Kereta api Argo Cheribon

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Argo Cheribon adalah layanan kereta api penumpang kelas campuran (lihatlah di bawah) yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia dengan relasi TegalCirebonGambir pp di lintas utara Jawa.

Kereta api Argo Cheribon
Kereta api Argo Cheribon meninggalkan Stasiun Jatinegara
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi III Cirebon
Pendahulu
Mulai beroperasi16 Agustus 2019
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awal
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh
  • 214 km (CN-GMR)
  • 290 km (TG-CN-GMR)
Waktu tempuh rerata
  • 2 jam 54 menit (CN-GMR)
  • 4 jam 03 menit (TG-CN-GMR)[1]
Frekuensi perjalananLima kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
Kelas
  • Eksekutif dan ekonomi
  • Eksekutif dan bisnis (KA 29F-30F)
  • Eksekutif dan Luxury (KA 31F-32F)
Pengaturan tempat duduk
  • 26 tempat duduk disusun 1-2 (Luxury)
    kursi dapat diputar dan dapat direbahkan hingga 140°
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 64 tempat duduk disusun 2-2 (bisnis)
    arah kursi dapat diatur
  • 80 tempat duduk disusun 2-2. Sebanyak 40 kursi ke arah depan dan 40 ke arah belakang (ekonomi)
    kursi dapat direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda (kecuali kelas bisnis tidak ada fasilitas hiburan)
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, dan peredam suara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional60 s.d. 120 km/h (reguler (eksekutif-ekonomi) dan tambahan (eksekutif))
60 s.d. 100 km/h (Argo Cheribon Tambahan (eksekutif-bisnis))
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal21–28 (reguler)
29F–32F (fakultatif)[1]

Asal Usul Nama sunting

Nama Cheribon berasal dari nama Kota Cirebon pada masa penjajahan Hindia Belanda, tetapi asal-usul nama sendiri masih diperdebatkan oleh masyarakat (terutama masyarakat Cirebon) karena tidak akurat dengan sejarah kota yang sebenarnya hingga saat ini.

Sejarah sunting

Kereta api Argo Cheribon mulai beroperasi pada 16 Agustus 2019—merupakan penggabungan dari tiga layanan kereta api, yaitu Argo Jati, Cirebon Ekspres, dan Tegal Bahari. Namun di kemudian hari, tepatnya mulai 22 Maret 2022, kereta api Tegal Bahari kembali dioperasikan dengan rute Pasar Senen-Tegal pp.

Kereta api Argo Jati (kelas eksekutif) sunting

Awal pengoperasian kereta api sunting

 
Kereta api Argo Jati memasuki Stasiun Gambir, 2009

Sebelum kereta api Argo Jati diluncurkan pada 12 April 2007, terdapat tiga layanan kereta api yang beroperasi untuk menghubungkan Jakarta dan Cirebon, yaitu kereta api Ekspres Gunung Jati (1973–1993), Cirebon Ekspres (1989-2019) dan Cirebon Ekspres Utama (2005–2007). Peluncuran kereta api Argo di lintas ini direncanakan karena adanya permintaan pelanggan serta menurunnya peminat terhadap layanan kereta api Cirebon Ekspres Utama. Kereta api ini beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta api Argo Gede keluaran 1995.[2]

Peluncuran ulang sunting

Peluncuran ulang kereta api Argo Jati dilaksanakan pada 3 November 2010 dengan nama New Argo Jati sebagai pengganti layanan lama. Peminat terhadap layanan kereta api kelas eksekutif semakin meningkat sehingga PT KAI berupaya meningkatkan layanan kelas eksekutif Argo relasi GambirCirebon.

Kereta api ini sempat beroperasi menggunakan kereta eksekutif buatan PT INKA keluaran 2010, sedangkan kereta kelas eksekutif keluaran 1995 sempat digunakan untuk pengoperasian kereta api Cirebon Ekspres dan Argo Jati.

Selain itu, ia sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta baja nirkarat buatan INKA keluaran 2018, sedangkan rangkaian lama kereta api Argo Jati buatan 2010 digunakan untuk pengoperasian kereta api Ranggajati.

Kereta api Cirebon Ekspres sunting

 
Kereta api Cirebon Ekspres

Kereta api Cirebon Ekspres pertama kali dioperasikan pada 29 November 1989 dengan layanan kelas bisnis—beroperasi menggunakan armada KRD seri MCW 302 (KD2). Setelah beberapa tahun beroperasi, rangkaian kereta tersebut diganti dengan rangkaian kereta kelas bisnis serta ditarik lokomotif karena sering mengalami gangguan. Kemudian, dilakukan penambahan layanan kelas sehingga ia melayani kelas eksekutif.

