Dalam aerodinamika, hambatan suara adalah hambatan yang dialami oleh benda besar untuk bergerak melewati kecepatan suara. Istilah ini mulai digunakan sejak Perang Dunia II ketika beberapa pesawat mengalami efek penyusutan(kompresibilitas), dan mulai diatasi pada 1950-an ketika pesawat mulai memecahkan hambatan tersebut. Pesawat pertama yang berhasil terbang dalam kecepatan supersonik diterbangkan oleh Charles Elwood Yeager.

U.S. Navy F/A-18 at transonic speed. The cloud is due to the Prandtl-Glauert Singularity.

Ketika pesawat mulai mendekati kecepatan suara, cara udara mengalir di sekitar permukaannya berubah dan ia menjadi sebuah fluid yang menyusut.

Pada awalnya sifat alam dari gesekan gelombang ini tidak dimengerti dengan baik. Tampaknya dia berkembang secara eksponen. Karena hambatan yang besar, diperlukan propulsi yang kuat untuk terbang pada kecepatan supersonik ini. Sejak ditemukannya mesin jet pada akhir perang dunia II dan konsep sayap yang mengarah ke belakang (sweepback) maka dimulailah era penerbangan supersonik. Pada mulanya pesawat pertama itu tidak tinggal landas sendiri tetapi diluncurkan dari bomber karena memang propulsi waktu itu belum efisien.

Propeller sebegai propulsi tidak cocok untuk menggerakkan pesawat yang disebabkan munculnya gelombang kejut pada ujung bilah propeller tersebut jauh lebih awal (pada kecepatan pesawat yang rendah) daripada munculnya gelombang kejut pada pesawatnya sendiri.

Penemuan penting dalam mencapai kecepatan supersonik datang dari penelitian artileri. Dimulai oleh Ernst Mach pada abad ke-19, ilmuwan menyadari bahwa setelah titik gesek tidak bertambah lagi, dan akan jatuh kembali.

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting