Gua Kizil, atau Qizil atau Qyzyl adalah sebuah jaringan gua buatan di dekat Kizil (克孜尔乡, Kèzī'ěr Xiāng) di Kabupaten Baicheng, Xinjiang, China. Lokasi gua berada di sisi utara dari Sungai Muzat, 65 kilometer di sebelah barat Kucha.[1][2] Wilayah lokasi Gua Kizil merupakan sebuah kota perdagangan di Jalur Sutra.[3] Gua Kizil disebut sebagai kompleks besar gua agama Buddha paling tua di China[3] dengan pembuatannya yang diperkirakan berasal dari abad ke-3 hingga abad ke-8.

Gua Kizil
克孜尔千佛洞
Gua Kizil
Gua Kizil di Xinjiang
Gua Kizil
Lokasi di Xinjiang
LokasiXinjiang, China
Koordinat41°47′N 82°30′E / 41.783°N 82.500°E / 41.783; 82.500Koordinat: 41°47′N 82°30′E / 41.783°N 82.500°E / 41.783; 82.500
Gua Kizil
Nama Tionghoa
Hanzi sederhana: 克孜尔千佛洞
Hanzi tradisional: 克孜爾千佛洞
Makna harfiah: Gua Seribu Buddha Kizil
Nama Uighur
Uighur: قىزىل مىڭ ئۆي

Gua sunting

Kompleks Gua Kizil adalah situs gua Buddha terbesar di Xinjiang yang dimiliki oleh kerajaan kuno Kucha yang berbudaya Tokharia. Situs gua lainnya di wilayah Kucha di antaranya seperti Gua Seribu Buddha Kumtura dan Gua Simsim.

Terdapat 236 kuil di Kizil yang dipahat ke dalam tebing, berjejer dari timur ke barat sepanjang dua kilometer.[1] Dari keseluruhan bangunan kuil, hanya 135 yang masih relatif utuh.[4] Pengukuran penanggalan karbon menunjukkan bahwa gua yang paling awal dibangun sekitar tahun 300.[5] Kebanyakan ilmuwan meyakini bahwa Gua Kizil kemungknan ditinggalkan sekitar pada abad ke-8 setelah masuknya pengaruh politik Tang di wilayah Kucha.[6] Naskah dan beberapa pahatan nama-nama raja yang ditulis dalam bahasa Tokharia ditemukan di Kizil.

Sebagian besar gua memiliki tiang di bagian tengah tempat para peziarah mengitarinya sebagai representasi dari stupa. Sebuah ruangan besar berkubah berada di depan tiang sementara sebua ruangan yang lebih kecil berada di belakang. Dua koridor terowongan menghubungkan kedua ruangan tersebut. Di ruangan depan, sebuah patung Buddha berukuran besar dahulu terletak di dalam sebuah cekungan yang menjadi pusat dari ruangan. Akan tetapi, tidak ada patung yang ditemukan utuh di Kizil.[7] Di ruangan-ruangan belakang dapat ditemukan mural atau pahatan parinirvana, baik salah satu maupun keduanya.

Terdapat tiga jenis gua lainnya yaitu gua persegi, gua dengan gambar besar, dan wihara. Banyak dari gua adalah wihara tempat para biksu tinggal dan menyimpan kebutuhannya. Di dalam gua wihara tidak ditemukan lukisan mural.

Mural sunting

Pada tahun 1906, sebuah tim ekspedisi dari Jerman dibawah pimpinan Albert von Le Coq dan Albert Grünwedel menjelajahi gua-gua di Kizil. Grünwedel berusaha untuk menyalin lukisan mural yang ditemukan namun von le Coq lebih memilih untuk mengambil lukisan. Sebagian besar bagian dari lukisan mural yang ia ambil sekarang berada di Museum Seni Asia (dahulu Museum für Indische Kunst, Museum Seni India) di Dahlem, Berlin, Jerman.[8] Beberapa penjelajah lainnya juga mengambil bagian-bagian dari lukisan mural yang kini tersebar di museum-museum di Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Meskipun situs Kizil telah mengalami perusakan dan penjarahan, masih ada sekitar 5.000 meter persegi lukisan dinding yang tersisa.[9] Mural tersebut kebanyakan menggambarkan kisah Jataka, avadana, dan legenda Buddha yang dilukis sesuai tradisi Sarvastivada yaitu Hinayana.[1]