Pada 2005, PT KA menambah layanan baru sebagai turunan dari kereta api Cirebon Ekspres, yaitu Cirebon Ekspres Utama—kereta api dengan layanan kelas eksekutif satwa yang hanya bertahan dua tahun karena layanan kereta api tersebut digantikan oleh kereta api Argo Jati sejak 12 April 2007.

Sejak 25 Juli 2007, lintas pelayanan pada salah satu perjalanan kereta api Cirebon Ekspres diperpanjang hingga Tegal—layanan kereta api ini pada kemudian hari diberi nama Tegal Bahari—serta jumlah perjalanan ditambah menjadi dua kali dalam sehari mulai tahun 2009.

Mulai 18 Oktober 2016, kereta api Cirebon Ekspres melayani kelas ekonomi plus—menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA keluaran 2016—dengan mengubah layanan kelas bisnis.

Kereta api Tegal Bahari (kelas eksekutif-bisnis/ekonomi plus) sunting

 
Kereta api Tegal Bahari saat melintas di Cikampek, Karawang (2019)

Kereta api Tegal Bahari merupakan sempalan (spin-off) dari rumpun layanan kereta api Cirebon Ekspres setelah dilakukan perpanjangan lintas pelayanan menuju Stasiun Tegal sejak 2007. Peluncuran kereta api Tegal Bahari juga diiringi dengan peluncuran kereta makan bercorak batik tegalan.[3]

Stasiun pemberhentian sunting

Berikut merupakan stasiun-stasiun pemberhentian kereta api Argo Cheribon.

Mulai 1 April 2024, sebagian perjalanan kereta api ini juga melayani pemberhentian penumpang di Stasiun Pegaden Baru.

Stasiun pemberhentian kereta api Argo Cheribon
Provinsi Kabupaten/Kota Stasiun kereta api
Jawa Tengah Kota Tegal Tegal
Brebes Brebes
Jawa Barat Cirebon Losari
Babakan
Arjawinangun
Kota Cirebon Cirebon
Indramayu Jatibarang
Terisi
Haurgeulis
Subang Pegaden Baru
Karawang Cikampek
Kota Bekasi Bekasi
DKI Jakarta Jakarta Timur Jatinegara (hanya untuk kedatangan)
Jakarta Pusat Gambir

Kontroversi sunting

Penyatuan tiga menjadi satu layanan dengan nama "Argo Cheribon" dinilai telah menuai kontroversi, terutama kalangan budayawan Cirebon, karena mengusung kata "Cheribon" yang dianggap "mencederai" kearifan lokal, termasuk keberadaan buah ceri untuk logo promosi Argo Cheribon (GoCher).[4][5][6] Walaupun demikian, iklan resmi kereta api Argo Cheribon pada situs resmi KAI tidak mengusung logo promosi tersebut, melainkan motif batik megamendung.[7]

Insiden sunting

Pada 6 Agustus 2022 pukul 20.40 WIB, terjadi kecelakaan lalu lintas antara mobil dan KA Argo Cheribon dengan nomor KA 26A pada perlintasan tanpa palang pintu di km 202+1 pada petak Stasiun Waruduwur - Stasiun Babakan, tepatnya di dekat eks halte Getrakmoyan. Empat korban tewas, lokomotif yang berdinas yaitu CC206 13 34 mengalami kerusakan, dan perjalanan beberapa kereta api terlambat hingga beberapa jam.[8]

Catatan sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  2. ^ Majalah KA Edisi Mei 2014
  3. ^ Sarono, Ari Himawan. Asdhiana, I Made, ed. "KA Tegal Bahari, Kereta Bernuansa Batik". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-30. 
  4. ^ "Rebranding, PT KAI Luncurkan KA Argo Cheribon Jelang HUT RI–Info Kereta Api". Diakses tanggal 2019-08-12. 
  5. ^ "Polemik Argo Cheribon, PT KAI Tak Bergeming, Single Service Gocher Tetap Lanjut". radarcirebon.com. 2019-08-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-10. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  6. ^ "Penolakan atas Penamaan Baru KA Argojati, Kurang Sensitif dan Kemunduran". radarcirebon.com. 2019-08-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  7. ^ "Promo". penumpang.kai.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-12. Diakses tanggal 2019-08-12. 
  8. ^ "Setelah Odong-odong, Kini Mobil yang Hambat Perjalanan KA" (Siaran pers). PT Kereta Api Indonesia (Persero). 2022-08-07. Diakses tanggal 2022-08-09.