta ini mengalami perubahan yang asalnya menggunakan kereta K3 sekarang menjadi K2 dan harga tiket naik menjadi Rp 10.000.[1]

Sejak April 2013, kereta api ini dihentikan layananya karena kereta api lokal tersebut tidak ada kontrak kewajiban pelayanan publik antara PT KAI dan pemerintah.

Referensi

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2012-04-18. 

Pranala luar