Fordisme, diambil dari nama Henry Ford, adalah konsep sistem ekonomi dan sosial modern yang bergantung pada produksi massal dalam skala industri dengan standar tertentu. Konsep ini digunakan di berbagai teori sosial dan studi manajemen mengenai produksi dan fenomena sosial-ekonomi lainnya.[1] Konsep ini juga terkait dengan konsumsi massal dan perubahan kondisi kerja seiring waktu. Pandangan teoretis saat ini sepakat bahwa Fordisme sudah tergantikan atau masih ada dalam bentuk yang berbeda.

Kata Pengantar sunting

Fordisme adalah "sistem produksi yang dirancang untuk menghasilkan barang yang sama berbiaya rendah dan memberi pekerjanya upah yang cukup untuk membeli barang tersebut".[2] Fordisme juga disebut sebagai "model perluasan ekonomi dan kemajuan teknologi yang bergantung pada produksi massal: pembuatan produk yang sama berjumlah banyak menggunakan mesin khusus dan tenaga kerja tak berketerampilan".[3] Meski Fordisme merupakan metode yang dipakai untuk meningkatkan produktivitas dalam industri otomotif, prinsip ini dapat dipakai di berbagai proses produksi atau manufaktur. Fordisme bergantung pada tiga prinsip utama:

  1. Standardisasi produk (tidak ada yang dibuat sendiri; semua dibuat dengan mesin dan disusun oleh pekerja tak berketerampilan)
  2. Penerapan jalur perakitan yang menggunakan alat dan/atau perlengkapan khusus sehingga pekerja tak berketerampilan dapat membantu mewujudkan produk akhirnya
  3. Pekerja mendapat upah tinggi sehingga mereka dapat membeli produk yang mereka buat.[3]

Prinsip-prinsip tersebut, ditambah revolusi teknologi pada zaman Henry Ford, mewujudkan jenis tenaga kerja impiannya. Jalur perakitan Ford memang revolusioner, tetapi bukan yang pertama. Kontribusi murni Ford bagi dunia modern adalah memecah pekerjaan rumit menjadi beberapa pekerjaan sederhana dengan bantuan peralatan khusus.[4] Pekerjaan yang lebih sederhana menghasilkan bagian-bagian yang dapat digunakan kapan saja.[5] Hal ini memungkinkan terjadinya fleksibilitas yang mudah beradaptasi, menciptakan jalur perakitan yang mampu mengganti komponen tertentu demi memenuhi kebutuhan produk yang sedang dirakit.[4] Kenyataannya, jalur perakitan sudah ada sebelum zaman Ford, tetapi tidak seefektif rancangan Ford. Ford berhasil melihat potensi, membaginya menjadi beberapa potongan kecil, lalu dibangun lagi dengan cara yang lebih efektif dan produktif, lantas menciptakan metode yang optimal di dunia nyata.[4] Keuntungan besar dari perubahan tersebut adalah perusahaan dapat memangkas jumlah pekerja, meniadakan keterampilan (deskill) pekerja, dan mengurangi biaya produksi.[4] Ada empat level Fordisme menurut Bob Jessop.[6]

Pasca-Fordisme sunting

 
Teknologi informasi, pekerjaan kerah putih, dan spesialisasi adalah ciri-ciri pos-Fordisme.

Masa setelah Fordisme dijuluki Pasca-Fordis dan Neo-Fordis. Pasca-Fordis berarti kapitalisme global telah berhenti menerapkan Fordisme (menyelesaikan masalah inkonsistensi Fordisme), sedangkan Neo-Fordis berarti elemen-elemen pengembalian aset a la Fordis masih terus diterapkan. The Regulation School memilih istilah Pasca-Fordisme (atau Après-Fordisme) untuk menunjukkan bahwa konsep yang muncul setelah Fordisme masih belum jelas.[7]

Di negara-negara pasca-Fordis:[7]

  • Teknologi informasi canggih sangat penting.
  • Produk dipasarkan ke pasar niche alih-alih disebarkan menurut pola konsumsi massal berdasarkan kelas sosial.
  • Industri jasa mendominasi industri produksi.
  • Angkatan kerja mengalami feminisasi.
  • Pasar keuangan mengalami globalisasi.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Fordism & Postfordism, www.willamette.edu, diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-12, diakses tanggal 2008-12-26 
  2. ^ De Grazia 2005. p. 4.
  3. ^ a b Tolliday, Steven & Zeitlin, Jonathan. The Automobile Industry and its Workers: Between Fordism and Flexibility, St.Martin's Press (New York: 1987) pp. 1-2.
  4. ^ a b c d Edited by; Burrows, Rober; Gilbert, Nigel; Pollert, Anna. Fordism and Flexibility: Divisions and Change St. Martin's Press (New York: 1992)pp.13-17.
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-19. Diakses tanggal 2015-04-27. 
  6. ^ Jessop, Bob (1992), "Fordism and post-fordism: A critical reformulation", dalam Storper, M; Scott, A J, Pathways to industrialization and regional development, London: Routledge, hlm. 42–62 
  7. ^ a b Hall, S. Brave new world. Marxism Today, October 1988, page 24.

