Fenomena viral atau fenomena tular merupakan objek atau pola yang dapat menggandakan diri atau mengubah objek lain menjadi salinan dirinya sendiri saat objek tersebut terpapar dengan objek tersebut. Fenomena ini mendapatkan nama dari bagaimana virus dapat menyebarkan dirinya sendiri. Cara ini menjadi cara yang umum bagaimana pikiran, informasi, dan tren bergerak menuju dan melalui suatu populasi manusia.

"Media viral" merupakan istilah umum yang mendapatkan kepopuleran saat kebangkitan cepat jejaring sosial bersamaan dengan kemunduran periklanan dan pemirsa media siar.[1] Berbeda dengan "media penyebaran", "media viral" menggunakan metafora "penularan" dan "pencemaran", dalam artian pemirsa berperan sebagai pembawa pasif ketimbang sebagai pemeran aktif untuk "menyebarkan" isi.[1] Meme dapat dianggap sebagai contoh terbaik pola informasi viral.

Sejarah istilah sunting

Meme sunting

Richard Dawkins menciptakan istilah "meme" pada tahun 1976 dalam bukunya The Selfish Gene. Sepertinya yang ditulis oleh Richard Dawkins, meme merupakan satuan makna budaya, seperti gagasan atau nilai, yang diteruskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Suatu meme merupakan pasangan budaya untuk unit keturunan fisik, gen.[2] Dia menyatakan bahwa kepercayaan merupakan suatu meme karena diteruskan dari generasi ke generasi yang lain.

Suatu Meme Internet merupakan suatu fenomena budaya yang menyebar dari satu orang ke orang yang lain melalui penggunaan Internet. Melalui penyebaran Meme Internet, dapat diketahui pergerakan penyebaran budaya, khususnya sesuatu yang tampak sepele dan tidak berbahaya menyebar dan terhenti dengan sangat cepat.[1] Lauren Ancel Meyers, seorang profesor biologi dari Universitas Texas, mengatakan bahwa "penyebaran meme melalui jejaring sosial daring mirip dengan bagaimana penyakit menyebar melalui populasi luring".

Viral sunting

Douglas Rushkoff menciptakan istilah "virus media" atau "media viral" dan menjelaskan ini sebagai salah satu jenis Kuda Troya: "Orang-orang ditipu agar meneruskan agenda tersembunyi ketika meneruskan konten menarik."[1] Dalam tesis Jean Baudrillard tahun 1981, Simulacra and Simulation, sang filsuf menjabarkan An American Family, dianggap sebagai serial televisi "realita" pertama, sebagai penanda masa baru media televisi memiliki "kehadiran yang viral, endemis, kronis, mengkhawatirkan".[3]

Sejarah berbagi isi sunting

Awal sejarah sunting

 
Gadis Berkerudung Merah merupakan salah satu contoh cerita rakyat

Sebelum budaya tulis dan saat kebanyakan masyarakat masih buta huruf, kebanyakan penyebaran meme dilakukan secara mulut ke mulut seperti cerita rakyat, lagu rakyat, dan pantun, yang berkembang seiring dengan waktu saat pengulangan memberikan kesempatan untuk mengubah cerita. Media cetak menyediakan cari termudah untuk menyalin teks tertulis dibandingkan dengan cara kasar menyalin dengan tangan suatu naskah. Suatu penelitian tentang koran di Amerika Serikat pada tahun 1800-an menemukan cerita tentang manusia dan "kabar yang dapat Anda gunakan" serta brosur (walaupun istilah tersebut belum ditemukan) beredar secara nasional saat antar koran lokal salin salin-menyalin muatan dan menentukan isi berita mana yang dicetak ulang.[4] Surat berantai disebarkan melalui surat pos sepanjang tahun 1900-an.

