Glenn Fredly

penyanyi dan musisi Indonesia

Glenn Fredly Deviano Latuihamallo (30 September 1975 – 8 April 2020) adalah seorang penyanyi, penulis lagu, produser, dan aktor berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan mantan vokalis dari Funk Section, Glenn juga merupakan mantan anggota grup vokal pria Trio Lestari dan grup vokal pria Berlima.[1]

Glenn Fredly
Glenn Fredly menyanyikan tribute untuk Chrisye di Java Jazz Festival 2009
LahirGlenn Fredly Deviano Latuihamallo
(1975-09-30)30 September 1975
Jakarta, Indonesia
Meninggal8 April 2020(2020-04-08) (umur 44)
Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalMeningitis
Nama lainGlenn Fredly
Pekerjaan
Tahun aktif1995–2020
Suami/istri
(m. 2006; c. 2009)

Mutia Ayu Wandini
(m. 2019⁠–⁠2020)
Anak1
Orang tuaHengky David Latuihamallo
Linda Mirna Siahaya-Latuihamallo
Karier musik
Genre
Label
Artis terkaitFunk Section
Trio Lestari
Berlima
Andmesh
Rio Febrian
Marcell
Tulus
Mantan anggotaTrio Lestari
Funk Section
Berlima
Situs webglennfredly.com

Karier sunting

Glenn Fredly mengawali kariernya saat dia menjadi vokalis Funk Section. Pada tahun 1995, setahun setelah ia lulus SMA pada tahun 1994, Funk Section meluncurkan sebuah album eksklusif yang dikemas secara apik.[1] Tiga tahun kemudian (1998), Glenn bernyanyi solo dan meluncurkan sebuah album yang bertajuk Glenn dengan bermodalkan 8 buah lagu. Dalam album ini terdapat 3 buah lagu yang sering dinyanyikan Glenn yaitu Kau dan Cukup Sudah serta Mobil Mama yang menjadi hits di Malaysia.[1]

Album kedua diluncurkan pada tahun 2000 dengan judul Kembali. Dalam album ini terdapat beberapa hits seperti Salam bagi Sahabat dan Kasih Putih. Seperti album perdananya, album ini masih bernaung di bawah Sony Music Indonesia dengan produser Aminoto Kosin. Album ini pun bernasib sama seperti album sebelumnya, meskipun cukup dikenal, namun kedua album Glenn ini belum memenuhi keinginan major label baik itu dari segi popularitas maupun penjualan.[1]

Tahun 2000 Glenn diberi penghargaan di Malaysia (album Indonesia terbaik) dan Singapura (lagu terbaik pilihan pendengar). Pada Anugerah Musik Indonesia setahun kemudian, Glenn meraih penghargaan kategori lagu terbaik dan penyanyi pria terbaik kategori musik R&B.[1]

Ditahun yang sama, ia membentuk sebuah grup vokal bernama Berlima merupakan kumpulan para penyanyi pria berdarah indonesia timur ini terdiri dari Andre Hehanussa, Edo Kondologit, Rio Febrian, dan Frans Mohede merupakan satu-satunya anggota bukan berasal dari latarbelakang penyanyi pria dan ia juga dikenal sebagai anggota grup vokal Lingua, Pada tahun 2017, kabar Berlima ingin menghidupkan kembali disampaikan oleh melalui postingan sosial media instagram Frans Mohede, namun sayang realisasinya tidak terwujud hingga akhir hayatnya.[butuh rujukan] Pada tahun 2020, baru terungkap, ia menginginkan Berlima reuni di Konferensi Musik Indonesia di Ambon disampaikan melalui postingan sosial media instagram Frans Mohede, salah satu proyek ia belum kesampaian hingga akhir hayatnya.[butuh rujukan]

Dengan keraguan besar dari pihak label, Glenn yang beragama Kristen ini meluncurkan album ketiganya bertajuk Selamat Pagi, Dunia! (2003). Tak dinyana banyak hits yang muncul dari album ini. Hits yang paling mengguncang Indonesia adalah lagu Januari. Keberhasilan album ini membuat pihak Sony Music Indonesia membuat album repackage tahun 2004, dikemas dengan bonus VCD karaoke dan unplugged live performance.[1]

Pada tahun 2004, Glenn ikut serta dalam album milik Erwin Gutawa bertajuk Salute to Koes Plus/Bersaudara. Dia menyanyikan Dunia & Mari-mari dalam album tersebut.[1]

