Gelang adalah sebuah perhiasan melingkar yang diselipkan atau dikaitkan pada pergelangan tangan seseorang. Gelang yang melingkar pada pergelangan kaki disebut gelang kaki.

Gelang emas, atribut kepala suku Batak Karo.

Bahan sunting

 
Gelang akar bahar, sebelum 1900.

Secara tradisional, biasanya sebuah gelang dibuat dari logam mulia; seperti emas, perak, platina, atau logam berharga lainnya, serta rangkaian untaian mutiara atau manik-manik. Gelang kadang bertatahkan batu mulia, seperti intan dan permata. Ada pula gelang yang diukirkan dari batuan utuh seperti batu giok. Selain terbuat dari logam atau mineral bebatuan, ada pula gelang yang terbuat dari serat tumbuhan, seperti dari kayu atau akar (misalnya, gelang akar bahar), atau serat tumbuhan yang dianyam dan dijalin.

Saat ini bahan yang digunakan untuk pembuatan gelang cukup beragam, misalnya, besi, baja, perunggu, tembaga, keramik, kaca, biji buah saga, kain, batu, rotan, kayu, bambu, tanduk, kulit, tali, tulang, kerang, karet, plastik, dan masih banyak lagi. Gelang biasanya berbentuk rantai dan kadang-kadang ditambahkan liontin, pendant atau bandul sebagai pemanis.

Sejarah sunting

 
Gelang Mesir Kuno, sekitar 1450 SM.
 
Gelang emas kuno, periode Kekaisaran Akhemeniyah Persia, sekitar 500 SM, Iran.

Gelang sudah ada setua peradaban manusia. Perhiasan zaman prasejarah berupa manik-manik batu kemungkinan besar dijalin sebagai gelang atau kalung. Gelang emas berukir kumbang scarab sudah ada sejak tahun 5000 SM di Mesir Kuno. Gelang-gelang emas juga ditemukan pada peradaban lain, seperti peradaban Babilonia, Persia, Yunani Kuno, Romawi Kuno, India, dan China Kuno.

Di Indonesia, suku bangsa Nusantara seperti Batak, Nias, Dayak, suku di Sumbawa dan lain sebagainya telah mengenal perhiasan seperti gelang, kalung, dan mahkota sebagai bentuk aksesoris penanda status, khususnya bagi raja atau kepala suku. Pada kebudayaan klasik periode Hindu-Buddha Indonesia di pulau Jawa dan Bali, gelang juga merupakan salah satu perhiasan atribut penanda status orang yang mengenakannya. Kaum bangsawan, keluarga raja, dan orang kaya mengenakan gelang emas sebagai perhiasan dan penanda status sosial.

Fungsi gelang sunting

Gelang dapat berfungsi sebagai perhiasan atau sebagai penanda status orang yang mengenakannya. Gelang telah digunakan sepanjang sejarah oleh laki-laki dan perempuan. Digunakan baik sebagai perhiasan atau untuk menandai berbagai perbedaan di banyak kebudayaan. Pada beberapa kebudayaan, gelang dapat menandakan status dan kelas sosial penggunanya. Kaum bangsawan, keluarga raja, atau orang kaya biasanya menggunakan gelang mewah dari logam mulia, seperti emas dan perak dan berhias permata. Dalam kebudayaan Timur Tengah Kuno dan Romawi Kuno, gelang atau kalung pengikat leher khusus dikenakan oleh kaum budak untuk menandai status mereka.

Kini, pada zaman modern gelang dapat juga dicantumkan label, tag, atau lembar yang tertulis identitas orang yang mengenakannya. Penggunaan seperti ini, misalnya, gelang pasien rumah sakit, atau gelang tag pada penonton konser atau tamu klub. Penggunaan kontemporer lainnya, misalnya, gelang persahabatan, gelang yang sama yang dikenakan sepasang atau sekelompok sahabat, atau gelang karet warna-warni yang menunjukkan tema solidaritas tertentu, seperti solidaritas HIV-AIDS, nasionalisme, atau tema solidaritas lainnya.

 
Gelang dari abad 20an di musium mesir

Lihat juga sunting

Referensi sunting


Pranala luar sunting