Berdasarkan sebuah naskah yang ditemukan di Kucha, beberapa lukisan di Gua Kizil pembuatannya diperintahkan oleh seorang raja bangsa Tokharia (Thogar) bernama "Mendre" dengan nasihat seorang biksu tinggi bernama Anandavarman. Sang raja memerintahakan pelukis dari India, Naravahanadatta, dan pelukis dari Suriah, Priyaratna, bersama dengan murid-murid mereka untuk melukisi gua.[1] Raja Vijayavardhana dan Murlimin dari negeri tetangga Khotan juga membantu pelukisan gua dengan mengutus pelukis mereka ke Kizil.

Karakteristik mencolok dari lukisan mural yang ada di Kizil adalah banyaknya penggunaan pigmen biru yang merupakan pigmen bernilai tinggi, dibuat dari lazuardi dari Afganistan. Ernst Waldschmidt di dalam klasifikasinya terhadap kesenian di wilayah Kizil menyebutkan bahwa terdapat tiga periode seni yang berbeda.[1] Mural dari periode pertama umumnya menggunakan warna merah sementara dari periode kedua banyak menggunakan warna biru.[6] Lukisan dari periode awal memiliki pengaruh Yunani-India atau Gandhara yang lebih terlihat sementara lukisan dari periode kedua lebih memperlihatkan pengaruh Iran (Sassaniyah).[5] Pada periode kedua dan ketiga, penggambaran legenda atau kisah Jataka lebih sedikit dan diganti dengan motif Buddha berukuran kecil atau "Seribu Buddha" atau Buddha yang sedang duduk di atas awan.[1] Lukisan dari periode pertama dan kedua menunjukkan sedikit unsur budaya China.[6] Periode terakhir adalah periode Turk-China yang berpusat di sekitar Turfan namun di Kizil hanya ditemukan dua gua yang memperlihatkan pengaruh China.

Karakteristik lain dari mural di Kizil adalah pembagian pelukisan langit-langit ke dalam petak-petak bentuk belah ketupat. Adegan-adegan yang digambarkan di dalam lukisan menggambarkan alur dari kisahnya secara keseluruhan secara vertikal dari bawah ke atas.[1]

Galeri sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g Manko Namba Walter (Oktober 1998). "Tokharian Buddhism in Kucha: Buddhism of Indo-European Centum Speakers in Chinese Turkestan before the 10th Century C.E" (PDF). Sino-Platonic Papers (85). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2013-10-20. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  2. ^ "Kezil Thousand-Buddha Grottoes". xinjiang.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-08-05. 
  3. ^ a b "Kizil Thousand-Buddha Cave". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-04-27. Diakses tanggal 2007-08-05. 
  4. ^ "Caves as Canvas: Hidden Images of Worship Along the Ancient Silk Road". Sackler Gallery. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-01-03. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  5. ^ a b Daniel C. Waugh. "Kucha and the Kizil Caves". Silk Road Seattle. University of Washington. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-19. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  6. ^ a b c Makiko Onishi, Asanobu Kitamoto. "The Transmission of Buddhist Culture: The Kizil Grottoes and the Great Translator Kumārajīva". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-21. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  7. ^ "Caves as Canvas: Hidden Images of Worship Along the Ancient Silk Road - Architecture, Decoration, and Function". Sackler Gallery. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-01-03. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  8. ^ "Caves as Canvas: Hidden Images of Worship Along the Ancient Silk Road - The Rediscovery of Qizil". Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-01-03. Diakses tanggal 2016-11-28. 
  9. ^ "Kizil Thousand-Buddha Caves: Valuable Record of Buddhism Culture in Xinjiang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-28. Diakses tanggal 2016-11-28. 

Pranala luar sunting