Tahun 2005, Glenn ditawari untuk membuat satu album sebagai soundtrack dari film baru Cinta Silver. Satu tahun kemudian Glenn mengeluarkan album lagi sebagai penghargaan dan rasa hormatnya kepada musisi-musisi terdahulu, bertajuk Aku & Wanita.[1] Pada tahun yang sama Glenn meluncurkan album ketujuh dengan judul Terang. Kemasan suguhan terbaru dari Glenn ini adalah album yang bernuansa Natal dikarenakan berbarengan dengan Natal 2006.[1] Tahun 2007 Glenn kembali mengeluarkan album terbarunya. Bertajuk Happy Sunday, album ini diklaim sebagai wahana dalam memancarkan spirit baru memandang kehidupan secara global melalui musik.[1]

Glenn juga peduli terhadap lingkungan. Hal ini dibuktikannya saat berpartisipasi dalam konser amal bertajuk Soul for Indonesian Earth, sebagai penghargaan akan bumi, pada tanggal 7 Juli 2007.[2]

Glenn menjadi pembimbing bagi grup vokal Pasto dalam sebuah acara pencarian bakat di Trans TV. Pasto memenangi kontes tersebut.

Pada awal tahun 2005, Glenn menciptakan lagu Kita untuk Mereka, yang didedikasikan untuk korban tsunami di Aceh. Lagu tersebut dinyanyikan oleh kelompok Indonesian Voices, terdiri dari penyanyi-penyanyi Indonesia termasuk Glenn, yaitu Gito Rollies, Harvey Malaiholo, Rio Febrian, Duta Sheila on 7, Fadly Padi, Kikan Cokelat, Ahmad Albar, Vina Panduwinata, Baim, Delon, Tia AFI, Ruth Sahanaya, Syahrani, Ubiet, dan lain-lain. Bersama dengan Indonesian Voices, Glenn ikut menyanyikan lagu Rumah Kita dalam album Tribute untuk Ian Antono.[1]

Dinamika perjalanan karier Glenn terus berlanjut lewat Trio Lestari yang dibentuk pada 2011, bersama Sandhy Sondoro dan Tompi.[3] Glenn pernah pula berperan sebagai aktor pendukung dalam sebuah film kontroversial bernuansa toleransi berjudul Tanda Tanya di bawah rumah produksi sutradara Hanung Bramantyo. Ini merupakan film layar lebar pertama Glenn.[4]

Akhir tahun 2011, Glenn berkolaborasi dengan Ras Muhamad membuat lagu berjudul Tanah Perjanjian, lagu ini bercerita tentang keprihatinannya terhadap permasalahan di Papua. Lagu ini dibagikan secara gratis melalui situs resmi Rolling Stone Indonesia.[5]

Pada tanggal 2 September 2012, Glenn menyuguhkan konser Cinta Beta dalam rangka merayakan 17 tahun kariernya dalam industri musik Indonesia. Diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Di dalam konser ini Glenn mengajak penontonnya kembali menaruh perhatian serius pada Timur Indonesia. Dari konsep hingga artis pendukung pun memang dibuat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh Glenn dalam pagelaran musiknya ini. Lebih dari 5000 penonton hadir pada malam itu.

Setelah 3 tahun Glenn disibukkan dengan minat barunya sebagai produser film Cahaya dari Timur: Beta Maluku, Filosofi Kopi dan Surat dari Praha, pada tahun 2015 Glenn menyelenggarakan tur 20 kota dan sebuah konser besar dalam merayakan 20 tahun Ia berkarya. Tanggal 17 Oktober 2015, Istora Senayan menjadi saksi bersejarah buat Glenn dan musik Indonesia. Salah satu konser terbaik pada tahun 2015. Seperti biasa di dalam setiap konsernya, Glenn selalu mempunyai pesan. Kali ini Ia mengangkat pesan musik 90an, masa ia tumbuh dan berkembang pada era musik itu. Ia pun mengajak Funk Section sebagai salah satu kejutan bagi para penonton. Dan lagi-lagi penonton yang hadir lebih dari 7000 orang malam itu.[6]

