Irawan (Dewanagari: इरवन; ,IASTIravan, इरवन) atau Arawan (Tamil: அரவான்; IAST: Aravāṇ) merupakan nama salah satu dari putra Arjuna dalam wiracarita Mahabharata. Ia ikut bertempur di pihak Pandawa dalam perang besar di Kurukshetra atau Baratayuda dan gugur pada hari kedelapan.

Irawan
इरवन
Patung kepala Irawan di Kuil Shri Mariamman, Singapura.
Patung kepala Irawan di Kuil Shri Mariamman, Singapura.
Tokoh Mahabharata
NamaIrawan
Ejaan Dewanagariइरवन
Ejaan IASTIravan
Nama lainArawan, Irawat
Kitab referensiMahabharata
AsalKerajaan Naga (Mahabharata); Yasarata (pewayangan)
KediamanKasatrian Nrancang Kencana (pewayangan)
Kastakesatria
AyahArjuna
IbuUlupi
IstriTitisari (pewayangan)

Tokoh Irawan juga dikenal dalam pewayangan Jawa dengan sebutan Bambang Irawan. Tempat tinggalnya bernama Kasatrian Nrancang Kencana.

Asal-usul sunting

Menurut versi Mahabharata, ayah Irawan adalah Arjuna dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Ulupi, putri Korawya dari bangsa Naga. Perkawinan Arjuna dengan Ulupi dikisahkan lebih dulu daripada dengan Subadra, ibu Abimanyu. Usia Irawan pun lebih tua daripada usia Abimanyu menurut versi ini.

Menurut versi pewayangan, Irawan juga disebut sebagai putra Arjuna dan Ulupi. Namun Ulupi versi ini adalah putri seorang pertapa dari Gunung Yasarata, bernama Resi Jayawilapa. Perkawinan Arjuna dengan Ulupi pun terjadi sesudah perkawinan dengan Subadra. Usia Irawan versi Jawa pun lebih muda daripada usia Abimanyu.

Kemunculan sunting

Irawan versi Mahabharata muncul pertama kali ketika para Pandawa menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun, yang tercatat dalam jilid ke-3 berjudul Wanaparwa. Dalam kitab tersebut, diceritakan bahwa Arjuna diutus Yudistira, kakak sulungnya, untuk bertapa mencari pusaka sebagai bekal untuk menghadapi para Korawa. Ia akhirnya mendapatkan pusaka bernama Pasupati pemberian Dewa Siwa. Arjuna kemudian diundang oleh Dewa Indra untuk tinggal di kahyangan untuk beberapa waktu karena jasa-jasanya menumpas para asura musuh dewata. Pada saat itulah Irawan datang menyusul. Ia naik ke kahyangan dan mengaku sebagai putra Arjuna. Setelah mendapatkan bukti-bukti yang jelas, Arjuna pun mengakui Irawan sebagai putranya.

Irawan versi Jawa muncul ketika para Pandawa masih berkuasa di Kerajaan Amarta. Saat itu ia menyamar dengan nama Gambiranom dan berhasil mengalahkan sekutu Pandawa yang bernama Jayasantika raja Nrancang Kencana. Setelah itu, ia membawa pasukan Nrancang Kencana untuk menyerang Kerajaan Hastina. Para Korawa kewalahan menghadapi serangan mendadak tersebut sehingga mereka pun meminta bantuan para Pandawa. Ketika bertempur melawan para Pandawa, Gambiranom akhirnya membuka jati diri sebagai anak Ulupi yang telah dinikahi Arjuna. Ia mendapat pesan dari kakeknya bahwa untuk mengaku sebagai putra Pandawa harus terlebih dahulu menunjukkan keunggulan. Itulah sebabnya ia pun menyerang dan menaklukkan Nrancang Kencana untuk dipakainya menyerang Hastina.

Kematian sunting

Mahabharata bagian keenam atau Bhismaparwa mengisahkan Irawan gugur dalam perang besar di Kurukshetra pada hari kedelapan. Ia berperang di pihak Pandawa dan sempat membunuh banyak sekutu Korawa, antara lain adik-adik Sangkuni. Irawan akhirnya tewas dipenggal kepalanya oleh seorang raksasa bernama Alambusa putra Resyasrengga. Alambusa sendiri akhirnya tewas pada hari ke-14 di tangan Gatotkaca.

Kisah perang Kurukshetra yang disadur dalam naskah berbahasa Jawa Kuno berjudul Kakawin Bharatayuddha mengisahkan Irawan tewas di tangan raksasa bernama Srenggi. Srenggi kemudian mati di tangan Gatotkaca.

Versi pewayangan Jawa mengisahkan kematian Irawan dengan lebih panjang. Irawan dikisahkan cemburu pada Abimanyu karena sebagai sesama putra Arjuna, ia tidak diajak ikut serta dalam perang Baratayuda. Irawan kemudian berangkat menuju padang Kurusetra untuk terjun ke dalam peperangan meskipun tanpa izin dari orang tuanya. Di dalam pertempuran ia berjumpa dengan raja raksasa bernama Kalasrenggi dari Kerajaan Selamangleng. Kalasrenggi memihak Korawa karena ayahnya yang bernama Jatagimbal tewas dibunuh Arjuna. Irawan pun tampil menghadapi Kalasrenggi untuk memamerkan bahwa kesaktiannya tidak kalah dibandingkan Abimanyu, ataupun Gatotkaca. Pasukan Selamangleng ditumpasnya habis seorang diri. Akibatnya, ia pun merasa letih dan dapat ditangkap oleh Kalasrenggi. Kalasrenggi kemudian menggigit leher Irawan sampai putus. Namun, Irawan sempat menusuk jantung Kalasrenggi menggunakan keris. Keduanya pun tewas bersama saat itu juga.

Galeri sunting

Lihat pula sunting