Féng Guózhāng, (7 Januari 1859 – 12 Desember 1919) adalah seorang jenderal dan politisi Tiongkok pada awal Republik Tiongkok. Dia menjabat sebagai Wakil Presiden dan kemudian Presiden Republik Tiongkok. Dia dianggap sebagai pendiri Kelompok Zhili di mana para panglima perang saling bersaing untuk menguasai Tiongkok utara selama era panglima perang yang kacau.

Feng Guozhang
Presiden Republik Tiongkok
Masa jabatan
6 Agustus 1917 - 10 Oktober 1918
Sebelum
Pendahulu
Li Yuanhong
Pengganti
Xu Shichang
Sebelum
Wakil Presiden Republik Tiongkok
Masa jabatan
7 Juni 1916 – 1 Juli 1917
PresidenLi Yuanhong
Sebelum
Pendahulu
Li Yuanhong
Pengganti
posisi dihapuskan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1859-01-07)7 Januari 1859
Hejian, Hebei, Dinasti Qing
Meninggal12 Desember 1919(1919-12-12) (umur 60)
Beijing, Republik Tiongkok
KebangsaanTiongkok
Partai politikKelompok Zhili
Alma materAkademi Militer Baoding
PekerjaanJenderal
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal sunting

Feng Guozhang lahir dari keluarga petani di Hejian, Hebei (saat itu masih disebut provinsi Zhili). Keluarganya berada pada masa-masa sulit dan terpaksa menjual propertinya untuk membiayai pendidikan putra-putranya, namun sebagai putra keempat, Feng tidak dapat menyelesaikan pendidikannya karena biaya.[1] Dia konon terpaksa harus bermain biola di bioskop yang jelek untuk dapat menyambung hidup.[2]

Awal karier sunting

 
Feng Guozhang pada tahun 1911.

Tanpa mendapat banyak bantuan, Feng mendaftar di ketentaraan, lalu menjalani reformasi yang pada akhirnya tercipta lah Tentara Beiyang di bawah komando Yuan Shikai. Feng berprestasi mengagumkan dan mendapat perhatian dari seorang komandan batalyon, yang kemudian merujuknya masuk Akademi Militer Baoding.[2] Di Baoding ini dia menjalin hubungan dengan teman dan sekutu penting yang akan membantunya dengan baik di kemudian hari. Pada tahun 1895 Feng dikirim ke Tokyo untuk bekerja sebagai atase militer dan mendapat perhatian dari Yuan Shikai, yang mulai menatanya untuk menjadi salah satu pendukungnya di dalam Tentara Beiyang. Namun, ketika Yuan dipaksa untuk pensiun pada tahun 1908 oleh para bangsawan Manchu yang takut akan kekuatannya yang semakin besar, Feng berhasil mempertahankan hubungan yang baik dengan kedua belah pihak.[2]

Pada Oktober 1911, setelah pecahnya Pemberontakan Wuchang, ia diperintahkan oleh Lembaga Pemerintah Qing untuk menekan revolusi di Wuhan. Dia menahan Tentara Beiyang sampai Yuan Shikai dikembalikan ke tampuk kekuasaan dan kemudian merebut kota Hankou dan Hanyang dari kaum revolusioner dalam Pertempuran Yangxia. Pada tanggal 14 Oktober ia ditunjuk untuk memimpin Angkatan Darat Kedua (terdiri dari dua divisi) oleh lembaga kekaisaran. Dalam pertempuran itu dia memerintahkan penghancuran kota Hankou. Menuruti perintah dari Yuan Shikai, dia menghentikan laju militer Qing di Wuchang. Yuan kemudian menegosiasikan penurunan takhta Puyi dan menjadi presiden sementara dari Republik Tiongkok yang baru didirikan pada tahun 1912. Feng mengikuti Yuan ke dalam pemerintahan baru dan merasa terhormat atas kontribusinya terhadap Revolusi Xinhai, padahal ia sebenarnya malah berperan aktif dalam menekan revolusi itu.

Politik sunting

Feng memutuskan hubungan dengan Yuan Shikai ketika Yuan berusaha untuk mengangkat dirinya sediri sebagai seorang kaisar. Yuan Shikai menganugerahkan Feng gelar kebangsawanan setingkat Duke, tetapi Feng menolaknya. Yuan kemudian mengirim seorang laksamana untuk membunuh Feng, tetapi malah sang laksamana sendiri yang terbunuh. Setelah itu Feng pindah ke Nanjing, di mana ia bergabung dalam Perang Perlindungan Nasional. Namanya sudah jelas hilang dari daftar calon penerus dalam wasiat Yuan.

Feng kemudian menjabat sebagai wakil presiden Li Yuanhong. Selama pendudukan Beijing oleh Zhang Xun seorang loyalis Qing, Feng menjabat sebagai pelaksana tugas presiden, sebuah posisi yang dijaganya ketika Li secara resmi mengundurkan diri.

Dia dilantik sebagai presiden Republik Tiongkok pada 1 Agustus 1917, tetapi konstitusionalitasnya dipertentangkan (Gerakan Perlindungan Konstitusi) di mana Majelis Nasional juga sudah tidak bersidang lagi untuk mengakuinya.

Pada 14 Agustus, Tiongkok terlibat Perang Dunia I dan berada di pihak Sekutu, setelah semakin banyak bukti tentang dukungan Kekaisaran Jerman kepada kudeta yang dilakukan oleh Zhang mulai terungkap, serta lobi yang intens oleh Perdana Menteri Duan Qirui. Dia mengirim sekitar 135.000 orang dari Batalion Buruh ke Front Barat, Mesopotamia dan Afrika Timur Jerman. Pasukan-pasukan dikirim ke Rusia untuk membantu intervensi Sekutu dalam Perang Saudara Rusia. Sun Yat-sen membentuk pemerintahan tandingan di Guangzhou selama September 1917 dan juga mendeklarasikan perang pada akhir bulan itu dalam sebuah upaya yang gagal untuk mendapatkan pengakuan internasional. Feng ingin menyelesaikan konflik utara-selatan secara damai, yang membuat Duan mengundurkan diri sebagai protes. Karena adanya tekanan dari Kelompok Anhui, ia membawa Duan kembali ke jabatan perdana menteri. Feng menyelesaikan hukuman lima tahun yang dimulai oleh Yuan pada 10 Oktober 1913 hingga 1918, dan meninggal karena penyakit di Beijing.

Dia dimakamkan di Hejian, kota Cangzhou, provinsi Hebei dengan upacara kenegaraan. Setengah abad kemudian makamnya dirusak selama Revolusi Kebudayaan.

Keturunan sunting

  • Feng Gong: seorang aktor Tiongkok, dan juga pementas xiangsheng adalah cicit Feng Guozhang.

Referensi sunting

Feng Guozhang
Jabatan politik
Didahului oleh:
Li Yuanhong
Presiden Republik Tiongkok
17 Juli 1917 – 10 Oktober 1918
Diteruskan oleh:
Xu Shichang