Salah satu musisi yang dikagumi bahkan disebut sebagai pahlawan oleh Glenn sejak belia adalah Ruth Sahanaya. Pada tahun 2016 ketika Mama Uthe (biasa dipanggil oleh kerabat dekatnya) merayakan 30 tahun berkaryanya, Glenn merayakan ulang tahun dengan menyelanggarakan konser bertajuk Tanda Mata Glenn Fredly untuk Ruth Sahanaya pada 30 September 2016 di Balai Sarbini, Jakarta. Begitu bermakna sosok Ruth Sahanaya dalam kehidupan dan karier musik Glenn. Baik itu sebagai motivasi maupun sosok idola. Konser ini pun membawa pesan regenerasi dan kepedulian Glenn terhadap industri musik Indonesia.[7]

Pada 30 September 2017, Glenn kembali membuat Konser #TNDMT untuk Slank di Gandaria City Hall, Mall Gandaria City, Jakarta. Glenn menggandeng sederet musisi lintas-genre seperti Dewa Budjana, Bonita, Tompi, Idang Rasjidi, Bertha, Harry Pochang, Yacko, Young Lex, Mondo Gascaro, Trie Utami, hingga Yopie Latul. Konser tersebut juga diramaikan oleh komika Sakdiyah Ma'ruf serta Najwa Shihab.[8]

Glenn sekarang mempunyai label musik sendiri yang bernama Musik Bagus yang sudah memproduksi beberapa musisi baru yaitu Yura Yunita, Gilbert Pohan, dan Tiara Degrasia. Tahun 2017, salah satu agenda Glenn adalah merilis album pertama Tiara di bawah label Musik Bagus.

Citra publik sunting

Glenn terkenal sebagai musisi sangat idealis dalam berkarya, karena ia berani menyuarakan isu toleransi disetiap konsernya, serta ia sangat peduli terhadap masyarakat Indonesia Timur, terlihat sering terlibat proyek berkaitan dengan Indonesia Timur, serta beberapa kali berkolaborasi dengan beberapa musisi berdarah Indonesia Timur, salah satunya ia membentuk grup vokal Berlima.[9] Selain itu, ia juga sering terlibat aktif di kegiatan sosial berkaitan dengan isu HAM dan toleransi disetiap kesempatan tersebut.[10]

Selain itu, Glenn juga dikenal sebagai musisi sangat terang - terangan menolak tren maupun sistem di industri musik Indonesia dianggap tidak memihak dengan pelaku industri musik, serta dikenal juga sebagai musisi sangat peduli terhadap perkembangan industri musik Indonesia, terutama berkaitan masalah hak cipta dan royalti, terlihat sering terlibat sebagai pembicara maupun sering berpartisipasi berkaitan perkembangan industri musik Indonesia.[11] Selain itu, Glenn juga diikenal dengan prinsipnya selama ini, yakni idealis kompromis salah satunya, prinsip tersebut hampir sama dengan Lingua, namun prinsip tersebut justru lebih terbuka[12] menurut pengakuan dari Jan Djuhana. Ia mengatakan. "Glenn akan terus bisa diterima pasar asalkan ia bisa menyelaraskan idealisme bermusiknya dengan dunia industri yang notabene mengambil indikator selera pasar. Idealis yang kompromis."[12]

Komedian sekaligus penyanyi Gugum Project P merupakan sosok yang sering diidentikkan dengan sosok Glenn. Hal itu juga dibuktikan dalam lirik lagu "Bukan Superstar" dalam album Top Of The Pop yakni "Kata orang, ku mirip Glenn Fredly. Suara merdu, wanita jatuh hati".

Warisan sunting

Glenn Fredly sudah disebut penyanyi "legendaris" oleh sebagian besar pernah bekerjasama dengannya, seperti Dewi Perssik, Rio Febrian, dan Tompi.[13] Selain itu, ia juga dikenal sebagai musisi menolak secara terang - terangan terhadap industri musik indonesia dengan Prinsip selama ini, yakni idealis kompromis salah satu prinsip selama ini.[12] Prinsip tersebut hampir sama dengan Lingua terkenal dengan sangat keras terhadap perkembangan industri musik indonesia tidak sesuai prinsip mereka, namun prinsip tersebut sedikit berbeda,[12] yakni ia sangat terbuka terhadap perkembangan industri musik indonesia tanpa menghilangkan prinsip tersebut.[12] Salah satunya ia sering aktif kegiatan berkaitan dengan hak musisi mengenai hak royalti, salah satunya sering menjadi pembicara.[11]

