Herbert Spencer

Filsuf asal Inggris

Herbert Spencer (27 April 1820 – 8 Desember 1903) adalah seorang filsuf Inggris dan seorang pemikir teori liberal klasik terkemuka. Meskipun kebanyakan karya yang ditulisnya berisi tentang teori politik dan menekankan pada "keuntungan akan kemurahan hati", dia lebih dikenal sebagai bapak Darwinisme sosial. Spencer sering kali menganalisis masyarakat sebagai sistem evolusi, ia juga menjelaskan definisi tentang "hukum rimba" dalam ilmu sosial. Dia berkontribusi terhadap berbagai macam subyek, termasuk etnis, metafisika, agama, politik, retorik, biologi dan psikologi. Spencer saat ini dikritik sebagai contoh sempurna untuk scientism atau paham ilmiah, sementara banyak orang yang kagum padanya di saat ia masih hidup.[1]

Herbert Spencer

Menurutnya, objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial dan industri. Termasuk pula asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1879 ia mengetengahkan sebuah teori tentang Evolusi Sosial yang hingga kini masih dianut walaupun di sana sini ada perubahan. Ia juga menerapkan secara analog (kesamaan fungsi) dengan teori evolusi karya Charles Darwin terhadap masyarakat manusia. Ia yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari masyarakat primitif ke masyarakat industri. Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Masa muda sunting

Herbert Spencer dilahirkan pada 27 April 1820 di kota Derby, Inggris.[2] Nama orang tuanya adalah William Spencer dan Haerriet Spencer. Herbert Spencer lahir dengan kondisi sembilan bersaudara. Namun, ia menjadi anak tunggal karena kematian saudara-saudaranya akibat ketidakmampuan bertahan hidup. Pada masanya, permukiman warga berhimpitan dengan pabrik-pabrik dengan ilimbah berbahaya akibat dari Revolusi Industri di Inggris.[3]

Herbert Spencer dibesarkan dalam keluarga bangsawan Inggris yang termasuk nonkonformis. Pendidikan ditempuhnya secara klasik di rumahnya.[4] Alasan pendidikannya diadakan di rumah adalah kondisi kesehatannya yang memburuk. Di rumah, Herbert Spencer hanya belajar ilmu praktis dan keteknikan. Ia tidak mempelajari tentang seni dan humaniora.[3]

Pekerjaan sunting

Pekerjaan pertama Herbert Spencer sebagai juru gambar. Setelah itu, ia bekerja sebagai editor untuk majalah The Economist.[4]

Pemikiran penting sunting

Pandangan kemasyarakatan sunting

Herbert Spencer menetapkan bahwa masyarakat terbagi menjadi dua jenis, yaitu masyarakat industri dan masyarakat militer. Pandangannya ini terpegaruh dari teori Darwinisme. Herbert Spencer kemudian memunculkan istilah sintasan yang paling layak guna penyusunan teori darwinisme sosial.[2] Teori darwinisme sosial berkaitan dengan perkembangan masyarakat. Dalam teori ini, masyarakat berkembang melalui empat hal, yaitu perjuangan hidup, sintasan yang paling layak, seleksi alam, dan progres.[2]

Pandangan Herbert Spencer tentang masyarakat dipengaruhi oleh kondisi revolusi industri dan ekspansi ekonomi. Namun, ia memandangnya melalui teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.[4]

Pengaruh pemikiran sunting

Teori sosiologi sunting

Herbert Spencer merupakan salah satu pelopor sosiologi setelah istilah sosiologi pertama kali diperkenalakn oleh Auguste Comte (1798-1857). Ia mempelopori ilmu sosiologi di Inggris ketika Revolusi Industri mulai diadakan di negara ini pada pertengahan abad ke-19.[5] Teori-teori sosiologi dari Herbert Spencer memiliki pengaruh yang besar terhadap sosiologi Amerika awal. Pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim dan Auguste Comte.[6] Alasan utamanya adalah kemampuannya dalam menulis menggunakan bahasa Inggris. Pada masanya, hanya ia yang menulis dalam bahasa Inggris. Karena kemampuannya ini, karya-karya tulisnya lebih mudah diterima oleh publik. Keberterimaan teori-teori sosiologi Herbert Spencer juga didukung oleh kondisi masyarakat yang tengah menjalani proses industrialisasi.[7]  

Karya tulis sunting

Herbert menjadi tokoh pertama yang menggunakan istilah sosiologi di dalam buku. Ia menggunakannya pada  pertengahan abad ke-19.[8] Herbert Spencer telah membuat beberapa karya tulis. Pada tahun 1850, ia menerbtikan karyanya yang berjudul Sosial Statics. Kemudian pada tahun 1862, ia menerbitkan First Principle. Lalu pada tahun 1873, ia menerbitkan The Study of Sociology.[4] Karya tulis dari Herbert Spencer yang berjudul Study of Sociology dan Principles of Sociology sangat berpengaruh di Amerika pada masa awal perkembangan ilmu sosiologi.[9]

Sosial Statics sunting

Sosial Statics diterbitkan pada tahun 1850.[4] Dalam bukunya ini, Herbert Spencer memperkenalkan konsep sintasan yang paling layak. Dalam konsep ini, hanya sesuatu kuat saja yang akan memperoleh kemenangan. Konsep ini berkaitan dengan kekuatan fundamental ilmu biologi sebagai dasar perkembangan evolusioner. Herbert Spencer menyusun konsep ini dengan adanya pengaruh dari esai yang ditulis oleh Thomas Malthus mengenai tekanan kependudukan. Esai ini berjudul An Essay on the Principle of Population yang diterbitkan pada tahun 1798. Dalam kpnsep tekanan kependudukan, masyarakat berjuang untuk mempertahankan dirinya sehingga menghasilkan keseimbangan. Perubahan yang terjadi adalah dari keadaan yang homogen yang tidak terpadu menjadi heterogen yang terpadu.[10]

First Principle sunting

First Principle diterbitkan pada tahun 1862. Dalam bukunya ini, Herbert Spencer mendukung prinsip ketahanan kekuatan sebagai bagian dari evolusi masyarakat. Dalam prinsip ini, hanya yang kuat yang akan tetap berkuasa di dalam masyarakat. Teori evolusi masyarakat ini menjadi bagian dari teori Herbert Spencer mengenai teori evolusi alam semesta.[11]

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ Richards, Peter (4 November 2010) Herbert Spencer: Social Darwinist or Libertarian Prophet?, Mises Institute
  2. ^ a b c Wahyuni 2017, hlm. 127.
  3. ^ a b Hastuti, dkk. 2018, hlm. 75.
  4. ^ a b c d e Wahyuni 2017, hlm. 128.
  5. ^ Sukidin dan Suharso 2015, hlm. 3.
  6. ^ Hastuti, dkk. 2018, hlm. 96.
  7. ^ Wahyuni 2017, hlm. 93.
  8. ^ Sukidin dan Suharso 2015, hlm. 3-4.
  9. ^ Sukidin dan Suharso 2015, hlm. 4.
  10. ^ Hastuti, dkk. 2018, hlm. 76.
  11. ^ Wahyuni 2017, hlm. 129.

Daftar pustaka sunting