Friedrich List
Friedrich List (1789-1846) adalah seorang ekonom berkebangsaan Jerman.[1] List dikenal sebagai salah satu teoris perdagangan yang berpengaruh, dan sebagai yang pertama kali mempopulerkan teori industri muda.[2]
 | |
| Nama dalam bahasa asli | (de) Daniel Friedrich List |
|---|---|
| Biografi | |
| Kelahiran | 6 Agustus 1789 Reutlingen |
| Kematian | 30 November 1846 (57 tahun) Kufstein |
| Data pribadi | |
| Pendidikan | Friedrich-List-Gymnasium Reutlingen (en) |
| Kegiatan | |
| Spesialisasi | Ekonomi |
| Pekerjaan | ekonom, diplomat, politikus, pengusaha, dosen, wartawan, penulis |
| Bekerja di | Universitas Eberhard Karl Tübingen |
List dilahirkan di Reutlingen, Jerman Selatan, dan bekerja sebagai pegawai pemerintah di provinsi Württemberg.[2] Pada tahun 1817, ia ditunjuk sebagai pengajar mata kuliah administrasi di Universitas Tübingen.[2] List, secara aktif, mengambil peran dalam pergerakan penghapusan tugas internal di Jerman, dan dilantik sebagai anggota Komite Kekaisaran.[2] Karena keyakinan politiknya yang berlawanan dengan sistem yang berlaku saat itu, ia dipecat dari universitas, dikeluarkan dari Komite Kekaisaran, dan dijatuhkan tuduhan penghianatan.[2] List dihukum untuk menjalani kerja paksa selama 10 bulan, sebelum akhirnya pergi ke Amerika Serikat pada tahun 1925.[2] Ia kembali ke Jerman pada tahun 1930, dan karena sempat tinggal di Amerika Serikat, List ditunjuk sebagai duta besar Amerika Serikat di Leipzig.[2] Di Leipzig ia kembali memperjuangkan unifikasi ekonomi dan politik Jerman.[2] Kesulitan ekonomi, kekecewaan politik, dan kesehatan yang buruk, menyebabkan Friedrich List mengalami depresi. Depresi tersebut berujung dengan List yang mengakhiri nyawanya sendiri pada tahun 1946.[2]
Referensi sunting
- ^ (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve
- ^ a b c d e f g h i (Inggris)Levi-Faur D. 1997. Friedrich List and the political economy of the nation-state. Review of International Political Economy 4(1): 154-178.