Kehidupan pribadi sunting

Glenn Fredly menikah dengan penyanyi Dewi Sandra pada tanggal 3 April 2006, namun bercerai pada 27 Agustus 2009. Glenn kemudian menikah lagi dengan pedangdut muda, Mutia Ayu pada 19 Agustus 2019.[14] Dari pernikahan keduanya, Glenn dan Mutia dikaruniai seorang anak, Gewa Atlana Syamayim Latuihamallo, yang lahir pada 28 Februari 2020.[15]

Kematian sunting

Glenn Fredly meninggal dunia pada Rabu, 8 April 2020 pukul 18.00 WIB di Rumah Sakit Setia Mitra, Fatmawati (Cilandak Barat), Jakarta Selatan pada usia 44 tahun.[16][17] Glenn meninggal dunia akibat penyakit meningitis yang dideritanya.[18] Glenn dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Filmografi sunting

Film sunting

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Peran Keterangan
Aktor Komponis Produser
2011 ? Ya Tidak Tidak Doni
2014 Cahaya dari Timur: Beta Maluku Ya Tidak Ya Sufyan Lestaluhu
2015 Filosofi Kopi Tidak Ya Co-producer N/A
2016 Surat dari Praha Tidak Ya Produser eksekutif
2019 Pretty Boys Ya Tidak Tidak Seniman jalanan
Keterangan
  • N/A : Not Available

Diskografi sunting

Penghargaan dan nominasi sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k "Glenn Fredly: Profil". KapanLagi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  2. ^ "Glenn Fredly, Konser Peduli 'Global Warning'". KapanLagi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  3. ^ "Trio Lestari, Area 'Bermain' Glenn Fredly". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  4. ^ Kompasiana.com (2020-04-10). "Glenn Fredly dan Film "Tanda Tanya"". KOMPASIANA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  5. ^ BeritaSatu.com. "Pesan Perubahan untuk Kaum Galau dari Glenn Fredly". beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  6. ^ "Glenn Fredly dan Karya di Belakang Layar Lebar Indonesia". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  7. ^ Fimela.com (2016-10-03). "Ruth Sahanaya Terkesan oleh Konser Perayaan 30 Tahun Karirnya". fimela.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-22. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  8. ^ Yuniar, Nanien. Tarmizi, Tasrief, ed. "Sebuah Tanda Mata Glenn Fredly untuk Slank". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-19. Diakses tanggal 2017-10-01. 
  9. ^ "Glenn Fredly Tak Pernah Selesai Mencintai Indonesia". Peran Perempuan (dalam bahasa Inggris). 2020-04-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-30. Diakses tanggal 2022-01-24. 
  10. ^ Rizky, Fahreza (2020-04-09). "KontraS: Glenn Fredly Musisi yang Berpihak pada Kemanusian dan HAM". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-11. Diakses tanggal 2022-01-24. 
  11. ^ a b Junianto, Beno (2018-02-23). "Soal Royalti Hak Cipta Musisi, Apa Kata Glenn Fredly?". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-01-24. 
  12. ^ a b c d e "sehimpun kabar dunia musik: Upaya Glenn Fredly Mereposisi Diri?". sehimpun kabar dunia musik. 2008-06-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-08. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  13. ^ "Perjalanan Karier Glenn Fredly, Vokalis Funk Section - Jadi Penyanyi Legendaris Spesialis Lagu Romantis". KapanLagi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2022-02-20. 
  14. ^ "Dewi Sandra soal Glenn Fredly Menikah: Alhamdulillah". Kumparan. 6 Oktober 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-20. Diakses tanggal 2020-04-11. 
  15. ^ "Dunia Musik Kehilangan Seorang Emas". Kompas. 9 April 2020. hlm. 5. 
  16. ^ "Glenn Fredly Meninggal Dunia". CNN Indonesia. 8 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-03. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  17. ^ Kistyarini, ed. (8 April 2020). "Glenn Fredly Meninggal Dunia di RS Setia Mitra Fatmawati". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-09. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  18. ^ "Glenn Fredly Meninggal karena Sakit Meningitis". Kumparan. 8 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-21. Diakses tanggal 8 April 2020. 
  19. ^ "Glenn Fredly "Perempuanku"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-22. Diakses tanggal 2015-05-22. 

Pranala luar sunting