Gempa (fenomena alam)

Goncangan di permukaan benda langit

Gempa adalah fenomena yang terjadi ketika gelombang seismik merambat ke seluruh bagian bulan, planet, bintang yang pada akhirnya menyebabkan guncangan hebat di permukaannya.[1][2][3] Gempa seperti ini umumnya disebabkan oleh faktor geologi dalam atau peristiwa luar.

Klasifikasi gempa termasuk:

Gempa bumi sunting

Gempa bumi adalah goncangan bumi yang disebabkan oleh gelombang seismik yang bergerak di atas atau di bawah di permukaan bumi dan menyebabkan: patahan permukaan, getaran, likuifaksi, tanah longsor, gempa susulan dan/atau tsunami.[4] Gempa bumi timbul dari pelepasan energi regangan elastis tektonik yang disimpan dalam volume batuan - dengan lempeng cepat pada sesar yang sudah ada atau baru.[5] Gempa bumi menimbulkan tiga efek utama - pecahan patahan (dengan rekahan tambahan), guncangan tanah akibat perambatan gelombang, dan perubahan tegangan (± tekanan fluida) - yang memengaruhi berbagai proses geologi pada jarak yang berbeda-beda.[6] Gempa bumi yang terjadi di bawah laut berpotensi menghasilkan tsunami seperti gempa Aceh-Andaman dan tsunami Samudra Hindia tahun 2004 berkekuatan 9,1 Mw.[7][8][9]

Gempa bulan sunting

Gempa bulan adalah aktivitas seismik yang terjadi di bulan. Gempa bulan yang direkam oleh jaringan seismik Apollo menunjukkan karakteristik sinyal yang berbeda dan berasak dari lima jenis sumber yang awalnya diklasifikasikan sebagai dampak buatan, tabrakan meteoroid, gempa bulan dangkal, gempa bulan dalam, dan peristiwa tak terklasifikasi.[10] Dibandingkan dengan gempa bumi, gempa bulan adalah peristiwa momen seismik kecil, dan akibatnya, gempa bulan yang direkam okeh misi Apollo menghasilkan sinyal kecil, sering kali dengan amplitudo lebih kecil dari suara mikroseismik di Bumi, bahkan di kubah seismik terbaik di Bumi.[11] Gempa bulan yang teramati sebagian besar berukuran kurang dari 3 skala Richter dan yang terbesar tercatat memiliki magnitudo antara 5 dan 5,7.[12] Gempa bulan terkonsentrasi pada kedalaman yang sangat dalam - antara 600 km dan 1000 km - yang lebih dalam dari gempa bumi.[13]

Gempa matahari sunting

Gempa matahari adalah getaran seismik yang terjadi di matahari. Helioseismologi lokal telah mengungkapkan suar yang disertai dengan getaran akustik (gempa matahari) yang menyebar di bawah permukaan yang terlihat. Mekanisme gangguan suar, yang berasal dari atmosfer matahari tinggi, tidak diketahui pasti.[14] Kemajuan terkait gempa matahari sangat signifikan. Sebuah penelitian telah mendemonstrasikan bahwa hanya sebagian kecil, kurang dari 10−3 dari energi suar yang diperlukan untuk memicu transien seismik di fotosfer.[15] Meski begitu, hanya sebagian kecil suar yang dijaitkan dengan gempa matahari.[16]

Referensi sunting

  1. ^ "Faults and Earthquake Geology". www.usgs.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-13. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  2. ^ Greicius, Tony (2018-03-28). "'Marsquakes' Could Shake Up Planetary Science". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-11. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  3. ^ "What Is an Earthquake? | NASA Space Place – NASA Science for Kids". spaceplace.nasa.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  4. ^ "WHO | EARTHQUAKES - Technical Hazard Sheet - Natural Disaster Profile". WHO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-25. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  5. ^ Brace, W. F.; Byerlee, J. D. (1966-08-26). "Stick-Slip as a Mechanism for Earthquakes". Science. 153 (3739): 990–992. doi:10.1126/science.153.3739.990. ISSN 0036-8075. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  6. ^ Sibson, Richard H. (December 2011). "The scope of earthquake geology". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). doi:10.1144/sp359.18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-13. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  7. ^ "Earthquake Geology". Earth Observatory of Singapore (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-02. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  8. ^ "What is it about an earthquake that causes a tsunami?". www.usgs.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-07. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  9. ^ Špičák, Aleš; Vaněk, Jiří (2016-02-01). "Earthquake swarms reveal submarine magma unrest induced by distant mega-earthquakes: Andaman Sea region". Journal of Asian Earth Sciences (dalam bahasa Inggris). 116: 155–163. doi:10.1016/j.jseaes.2015.11.017. ISSN 1367-9120. 
  10. ^ Parker, Charles Thomas; Taylor, Dorothea; Garrity, George M (2003-01-01). "Exemplar Abstract for Rummeliibacillus pycnus (Nakamura et al. 2002) Vaishampayan et al. 2009 and Bacillus pycnus Nakamura et al. 2002". The NamesforLife Abstracts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  11. ^ Lammlein, David R.; Latham, Gary V.; Dorman, James; Nakamura, Yosio; Ewing, Maurice (2014-03-03). 1977, Reviews of Lunar Sciences. Washington, DC: American Geophysical Union. hlm. 1–21. ISBN 978-1-118-78211-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  12. ^ Taylor, Stuart Ross (2007). Encyclopedia of the Solar System. Elsevier. hlm. 227–250. ISBN 978-0-12-088589-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  13. ^ Albee, Arden L. (2003). Encyclopedia of Physical Science and Technology. Elsevier. hlm. 825–837. ISBN 978-0-12-227410-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  14. ^ "ON THE ORIGIN OF A SUNQUAKE DURING THE 2014 MARCH 29 X1 FLARE". THE ASTROPHYSICAL JOURNAL (dalam bahasa Inggris). 2014. doi:10.1088/0004-637x/796/2/85#. 
  15. ^ Donea, A.-C.; Lindsey, C.; Braun, D.C. (2000). "Salinan arsip". Solar Physics. 192 (1/2): 321–333. doi:10.1023/a:1005280327665. ISSN 0038-0938. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  16. ^ Chen, Ruizhu; Zhao, Junwei (2016-10-01). "A Survey of Sunquake Events in Solar Cycle 24": 115. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 2020-12-14. 

Lihat pula sunting