Keluarga Lauw-Sim-Zecha

Keluarga Lauw-Sim-Zecha adalah sebuah keluarga keturunan campuran Tionghoa Peranakan dan Indo-Bohemia yang mulai terkenal pada awal abad ke-19 sebagai pachters, tuan tanah, dan mandarin di Batavia (kini Jakarta) dan Sukabumi, Hindia Belanda (kini Indonesia).[1][2][3] Keluarga ini pun merupakan bagian dari Cabang Atas.[4]

Keluarga Lauw-Sim-Zecha
Kelompok etnisTionghoa Peranakan, Indo, Bohemia
Region saat iniJakarta, Bekasi, Depok, dan Sukabumi
PendiriLauw Ho
AnggotaLauw Tek Lok, Letnan Cina
Sim Keng Koen, Kapitan Cina
Louisa Zecha
Adrian Lauw Zecha
Che Engku Chesterina (née Lauw-Sim-Zecha)
EstatCimanggis
Kampong Gang Zecha adalah sebuah kampung di Batavia yang dinamai sesuai nama keluarga Lauw-Sim-Zecha.

Awal mula dan popularitas sunting

Lauw Ho, pendiri dari keluarga ini, adalah seorang pachter terkemuka di Batavia mulai tahun 1845 hingga 1861, serta merupakan salah satu orang terkaya di Batavia.[5] Ia juga merupakan bagian dari kemitraan Ngo Ho Tjiang yang mendominasi monopoli opium di Batavia.[3] Ia menjabat sebagai Wijkmeester di Meester Cornelis.[6]

Walaupun Lauw Ho tidak pernah diangkat menjadi pejabat Cina, dua orang putranya, yakni Lauw Tek Kang dan Lauw Tek Lok (meninggal pada tahun 1887), masing-masing berhasil diangkat menjadi Letnan Cina Meester Cornelis dan Letnan Cina Bekasi pada tanggal 23 Desember 1854.[7][8] Mereka juga menjadi tuan tanah dengan mengakuisisi tanah partikelir di Ommelanden dari Batavia, termasuk tanah partikelir Tjimanggis (kini Cimanggis).[9][10] Keberhasilan dua bersaudara tersebut untuk diangkat menjadi pejabat Cina dan mengakusisi tanah partikelir pun membuat mereka masuk ke Cabang Atas.[4]

Letnan Lauw Tek Lok, yang menjabat hingga meninggal pada tahun 1882, sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintahan kolonial, karena ia menikah dengan seorang wanita Indo-Bohemia, Louisa Zecha.[1] Setelah menjanda pada tahun 1882, Zecha kembali menghebohkan masyarakat Hindia Belanda dengan menikahi mantan sekretaris pribadi dari mendiang suaminya, Sim Keng Koen, yang kemudian diangkat menjadi Kapitan Cina pertama Sukabumi, sebuah daerah di dataran tinggi Priangan di Jawa Barat.[2] Sejarawan Mely G. Tan mencatat bahwa keluarga Lauw-Sim-Zecha hidup mewah sebagai keluarga Cabang Atas di Sukabumi, di mana sebagian besar anggotanya tinggal.[2]

Sejarah terkini sunting

Cucu Letnan Lauw Tek Lok dan Louisa Zecha, Aristide William Lauw-Zecha, lalu menjadi orang kelahiran Indonesia pertama yang berhasil lulus dari universitas di Amerika Serikat, yakni Universitas Iowa pada tahun 1923. William adalah seorang pemilik perkebunan.[11][12][13] Anak bungsu Kapitan Sim Keng Koen dan Louisa Zecha, Chester Lauw-Sim-Zecha, kemudian menjadi tokoh masyarakat dan tokoh bisnis penting, serta menjadi tokoh Freemason, pada paruh pertama abad ke-20.[14] Keluarga ini lalu kehilangan tanah partikelir dan asetnya akibat Revolusi Indonesia (1945-1950) dan kebijakan nasionalisasi dari Presiden Sukarno pada tahun 1952.[11]

