Garis suksesi takhta Liechtenstein

Suksesi tahta Liechtenstein diatur oleh hukum wangsa Keluarga Kepangeranan Liechtenstein, yang memegang asas primogenitur agnatik. Pada 2004, kepala negara Hans-Adam II, yang secara terbuka menanggapi kritikan dari PBB yang menegur diskriminasi pengecualian perempuan dari garis suksesi, menyatakan bahwa kekuasaan tersebut lebih tua ketimbang negara itu sendiri.

Pangeran Karl I, yang mendirikan primogenitur
Pangeran Johann I Joseph, yang mengesahkan keturunan patrilineal laki-laki yang layak menjadi penerus
Pangeran Hans-Adam II, penguasa monarki saat ini

Garis suksesi sunting

  •   Pangeran Johann I Josef (1760–1836)
    •   Pangeran Alois II (1796–1858)
    • Pangeran Franz de Paula (1802–1887)
      • Pangeran Alfred (1842–1907)
        • Pangeran Alois (1869–1955)
        • Pangeran Johannes (1873–1959)
          • Pangeran Alfred (1907–1991)
            • (20) Pangeran Franz (l. 1935)
              • (21) Pangeran Alfred (l. 1972)
                • (22) Pangeran Franz (l. 2009)
              • (23) Pangeran Lukas (l. 1974)
            • Pangeran Friedrich (1937–2010)
              • (24) Pangeran Emanuel (l. 1978)
                • (25) Pangeran Leopold (l. 2010)
                • (26) Pangeran Heinrich (l. 2012)
              • (27) Pangeran Ulrich (l. 1983)
            • (28) Pangeran Anton (l. 1940)
              • (29) Pangeran Georg (l. 1977)
          • Pangeran Johannes (1910–1975)
            • (30) Pangeran Eugen (l. 1939)
              • (31) Pangeran Johannes (l. 1969)
        • Pangeran Alfred (1875–1930)
          • Pangeran Hans-Moritz (1914–2004)
            • (32) Pangeran Gundakar (b. 1949)
              • (33) Pangeran Johann (b. 1993)
              • (34) Pangeran Gabriel (l. 1998)
            • (35) Pangeran Alfred (l. 1951)
            • (36) Pangeran Karl (l. 1955)
            • (37) Pangeran Hugo (l. 1964)
          • Pangeran Heinrich (1916–1991)
            • (38) Pangeran Michael (l. 1951)
            • (39) Pangeran Christof (l. 1956)
            • (40) Pangeran Karl (l. 1957)
        • Pangeran Karl Aloys (1878–1955)
          • (41) Pangeran Wolfgang (l. 1934)
            • (42) Pangeran Leopold (l. 1978)
              • (43) Pangeran Lorenz (l. 2012)
    • Pangeran Eduard Franz (1809–1864)
      • Pangeran Aloys (1840–1885)
        • Pangeran Friedrich (1871–1959)
          • Pangeran Aloys (1898–1943)
            • Pangeran Luitpold (1940–2016)
              • (44) Pangeran Carl (l. 1978)
          • Pangeran Alfred (1900–1972)
            • Pangeran Alexander (1929–2012)
              • (45) Pangeran Christian (l. 1961)
                • (46) Pangeran Augustinus (l. 1992)
                • (47) Pangeran Johannes (l. 1995)
              • (48) Pangeran Stefan (l. 1961)
                • (49) Pangeran Lukas (l. 1990)
                • (50) Pangeran Konrad (l. 1992)
              • (51) Pangeran Emanuel (l. 1964)
                • (52) Pangeran Josef (l. 1998)

Tuduhan diskriminasi sunting

Pada 2004, Perserikatan Bangsa-Bangsa mempertanyakan kelayakan primogenitur agnatik, yang melarang wanita menjadi kepala negara Liechtenstein, dengan Konvenan Hak Sipil dan Politik Internasional[1] dan kemudian melayangkan teguran terhadap hal tersebut.[1] Dalam menanggapi tuntutan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kesetaraan gender pada 2007, Pangeran Hans-Adam II menjelaskan bahwa hukum suksesi tersebut lebih tua ketimbang Kepangeranan Liechtenstein itu sendiri dan telah menjadi tradisi keluarga sehingga tak berdampak pada masyarakat di negara tersebut; Konstitusi Liechtenstein menyatakan bahwa suksesi tahta merupakan urusan pribadi keluarga.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b Report of the Human Rights Committee: Vol. 1: Seventy-ninth session (20 October - 7 November 2003); eightieth session (15 March - 2 April 2004); eighty-first session (5-30 July 2004). United Nations Publications. 2004. ISBN 9218101722. 
  2. ^ Pancevski, Bojan (19 November 2007). "No princesses: it's men only on this throne". The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-19. Diakses tanggal 16 February 2013.