Keng Po (Hanzi:競報 Pinyin:Jing Bao) adalah surat kabar Indonesia yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1923 dan berperan penting dalam sejarah pers Indonesia pada masa setelah kemerdekaan. Keng Po dibangun oleh Hauw Tek Kong setelah perbedaan pendapat dengan Tjoe Bou San, pemimpin harian Sin Po. Harian ini mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Khoe Woen Sioe dan Injo Beng Goat.[1] Pada 1 Agustus 1957, Harian Keng Po dilarang terbit oleh pemerintah Indonesia saat itu.[2]

Keng Po juga sering memunculkan berita-berita politik di seputar gerakan-gerakan yang kian gencar melakukan gebrakan. Keng Po aktif di dalamnya sebagai koran yang mendukung munculnya revolusi untuk menciptakan tatanan baru dalam kehidupan di Hindia Belanda. Pada 13 September 1924, Keng Po menghujat pemerintah yang melarang dan membatasi rakyat untuk melakukan perserikatan.[3]

Pada zaman pemerintahan Soekarno, koran Keng Po dianggap berkaitan erat dengan Partai Sosialis Indonesia sehingga dibubarkan. Koran yang diterbitkan dalam bahasa Tionghoa-Melayu ini sempat berganti nama menjadi Pos Indonesia. Sebelum terjadi Perang Dunia II, Keng Po bersaing ketat dengan Sin Po dalam menerbitkan berita dan isu politik pada masa itu. Perbedaan antara kedua surat kabar tersebut adalah Keng Po menganjurkan kaum peranakan Tionghoa untuk memilih nasionalisme Indonesia, sedangkan Sin Po lebih menganjurkan nasionalisme Tiongkok.

Referensi sunting

  1. ^ Tionghoa dalam Pusaran Politik, Benny G Setiono. Transmedia. Halaman 459.
  2. ^ Dari Sang Pemula ke Jaringan Bisnis KG. Diarsipkan 2014-01-03 di Wayback Machine. Hidupkatolik.com - Edisi No. 45 Tanggal 6 November 2011 (11 Januari 2012). F. Rahardi.
  3. ^ Taufik Rahzen, dkk. 2007, hlm. 66.

Daftar pustaka sunting

  • Taufik Rahzen, dkk. (2007). Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007). Yogyakarta: I.Boekoe. 

Lihat juga sunting