Pasca revolusi, sejumlah anggota dari keluarga Lauw-Sim-Zecha, sebagaimana sebagian anggota dari keluarga Cabang Atas yang lain, memilih untuk keluar dari Indonesia dan tinggal di luar Indonesia.[13] Anggota terkenal dari keluarga ini kini meliputi Che Engku Chesterina (née Lauw-Sim-Zecha) dan sepupunya, Adrian Lauw-Zecha, yang merupakan putra dari A.W. Lauw-Zecha dan pendiri dari Aman Resorts.[15][16] Putra dari Lauw-Zecha, Ajai, lalu menikahi aktris asal Singapura, Michelle Saram.[17]

Referensi sunting

  1. ^ a b Fromberg, Pieter Hendrik (1926). Mr. P.H. Fromberg's Verspreide geschriften (dalam bahasa Belanda). Leidsche uitgeversmaatschappij. 
  2. ^ a b c Tan, Mely G. (1963). The Chinese of Sukabumi: A Study of Social and Cultural Accommodation (dalam bahasa Inggris). Ithaca: Cornell University. 
  3. ^ a b Benedanto, Pax; Marcus A. S. (2012). Kesastraan Melayu Tionghoa 5. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023759. 
  4. ^ a b Haryono, Steve (2017). Perkawinan Strategis: Hubungan Keluarga Antara Opsir-opsir Tionghoa Dan 'Cabang Atas' Di Jawa Pada Abad Ke-19 Dan 20 (dalam bahasa Inggris). Utrecht: Steve Haryono. ISBN 978-90-90-30249-2. Diakses tanggal 10 May 2020. 
  5. ^ Chen, Menghong (2011). De Chinese gemeenschap van Batavia, 1843-1865: een onderzoek naar het Kong Koan-archief (dalam bahasa Belanda). Amsterdam: Amsterdam University Press. ISBN 9789087281335. 
  6. ^ Juristen-Vereeniging (Batavia), Nederlandsch-Indische (1857). Het regt in Nederlandsch-Indië: regtskundig tijdschrift (dalam bahasa Belanda). Batavia: Van Dorp. Diakses tanggal 10 May 2020. 
  7. ^ Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar ... (dalam bahasa Belanda). Batavia: Lands Drukkery. 1870. Diakses tanggal 10 May 2020. 
  8. ^ "Chineesch Bestuur te Mr. Cornelis". Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie. Bruining. 1 May 1882. 
  9. ^ Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar ...., Vol. 40 (dalam bahasa Belanda). Batavia: Lands Drukkery. 1865. 
  10. ^ "NEDERLANDSCH-INDIE". Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie. Bruining. 11 August 1876. 
  11. ^ a b Hilditch, Tom (July 15, 2001). "Asiaweek". Paradise Regained. 
  12. ^ Lombard, Denys (2005). Nusa Jawa: Batas-batas pembaratan. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789796054527. Diakses tanggal 12 April 2018. 
  13. ^ a b "International Alumni Profiles". students.tufts.edu (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2017. Diakses tanggal 12 April 2018. 
  14. ^ Stevens, Th (1994). Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië (dalam bahasa Belanda). Uitgeverij Verloren. ISBN 978-90-6550-378-7. Diakses tanggal 10 May 2020. 
  15. ^ "Melewar Group's Tunku Abdullah dies - Nation | The Star Online". www.thestar.com.my. 
  16. ^ "Adrian Zecha (né en 1933) : ses hôtels hors de prix de la chaîne Aman ressemblent au paradis". Capital.fr (dalam bahasa Prancis). 28 January 2016. 
  17. ^ "Singaporean actress Michelle Saram returns to acting in Paradox". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 22 August 2017. Diakses tanggal 12 April 2018.