Daftar pustaka sunting

  • Antonio, Robert J. and Bonanno, Alessandro. "A New Global Capitalism? From 'Americanism and Fordism' to 'Americanization-globalization.'" American Studies 2000 41(2-3): 33-77. ISSN 0026-3079.
  • Banta, Martha. Taylored Lives: Narrative Production in the Age of Taylor, Veblen, and Ford. U. of Chicago Press, 1993. 431 pp.
  • De Grazia, Victoria (2005), Irresistible Empire: America's Advance Through 20th-Century Europe, Cambridge: Belknap Press of Harvard University Press, ISBN 0-674-01672-6 
  • Baca, George. "Legends of Fordism." Social Analysis Fall 2004: 171-180.
  • Doray, Bernard (1988). From Taylorism to Fordism: A Rational Madness.
  • Holden, Len. "Fording the Atlantic: Ford and Fordism in Europe" in Business History Volume 47, #1 January 2005 pp 122–127.
  • Hounshell, David A. (1984), From the American System to Mass Production, 1800-1932: The Development of Manufacturing Technology in the United States, Baltimore, Maryland: Johns Hopkins University Press, ISBN 978-0-8018-2975-8, LCCN 83016269 
  • Hughes, Thomas P. (2004). American Genesis: A Century of Invention and Technological Enthusiasm 1870-1970. 2nd ed. The University of Chicago Press. [1] Diarsipkan 2023-07-23 di Wayback Machine.
  • Jenson, Jane. "'Different' but Not 'Exceptional': Canada's Permeable Fordism," Canadian Review of Sociology and Anthropology, Vol. 26, 1989
  • Koch, Max. (2006). Roads to Post-Fordism: Labour Markets and Social Structures in Europe
  • Ling, Peter J. America and the Automobile: Technology, Reform, and Social Change chapter on "Fordism and the Architecture of Production"
  • Maier, Charles S. "Between Taylorism and Technocracy: European Ideologies and the Vision of Industrial Productivity." Journal of Contemporary History (1970) 5(2): 27-61. Issn: 0022-0094 Fulltext online at Jstor
  • Mary Nolan; Visions of Modernity: American Business and the Modernization of Germany Oxford University Press, 1994 online Diarsipkan 2011-11-17 di Wayback Machine.
  • Mead, Walter Russell. "The Decline of Fordism and the Challenge to American Power." New Perspectives Quarterly; Summer 2004: 53-61.
  • Spode, Hasso: "Fordism, Mass Tourism and the Third Reich." Journal of Social History 38(2004): 127-155.
  • Pietrykowski, Bruce. "Fordism at Ford: Spatial Decentralization and Labor Segmentation at the Ford Motor Company, 1920–1950," Economic Geography, Vol. 71, (1995) 383-401 online Diarsipkan 2011-11-17 di Wayback Machine.
  • Roediger, David, ed. "Americanism and Fordism - American Style: Kate Richards O'hare's 'Has Henry Ford Made Good?'" Labor History 1988 29(2): 241-252. Socialist praise for Ford in 1916 .
  • Shiomi, Haruhito and Wada, Kazuo. (1995). Fordism Transformed: The Development of Production Methods in the Automobile Industry Oxford University Press.
  • Tolliday, Steven and Zeitlin, Jonathan eds. (1987) The Automobile Industry and Its Workers: Between Fordism and Flexibility Comparative analysis of developments in Europe, Asia, and the United States from the late 19th century to the mid-1980s.
  • Watts, Steven. (2005). The People's Tycoon: Henry Ford and the American Century.
  • Williams, Karel, Colin Haslam and John Williams, "Ford versus `Fordism': The Beginning of Mass Production?" Work, Employment & Society, Vol. 6, No. 4, 517-555 (1992). Stress on Ford's flexibility and commitment to continuous improvements.
  • Gielen, Pascal. (2009). The Murmuring of the Artistic Mutitude. Global Art, Memory and Post-Fordism. Valiz: Amsterdam.

Templat:Henry Ford