Integral Gauss

Teorema

Integral Gauss, juga dikenal dengan nama integral Euler–Poisson, merupakan integral dari fungsi Gauss ex2 di sepanjang garis real. Integral ini dinamai dari matematikawan Jerman Carl Friedrich Gauss, yang dirumuskan sebagai

Grafik dari fungsi f(x) = ex2 dan luas di antara fungsi tersebut dan sumbu x (yakni, di sepanjang garis), sama dengan .

Jenis integral ini awalnya ditemukan oleh Abraham de Moivre pada tahun 1733, tetapi Gauss menerbitkan integral yang tepat pada tahun 1809.[1] Integral ini dapat diaplikasikan untuk berbagai macam hal. Contohnya, dengan sedikit perubahan dalam variabel, integral ini digunakan untuk menghitung konstanta normalisasi dari distribusi normal. Integral yang sama dengan limit yang terbatas sangat terkait dengan fungsi galat dan fungsi distribusi kumulatif dari distribusi normal. Integral ini juga sering digunakan dalam ilmu fisika (khususnya mekanika kuantum).

Cara menghitung sunting

Menggunakan koordinat polar sunting

Cara standar untuk menghitung integral Gauss adalah dengan menggunakan koordinat polar.

 

Tinjau fungsi   di bidang  , dan kemudian hitung integral melalui dua cara berikut:

  1. Cara yang pertama adalah menggunakan integral lipat dalam sistem koordinat Kartesius, yakni integralnya dikuadratkan:
     
  2. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan integral kulit tabung (kasus integrasi ganda dalam sistem koordinat polar), yang memberikan hasil integral sama dengan π.

Kedua perhitungan di atas memperoleh integral, walaupun perhitungan ini melibatkan integral takwajar:

 

dengan faktor r merupakan determinan Jacobi yang muncul karena transformasi ke koordinat polar, dan juga karena melibatkan pengambilan s = −r2, sehingga ds = −2r dr. Dengan menggabungkannya, akan menghasilkan

 

Jadi ketika kedua ruas diakarkuadratkan akan menghasilkan

 

Kaitannya dengan fungsi gamma sunting

Integran ini merupakan fungsi genap

 

Jadi, setelah variabel   diubah menjadi  , maka integral di atas berubah menjadi integral Euler

 

dengan   adalah fungsi gamma. Hal ini memperlihatkan mengapa faktorial dari setengah bilangan bulat adalah kelipatan rasional dari  . Secara lebih umum,

 

yang dapat diperoleh dengan mengubah   di integan fungsi gamma agar memperoleh   .

Perumuman sunting

Integral dari fungsi Gauss sunting

Integral dari fungsi Gauss adalah

 

Integral di atas mempunyai bentuk alternatif, yaitu

 

Bentuk tersebut berguna untuk menghitung perkiraan dari setiap distribusi probabilitas kontinu yang terkait dengan distribusi normal. Contohnya seperti distribusi log-normal.

Perumuman fungsional dan dimensi-n sunting

Misalkan   adalah matriks presisi n × n definit positif simetri yang merupakan invers dari matriks peragam. Maka,

 

dengan integral dipahami di  . Rumus di atas berlaku dalam studi tentang distribusi normal multivariat. Selain itu, terdapat integral dengan bentuk

 

dengan   adalah permutasi dari   dan faktor tambahan di ruas kanan merupakan jumlah dari semua pasangan kombinatorial   untuk   salinan dari  . Di sisi lain,

 

untuk setiap fungsi analitik  , asalkan memenuhi beberapa batasan yang sesuai pada pertumbuhannya dan beberapa kriteria teknis lainnya. Ini bekerja untuk setiap fungsi dan gagal untuk fungsi yang lain. Polinomial juga bekerja untuk hal tersebut. Eksponensial atas operator diferensial dipahami sebagai deret pangkat.

Perumuman dimensi-n dengan bentuk linear sunting

Jika A lagi-lagi merupakan matriks definit-positif simetri, maka (asumsi bahwa semuanya adalah vektor kolom)

 

Integral dengan bentuk yang serupa sunting

 
 
 
 
 

dengan   adalah bilangan bulat positif dan   menyatakan faktorial ganda. Cara mudah untuk menurunkannya adalah dengan mendiferensialkannya terhadap simbol integral.

 

Cara lain untuk menghitungnya adalah dengan menggunakan integral parsial dan menemukan relasi pengulangan agar memperoleh solusinya.

Polinomial tingkat tinggi sunting

Menerapkan perubahan basis linier memperlihatkan bahwa integral dari eksponensial dari polinomial homogen pada n variabel hanya dapat bergantung pada invarian-SL(n) dari polinomial. Salah satu invarian tersebut adalah diskriminan, akar fungsi yang menandai singularitas integral. Sayangnya, integral tersebut juga dapat bergantung pada invarian lainnya.[2]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Stahl, Saul (April 2006). "The Evolution of the Normal Distribution" (PDF). MAA.org. Diakses tanggal May 25, 2018. 
  2. ^ Morozov, A.; Shakirove, Sh. (2009). "Pengantar diskriminan integral". Journal of High Energy Physics. 12: 002. arXiv:0903.2595 . doi:10.1088/1126-6708/2009/12/002. 

Daftar pustaka sunting