Legenda urban juga dimulai dari meme mulut-ke-mulut. Pemberitaan palsu merupakan contoh dari kabar palsu yang masyarakat konsumsi, dan, seperti legenda urban, kadang meraih ketenaran yang tidak baik. Perbedaan dengan legenda urban adalah legenda urban memperdaya secara tidak sengaja, sedangkan pemberitaan palsu dilakukan dengan sengaja.[5]

Meme Internet sunting

Pembuatan Internet memungkinkan pengguna memilih dan membagikan isi dengan yang lain secara elektronik. Hal ini memungkinkan pengendalian yang lebih baru, cepat, dan dapat diakses dengan mudah dalam penyebaran meme. Penerusan surel merupakan intisari dari meme tertulis, sering termasuk lelucon, pemberitaan palsu, penipuan, legenda urban tertulis, pesan politis, dan surat berantai digital. Bila diteruskan secara luas, maka pesan tersebut dapat disebut dengan "surel viral".[6] Penyunting gambar seperti Photoshop dan situs-situs penyunting gambar mempermudah pembuatan aliran makro gambar, di mana gambar yang sama dilapisi dengan ungkapan-ungkapan teks humoris. Jenis ini yang kebanyakan orang anggap sebagai "Meme Internet." Situs berbagi video seperti YouTube memungkinkan video viral ada. Suatu video menjadi viral bila video tersebut mendapatkan jumlah tayang yang cukup besar sebagai penanda pemirsa yang luas. Video viral kadang merupakan suatu pengunggahan amatir, tapi beberapa juga merupakan video yang dibuat secara profesional.

Kadang sangat sulit memperkirakan gambar dan video mana yang akan menjadi viral dengan penyebaran pembagian yang luas. Kadang kemunculan seorang selebriti Internet sangat tidak diduga-duga. Salah satu tercatat contoh video tersebut adalah "Numa Numa", video kamera web Gary Brolsma, saat itu berumur 19 tahun, bernyanyi dan menari lagu pop Romania "Dragostea Din Tei".[7]

Pembagian teks, gambar, dan video (atau tautan ke gambar dan video di situs berbagi) sangat dimudahkan oleh media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Peniruan meme yang menumpang media Internet lain, semisal tagar dan variasi bahasa dengan kesalahan eja dengan sengaja. Kepopuleran dan penyebaran meme Internet telah mendapatkan perhatian para pengiklan. Hal ini menciptakan bidang pemasaran viral. Suatu perusahaan, kelompok, atau seseorang yang ingin pemasaran cepat dan murah kemungkinan membuat suatu tagar, gambar, atau video yang dirancang agar menjadi viral. Banyak percobaan telah gagal, tapi beberapa kiriman yang viral menciptakan banyak publikasi.

Beberapa contoh meme Internet viral, semisal:

Penilaian dari Pengulas sunting

Beberapa pengulas kejadian sosial memiliki padangan negatif terhadap isi dari "viral", walaupun beberapa yang lain memiliki pandangan netral atau merayakan demokratisasi isi dibandingakn dengan penjaga isi dari media lama. Penulis Spreadable Media: Creating Value and Meaning in a Networked Culture menulis: "Gagasan dikirim, sering kali tanpa penilaian kritis, secara luas ke berbagai pikiran, dan aliran tak teratur informasi memilki kaitan dengan 'gagasan buruk' atau 'ragam kerusakan dan kebiasaan bodoh'."[1]:307 Sains fiksi terkadang membicarakan isi dari "viral" dengan "penggambaran (gagasan buruk) yang menyebar seberti kuman."[1]:17 Sebagai contoh, novel tahun 1992, Snow Crash menelusuri implikasi virus-meta memetika kuno dengan virus komputer masa kini:

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d e f Jenkins, Henry; Ford, Sam; Green, Joshua (2013). Spreadable Media: Creating Value and Meaning in a Networked Culture. New York: NYU Press. ISBN 978-0-8147-4350-8. 
  2. ^ "What is Internet meme? - Definition from WhatIs.com". WhatIs.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-25. Diakses tanggal 4 November 2015. 
  3. ^ Baudrillard, Jean (1 Januari 1994). Simulacra and Simulation (edisi ke-reprint). University of Michigan Press. hlm. 30. ISBN 9780472065219. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-20. Diakses tanggal 2017-07-20 – via Google Books. 
  4. ^ "Hot Content Went Viral In The 1800s, Too". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-29. Diakses tanggal 2017-07-24. 
  5. ^ "Hoaxipedia: What is a hoax?". hoaxes.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 4 November 2015. 
  6. ^ Smith, David. "Viral email rocks the world". the Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-21. Diakses tanggal 4 November 2015. 
  7. ^ McCarthy, A. J. (5 Desember 2014). ""Numa Numa," the Original Viral Video, Turns 10". Slate. ISSN 1091-2339. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-21. Diakses tanggal 4 November 2015.